Harry menutup matanya, ia sadar jika dirinya saat ini sudah direndam oleh dalamnya lautan. Tangannya digandeng oleh Louis, untuk memastikan pangerannya dijaga oleh orang yang terpercaya. Walau sudah dijelaskan bahwa sekarang ia bisa bernapas normal, Harry tetap menutup matanya dan menahan napas.
Flora tertawa kecil melihat Harry yang ketakutan, sedangkan Niall saja kini sudah berenang mendahului sedikit lebih jauh dengan beberapa duyung. Meninggalkan Flora, Louis, dan Harry serta beberapa kawan duyung Louis yang lain di belakang, mereka masih menunggu Harry untuk membuka matanya.
"Harry, sampai kapan kau menutup matamu? Buka matamu dan bernapas dengan normal!" ujar Flora.
Harry sontak membuka matanya. "Kau bisa bicara?!"
Lagi, karena kaget ia bisa bicara di dalam air, Harry menutup mulutnya. Menyadari ia baik-baik saja, bahkan saat bernapas di dalam air, ia akhirnya mencoba untuk bernapas normal layaknya di permukaan sana.
"Kita harus terus berenang, atau kita tak akan menggapai gerbang kedua."
Harry mengangguk pelan. "Aku hanya sedikit takut jika aku mati tenggelam."
"Harry, kau bersamaku dan duyung-duyung yang lain. Kau adalah Pangeran Negeri Dongeng, jika kau mati, raja akan menghukum bangsaku."
Harry tersenyum tulus dan kemudian mengikuti arahan Louis. "Terima kasih, Louis."
"Simpan itu, Yang Mulia. Mungkin aku membutuhkan balasannya."
Dengan begitu, ekor Louis berenang menyusuri lautan. Semakin dalam, semakin gelap. Mata manusia Harry, Flora, dan Niall perlahan tak sanggup lagi melihat dalam kegelapan laut dalam. Beruntung Louis dan rekan duyungnya yang lain menggenggam tangan mereka, menuntun mereka ke arah yang dituju.
Hingga sinar hijau akhirnya terlihat oleh mata para manusia mereka. Bibir Harry memisah, menyaksikan pemandangan bawah laut yang ada di depannya.
Sebuah pagar kokoh berdiri di sana. Bahkan ini benar-benar seperti khayalannya yang berlebihan. Seperti melihat gerbang sebuah kerajaan di bawah laut.
"Ini Atlantis? Kita berenang sampai Atlantis?!" ujar Niall tak percaya.
Louis mengangguk pelan. "Ini Atlantis yang sesungguhnya. Yang tidak akan para manusia menemukan ini, karena mereka sepertinya memiliki penelitian tersendiri."
"Lagi pula tempat ini dalam dan gelap sekali. Tidak mungkin kami mampu menembusnya tanpa bantuan kalian."
Dua ekor ikan besar yang tak diketahui jenisnya serta berbentuk aneh tersebut membuka gerbangnya. Mata Harry masih tak bisa berkedip, apakah daerah bawah laut indah yang mereka sebut Atlantis ini juga daerah kerajaannya? Ia hanya seorang mahasiswa 21 tahun yang mendapat kesialan bertubi-tubi hingga dianggap menjadi pangeran atas kegilaan dan khayalan anehnya selama ini.
"Daerah ini adalah daerah sensitif. Manusia tak akan bisa menjangkaunya, tapi jika manusia itu memiliki kepercayaan tinggi akan makhluk-makhluk seperti kami, mereka akan melihat petunjuknya," jelas Louis.
Flora dan Niall tetap berenang, tak terlalu memerhatikan apa yang Louis bicarakan. Lain halnya dengan Harry, ia masih meneliti sejeli mungkin sekelilingnya, sekaligus mendengarkan penjelasan dari Louis.
"Manusia lebih kuat dan sempurna, maka dari itu semua makhluk di dunia ini sepakat untuk memisahkan kehidupan mereka dari para manusia. Manusia tidak akan terbunuh dalam dunia dongeng, begitu juga sebaliknya dengan makhluk dongeng di dunia manusia."
Niall menghela napasnya lega. Dapat terlihat jelas raut wajah bahagia Niall. "Beruntung, jadi aku masih bisa kembali dengan selamat ke dunia manusia nanti, bukan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Utopian
FanficNegeri dongeng adalah sebuah tempat di mana kau akan menemukan banyak sekali makhluk khayalan yang sejatinya tidak nyata. Tempat di mana anak-anak kecil menemukan kebahagiaan dalam mimpinya. Juga tempat di mana segala sesuatunya dapat menjadi kenyat...