T O.

143 14 3
                                    

       

"I knew you were trouble when you walked in."

"Retis here, Pap

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




"Retis here, Pap."

Nara menikmati makan malamnya sembari sesekali mencuri pandang pada Retis yang tengah menerima panggilan di ponselnya. Itu pasti Papanya. Seperti sebuah lagu wajib, melakukan panggilan pada jam makan malam untuk memastikan Retis dan Nara baik-baik saja sata sang orang tua melakukan perjalanan bisnisnya.

"We are having dinner at home. Ya, I did, don't worry."

"Apa?" gumam Nara ketika mendengar Retis bergumam padanya.

"Sakit kepala?"

Nara mengedik acuh, lantas menyahut. "Normal, its my first day period."

Retis mengangguk lantas kembali bicara pada ponselnya. "You heard, it just her first day period, all is good. Mam, I did great, trust me. Okay, I love you. Ya, see you both at home."

Setelah bergumam entah apa, Retis lantas kembali meletakkan ponselnya di atas meja. Tangannya meraih sampanye dan menyesapnya perlahan.

"How are they?"

"Good. Too much worrying the one and only daughter in family."

Nara menyeka sudut bibirnya lantas berucap. "Itu wajib hukumnya. Aku kan harta paling berharga di keluarga ini!"

"Whatever, lilgurl. Sudah selesai?"

"Jadi malam ini kita bakal ngapain? Drift or streetball?"

Retis tersenyum kemudian beranjak dari tempat duduknya. "My Room." Ucapnya sembari melangkah mendahului Nara yang bergegas menumpuk piring kotor di atas meja.

Sembari menyusul langkah Retis, Nara berteriak, "Mbak Ayu, thankyou for the dinner. I love the Betutu so much!"

"Terima kasih kembali, Dek." Sahut Mbak Ayu yang terpogoh dari dapur.

"Abang, say thankyou!" Pekik Nara lagi.

Hal itu membuat Retis lantas berbalik untuk melabaikan tangan dan mengedip jail pada Mbak Ayu.

"Your mendoan always taste great, Mbak. Makasi ya."

"Sama-sama, Bli."

Selanjutnya, kedua kakak beradik itu melanjutkan langkah menaiki tangga sembari bertukar canda. Membuat rumah besar sepi penghuni itu terasa lebih hidup.

--------

"Bang, liat scene sidewaynya! How could he did that?!"

"Dia pakai wankel rotary."

"What the hell is that?"

Retis menunjuk bagian pada tabletnya, dengan Nara yang memperhatikan secara seksama.

Nothing Is ImpossibleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang