[5]

575 51 13
                                    

Siang itu Baekhyun masih berkutik di dalam butiknya. Rencanya tadi adalah mendesain rancangan baru untuk merknya, tapi yang terjadi setelah dirinya sampai di butik adalah duduk dan mulai kembali sibuk dengan bayangannya. Benar, bahkan sampai siang ini, bayangan tentang Chanyeol masih belum bisa tersingkirkan. Terlalu sulit untuk Baekhyun.

Sahabat Baekhyun—Tiffany yang juga bekerja membantu Baekhyun di butik, melihat tingkah aneh sahabatnya itu hari ini. Tidak biasanya ia diam dengan tenang dan tak melakukan apapun seperti ini. Selama ini, Baekhyun adalah sosok yang tak pernah bisa diam tidak mengerjakan apapun.

"Benar-benar bukan seperti Baekhyun ku. Siapa kau?" sindir wanita bersurai hitam itu dengan kedua mata menyipit tajam. Baekhyun tak bergeming barang sedikitpun, bahkan mungkin mendengarkan saja tidak. Ia terlalu terlarut di dalam lamunan indahnya.

"Ya Byun Baekhyun!" Kesal Tiffany akhirnya melempar kain yang tadi tengah ia jahit dan mendarat tepat menutupi seluruh kepala Baekhyun.

"Astaga! Apa ini?!" Baekhyun yang terkejut langsung menarik kain itu dari kepalanya dan menatapnya bingung. "Kenapa kau melempar jahitan ini padaku, hah?" tanyanya sambil melotot pada Tiffany.

"Tanyakan kepada dirimu yang sedari tadi melamun seperti orang gila," balas Tiffany. "Lagian apa yang tengah kau pikirkan sampai tersenyum seperti itu? Atau—oh astaga! Aku baru ingat!"

Pipi Baekhyun memerah—ia akhirnya ketahuan.

"Jadi bagaimana, Baek? Siapa calon suamimu? Kenapa kau tidak langsung cerita padaku, hah? Apa dia tampan?!" Tiffany yang gemas langsung mengguncang tubuh mungil Baekhyun dan menyerang sahabatnya dengan seribu pertanyaan.

"A-aw, berhenti mengguncangku, Fany!" Tiffany hanya terkekeh, kemudian ia menarik kursi kecil lalu segera duduk di hadapan sahabatnya—menanti berita baru yang mungkin sangat membahagiakan.

"Jadi bagaimana?"

"Bagaimana apanya?" Baekhyun pura-pura tidak mengerti.

"Aish, cepatlah ceritakan, Byun! Ceritakan segalanya tentang malam kemarin! Dan calon suamimu yang tampan itu."

Baekhyun langsung menoleh cepat menatap Tiffany dan hampir memelototkan kedua mata sipitnya. "Tau darimana kau kalau dia tampan?" semburnya langsung.

"Jika dia tidak tampan, tak mungkin kau tersenyum-senyum aneh sedari tadi."

Lagi, pipi Baekhyun bersemu merah. Wajah tampan Chanyeol melintas lagi di kepalanya. Ya, Park Chanyeol—pria itu memang sangat, sangat tampan. Sampai Baekhyun bisa merasakan sedikit kerinduan untuk bertemu dengan pria tampan itu lagi.

"Ya, kau benar. Dia tampan." Baekhyun mengulum senyumnya dan melirik pada Tiffany yang terlihat sangat antusias. Hal yang terjadi selanjutnya adalah Baekhyun menarik wajah Tiffany dengan kedua tangannya sambil tertawa lepas. "Astagaaaaa, Fany! Dia tampan! Benar-benar tampan! Saaaaangat tampan—dan juga sangat berwibawa. Dia tipe pria idaman yang selama ini aku impikan!"

"Aw, berhentilah, dasar kau wanita gila! Apa yang dia lakukan padamu? Sebenarnya setampan apa dia sampai membuatmu seperti ini?!"

"Hm, mungkin kau juga akan jatuh cinta padanya dan berpaling dari kekasih beralis tebalmu itu, Fan." Ujar Baekhyun asal yang membuat Tiffany melotot padanya. "Tapi tidak boleh! Kalau sampai iya, aku akan menendangmu jauh-jauh. Park Chanyeol hanya milikku."

"Hey! Lagian siapa yang mau mengambil—APA?!!"

Wanita mungil itu sedikit melompat terkejut mendengar teriakan sahabatnya yang sangat melengking. Untung tidak ada pembeli yang datang. Tiffany menatap Baekhyun shock—membuatnya sedikit bingung.

Seconds [ CHANBAEK / CHANSOO ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang