[4]

595 41 7
                                    


"Apa?!"

Mata Seokjin terbelalak shock menatap sahabatnya yang entah kenapa bisa terlihat tenang-tenang saja. Kyungsoo, dengan santainya memberitahu kepadanya bahwa suaminya akan bertemu dengan calon mertua dan calon istri barunya—dalam arti kata lain, Chanyeol akan menikah lagi.

Tiba-tiba suara tawa khas Seokjin terdengar memenuhi ruang apartment itu. "Hahahaha! Kau memang lucu. Aktingmu sangat bagus, Kyung! Kau benar-benar terlihat seperti pemeran drama di TV. Seharusnya kau menjadi aktris saja daripada menjadi Ibu rumah tangga." cerocos wanita tinggi itu, masih tertawa.

"Aku tidak sedang melucu, Jin. Chanyeol benar-benar akan menikah lagi." ujar Kyungsoo lagi dengan tenang.

Seokjin benar-benar ingin tertawa lagi, tapi ia urungkan—ketika melihat raut wajah Kyungsoo yang begitu tenang dan sama sekali tidak menyiratkan kebohongan di sana. Kini kedua irisnya tak berkedip menatap dengan mulut yang sedikit terbuka.

"Kau serius, Kyung?"

Kyungsoo terus menimang Jungkook yang sudah tertidur—bayi Seokjin yang baru berusia delapan bulan—dan sesekali mencium puncak kepala bayi itu dengan penuh sayang. Kyungsoo tidak menjawab pertanyaan sahabatnya. Dia merasa perkataannya tadi sudah cukup jelas.

"Kenapa?" tanya Seokjin, masih begitu shock dengan kenyataan yang baru ia dengar.

Kyungsoo tersenyum lemah. Jemarinya mengusap rambut tebal Jungkook yang sudah tumbuh. "Kau tahu alasannya, Jin." Ia menjawab dengan lirih. Kemudian kepalanya terangkat membalas tatapan Seokjin. "Aku tidak akan pernah bisa memberikan keturunan untuk keluarga Park."

"Tapi masih ada cara lain bukan? Zaman sudah berkembang, Kyung. Kalian tidak mau berkonsultasi ke dokter terlebih dahulu?"

"Sudah, Jin. Kami sudah mengusahakannya selama tiga tahun belakangan ini, tapi tidak ada hasilnya."

"Bagaimana dengan bayi tabung? Aku dengar banyak yang berhasil."

Kyungsoo tersenyum, dengan sabar hati ia terus menjawab pertanyaan sahabatnya yang nampak cemas itu. "Aku dan Chanyeol sudah mencobanya dua kali, tapi kurasa—kami tidak beruntung. Mungkin memang sudah seharusnya seperti ini."

Seokjin tak bisa menahan gemuruh di hatinya kala itu juga. Melihat sahabatnya—yang sedari kecil terus bersamanya dalam suka maupun duka, kini harus menghadapi hal yang seberat itu. Ia tahu, Kyungsoo tidak pernah memiliki hubungan yang baik dengan Ibu Chanyeol. Dan walaupun tingkah laku dan nada bicara Kyungsoo terlihat baik-baik saja, ia tahu Kyungsoo pasti sangat rapuh saat ini.

"Kyung..." Seokjin hendak menghampiri Kyungsoo. Ingin sekali memeluk sahabatnya itu dan mengatakan bahwa dia tidak sendiri dan semuanya akan baik-baik saja. Tapi sesuatu di dalam dirinya menahannya untuk tidak melakukan itu.

"Aku baik-baik saja, Jin. Sebenarnya aku juga tahu, kalau diam-diam Chanyeol juga menginginkan seorang anak. Dia pasti hanya ingin menjaga perasaanku dengan tidak memberitahukannya."

Setetes air mata berhasil jatuh mengalir ke pipi mulus Kyungsoo. Dia juga tidak tahu kenapa tiba-tiba saja dirinya menangis. Pikirannya seketika kembali melayang—dimana ketika mereka berdua pergi ke toko bayi untuk membelikan hadiah kepada Jungkook yang baru lahir, dan senyuman bahagia dan penuh harap Chanyeol tak pernah luntur dari wajah tampannya, dan tangannya terus mengelus-elus baju bayi yang ada di sana. Itu adalah pemandangan yang membuat Kyungsoo dilanda rasa bersalah yang amat besar.

Seokjin juga sudah tahu, pasti bukanlah Chanyeol yang memiliki ide untuk menikah lagi. Dia cukup mengenal suami sahabatnya itu. Bahkan bisa ia simpulkan dari betapa besar cinta Chanyeol untuk Kyungsoo, dia akan lebih memilih untuk tidak memiliki anak selamanya daripada harus menyakiti hati wanita yang ia cintai.

Seconds [ CHANBAEK / CHANSOO ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang