Chapter 6

682 119 21
                                    

Jangan lupa vote dan comment
😗

::

Waktu serasa tak lagi berarti bagi Kyungsoo. Tak ada awal maupun akhir, siang malam silih berganti dengan irama tak terputus. Seluruh hidup Kyungsoo dihabiskan di rumah sakit. Dunia luar merupakan planet asing yang amat jauh.

Natal tiba serta berlalu, dan tahun baru dimulai. Di dunia luar, banyak orang menyambut suka cita perayaan tahunan ini. Tapi tidak dengan dokter satu ini.

Tak ada kabar dari Jongin sampai saat ini. Dia akan sadar telah buat kesalahan, pikir Kyungsoo. Dia akan kembali padaku.

::

Telepon-telepon iseng di pagi buta telah berhenti. Kyungsoo lega tak ada lagi kejadian yang misterius atau mengancam. Semuanya bagaikan mimpi buruk..... kecuali bahwa semuanya nyata.

Jadwal kerja Kyungsoo tetap padat. Ia tak sempat mengenali pasien-pasiennya satu per satu. Mereka sekedar kantong empedu dan hati pecah, retak tulang paha dan patah tulang punggung.

Rumah sakit menyerupai hutan yang penuh setan mekanik--alat bantu pernapasan, monitor denyut jantung, perlengkapan CAT scan, mesin sinar X. Dan masing-masing memiliki bunyi sendiri. Ada yang berdesing, ada yang berdengung, lalu ada panggilan-panggilan yang berkumandang dari pengeras suara, semuanya bercampur baur menjadi kebisingan yang memekakkan telinga.

Tahun kedua menjadi resident merupakan masa peralihan. Mereka diberi tugas-tugas yang lebih berat, dan mereka menyambut rombongan resident baru dengan sikap kesal bercampur congkak.
"Kasihan mereka," kata Luhan kepada Kyungsoo. "Mereka tak tahu siksaan apa yang menanti mereka."
"Mereka akan segera mengetahuinya."

::

Kyungsoo dan Baekhyun mulai khawatir mengenai Luhan. Berat badannya terus menyusut, dan dia tampak tertekan. Saat sedang mengobrol, terkadang pandangan Luhan mendadak kosong, seolah-olah pikirannya berada di tempat lain. Sesekali dia menerima telepon misterius, kemudian sikapnya semakin murung.

Kyungsoo dan Baekhyun memutuskan mengajaknya bicara.
"Apa semua baik-baik saja?" Tanya Kyungsoo. "Kau tahu kami menyayangimu, dan kalau kau punya masalah, kami akan membantu."

"Trims. Aku menghargai tawaran kalian, tapi tak ada yang bisa kalian lakukan. Ini masalah uang."

Baekhyun menatap Luhan dengan heran. "Untuk apa kau butuh uang? Kita tidak pernah pergi ke mana-mana. Kita tidak pernah punya waktu untuk belanja atau jalan-jalan. Kita..."

"Bukan untukku. Untuk Tao, adikku." Luhan belum pernah bercerita tentang adiknya.

"Aku baru tahu kau punya adik," kata Kyungsoo.

"Dia tinggal di Korea juga?" Tanya Baekhyun.

Luhan diam sejenak. "Tidak. Dia tinggal di China. Kapan-kapan kuperkenalkan kalian padanya."

"Dengan senang hati. Apa pekerjaannya?"

"Semacam wiraswasta," Luhan mengelak. "Sekarang usahanya agak macet, tapi Tao pasti bangkit lagi. Dia selalu bangkit lagi." Kuharap aku benar, pikir Luhan.

::

Seandainya memiliki buku harian, Kyungsoo akan menandai tanggal 24 Juli dengan tinta merah. Pada tanggal itulah Jeon Jungkook memasuki hidupnya.

 Pada tanggal itulah Jeon Jungkook memasuki hidupnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
The Real DoctorsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang