"Kyung, aku harus pergi sekarang," Chanyeol berjalan memasuki dapur sambil menggendong seorang bayi laki-laki yang sudah rapi dan wangi. Di sana istrinya, Kyungsoo tengah menuangkan air hangat ke dalam mangkuk yang berisi bubur bayi.
Kyungsoo menghentikan aktivitasnya dan berjalan mendekati Chanyeol. Dia mengambil alih untuk menggendong bayi itu dari tangan Chanyeol.
"Loh, kau tidak mau sarapan dulu? Aku sudah membuatkannya," tanya Kyungsoo, dagunya menunjuk ke arah meja makan yang sudah terisi oleh beberapa makanan yang terlihat masih hangat.
Chanyeol mengecek jam tangannya. Tak mau mengecewakan Kyungsoo yang sudah bersusah payah membuat sarapan, dia segera menarik kursi meja makan dan segera duduk di sana.
Kyungsoo tersenyum senang melihat Chanyeol menghabiskan sarapan paginya dengan lahap. Dia lalu mendudukkan bayi laki-laki itu di kursi tinggi kemudian menyuapi makanan untuk bayi itu. Senyumannya semakin melebar melihat bayi itu makan dengan lahap.
"Kapan Seokjin akan menjemput mereka?" tanya Chanyeol. Matanya tak bisa beralih memandang senyuman cantik istrinya.
"Entahlah. Kurasa siang ini." jawab Kyungsoo. Dia meletakkan mangkuk bubur yang tinggal sedikit di atas meja, kemudian mengambil sebuah kain untuk mengelap mulut bayi itu. "Kuharap Seokjin mengizinkan mereka tinggal semalam lagi. Aku belum puas. Kau tidak keberatan kan?" tanyanya pada Chanyeol.
"Tentu saja tidak. Tapi, tidakkah Seokjin dan Namjoon merindukan anak-anaknya?"
Kyungsoo terkekeh pada jawaban suaminya. Tak lama, suara langkah kaki yang berlari dengan teriakan terdengar mendekati dapur.
"Paman, Bibi! Kakak ingin memukulku!" teriak bocah laki-laki kecil berusia 4 tahun. Tak lama, seorang bocah berusia dua tahun lebih tua datang dengan tangan terkepal terangkat di udara. Sang adik yang ketakutan langsung berlari memeluk erat Chanyeol yang sedang makan.
"Yoongi, jangan ganggu adikmu.." ujar Kyungsoo lembut.
"Tapi Jimin memulainya, Bibi! Dia menendangku duluan!" adu sang kakak bernama Yoongi.
Kyungsoo menoleh pada sang adik bernama Jimin, lalu memicingkan mata burung hantunya pada laki-laki kecil yang masih memeluk erat perut Chanyeol itu. "Benar begitu Jimin?" tanyanya.
Jimin yang hampir menangis pun menundukkan kepalanya lalu mengangguk perlahan.
"Kenapa kau melakukannya?"
"Habisnya Kakak tidak mau menyahut saat kupanggil. Hiks, padahal aku ingin bermain.."
Kyungsoo langsung tersenyum hangat melihat tingkah Jimin yang sangat imut. "Sudah. Sekarang kalian duduk dan habiskan sarapan kalian. Sehabis ini tidak boleh bertengkar lagi atau Bibi tidak akan memberikan kalian cemilan siang nanti. Mengerti?"
Jimin dan Yoongi sama-sama terbelalak mendengar ancaman Bibi mereka. Dengan cepat dua bocah kecil itu langsung duduk di atas meja makan dan segera melahap sarapan yang sudah disediakan.
Kyungsoo dan Chanyeol saling melempar tatapan dan senyuman melihat kelakuan dua laki-laki kecil yang sangat menggemaskan itu. Dan betapa senangnya perasaan Kyungsoo saat ini melihat suasana hangat pagi hari di rumahnya hari ini dengan adanya tiga laki-laki kecil manisnya.
Dalam hati ia terus berharap, suasana seperti ini bisa terjadi setiap hari di rumah besar itu.
.
.
.
Siang harinya, seperti biasa Kyungsoo kembali merasa kesepian di dalam rumah besar itu. Begitu sunyi dan hening—tidak ada satu suara pun terdengar di dalam sana. Padahal kemarin dia sudah sangat senang mendengar suara tiga pria kecil kesayangannya mengisi rumah sunyinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Seconds [ CHANBAEK / CHANSOO ]
Fanfiction[ CHANSOO/CHANBAEK - GS ] Sudah tiga tahun terhitung Chanyeol dan Kyungsoo berada di sebuah hubungan yang sakral. Mereka hidup bahagia dan penuh dengan cinta, walaupun belum juga dikaruniai oleh seorang buah cinta. Menyadari bahwa Kyungsoo tidak bis...