Tujuh

513 25 3
                                    

HEYYYYYYY SORRY BUAT NGARET DAN JARANG POST AKHIR AKHIR INI :)

ENJOYYY :P

**************

“Duh, gak enak juga sih pindah pindah sekolah mulu. Berasa apaan aja.” Gerutu Carla malam itu di dalam kamar bernuansa pink – putih yang terlihat sangat luas.

Dengan bunga bunga indah yang men-design  dinding kamar itu menjadi terlihat lebih girly.  Carla sangat menyukai warna pink, maka dari itu dia ngin kamarnya bernuansa warna pink cerah. Berbeda dengan kembarannya celia yang lebih menyukai warna cokelat dan hijau lumut. Kamar yang memiliki rak buku berbentuk persegi dan diisi oleh buku mata pelajaran, dan juga beberapa majalah gaul dan vogue. Terdapat meja belajar kecil yang diisi oleh laptop beserta printer dan juga beberapa buku tulis, tak lupa sebuah lampu kecil. Lalu, ada sebuah lemari besar yang di depannya terdapat kaca, meja kecil di kanan dan kiri tepat tidur besar dengan sprai pink bermotif bunga.

Tak lupa, sofa yang berada di depan jendela kamar yang disebelahnya terdapat teleskop yang biasa dia gunakan untuk melihat bintang saat terang.

Celia merasa bosan, akhirnya dia mengambil i-pad berwarna putih miliknya dan membuka buka youtube untuk menonton beberapa film. Setelah bosan dia membuka kembali akun twitter nya dan melihat ke notifications .

         @CarlaHighmore badmood ni, kerumah gue carl.

         @EmilyWincheast mager keluar gue:(

         @CarlaHighmore gue jemput deh.

         @EmilyWincheast yaudeh, emang mau kemana si?

         @CarlaHighmore biasa.

Lalu dia letakkan i-pad ku di kasur, lalu melangkah mendekati lemari untuk mengambil memilih dress. Carla mengambil mini dress berwarna putih ke krem-an dengan motif bunga dibagian bawahnya. Lalu dia mengambil high heels berwarna putih dan memakainya setelah dia memakai dress. Carla lalu duduk di depan meja rias dan memakai make-up tipis, sekedar untuk memperlihatkan kesan cantik dan manis di wajahnya yang blesteran itu. Tak lama terdengar suara klakson mobil, dan dia segera mengambil ponsel, dompet serta beberapa make-up ke dalam tas nya.

“Cepet amat tu anak datengnya.” Kata Carla.

“Mau kemana lo?” tanya Celia saat dia turun tangga.

Carla membalikkan badannya untuk menghadap kearah saudara kembarnya, “Kenapa emangnya?” tanyanya balik.

“Gausah balik nanya, lo gue tanya mau kemana malem malem kayak gini?” tanya Celia datar.

“Lo kenapa pengen banget tau urusan gue sih?” sahut Carla kesal.

“Karena gue kakak lo, dan karena lo adalah tanggung jawab gue. Walaupun lo bisa beladiri, tapi kalau ada apa-apa sama lo gimana? Yang repot siapa? Gue yang repot!” cetus Celia.

“Yaudah, siapa emang yang nyuruh lo repot? Masih ada Bik Nah yang perduli sama gue!” bentak Carla marah.

“Pake otak dan pake hati kalo ngomong, kalo lo masih punya hati. Lo harusnya mikir, Bik Nah udah tua, jangan bisanya nyusahin! Nyuruh nyuruh seenak jidat lo aja. Gak kasian apa lo, dia sama aja kayak orangtua kebanyakan, udah terlalu tua buat ngikutin semua kemauan lo!” jelas Celia.

“Gausah sok nyeramahin gue!”

“Gue tanya sekali lagi, LO MAU KEMANA?” bentak Celia marah.

“Mau ke kafe sama Emil!” jawab Carla semakin marah.

“Ohh yaudah. Jangan pulang kemaleman.” Setelahnya Celia membalikkan badan dan masuk ke dapur untuk menghampiri Bik Nah yang tengah memasak makan malam.

“Dasar kepo, rese, sok ngatur, sok nyeramahin!” gerutu Carla saat punggung Celia telah menghilang di balik pintu dapur rumah mereka.

Segera dia bergegas keluar rumah dan menghampiri mobil Emily. Saat dia masuk ke dalam mobil emily, emily langsung memarahinya lantaran terlalu lama menunggu.

“Lo tu ngapain aja si? Boker dulu?!” juteknya.

“Gue nunggu hampir setengah jam disini tau gak?!” lanjutnya mengomel.

“Gak usah bawel, gue abis berantem ama celi!” jawab Carla jutek.

“Lo kenapa emangnya sama dia?” dia berhenti marah dan malah balik bertanya pada Carla.

“Yahh gitu deh, yang biasa. Sok ngatur, sok khawatir.” Jawabnya lelah.

“Udah, mending lo have-fun sekarang. Gausah emosian melulu, entar cepet tua loh.”

“Bawel lo kayak emak emak mau beranak!”

“Rese lo!” setelah percakapan Carla dan Emily yang menguras energi, akhirnya Emily menjalankan mobilnya dan pergi dari daerah perumahan elite itu. Mereka berdua tak sadar jika Celia sedari tadi tengah memperhatikan mereka dan mendengar semua pembicaraan mereka.

“Lo gatau kenapa gue berubah Carl, lo gatau kenapa gue jadi kakak yang selalu pengen tahu urusan lo. Sorry, tapi ini demi kebaikan dan keselamatan lo sendiri.” Bisik Celia penuh kepedihan.

Dia kemudian menekan beberapa nomor di ponsel yang dia genggam. Dan menghubungi seseorang.

“Halo Jack, lo awasin adek gue. Jangan sampai lo lalai. Ngerti?” kata Celia, dan tanpa sadar tatapan matanya kembali menajam seperti saat dia tengah mengejar mangsa.

“Baik bos.” Sahut orang di seberang, lalu sambungan telepon mati.

“Gue gak akan ngebiarin lo menyakiti keluarga gue lagi, terutama adik gue!” janji Celia pada dirinya sendiri, dengan penuh tekad.

**********

Karena lagi pengen post, jadi seadanya dulu ya. Btw, minta votes+comment nya yaaaaaa.. plisss banget jangan ada silent readers.. Okeyyy, Love you guys. Ketemu di chapter berikutnyaaaaaaaaa...

Sarah Channon .

My brother and sister [Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang