[6]

829 52 11
                                    

Selesai mandi pagi, seperti biasa Chanyeol sudah rapi dengan setelan jas kerja dan tatanan rambut yang mengekspos dahinya, semakin menambah ketampanannya. Tapi ia tidak langsung pergi ke kantor, malah duduk di tepi ranjang sambil memperhatikan Kyungsoo yang sedang melihat resep-resep makanan di buku catatannya.

"Astaga, apa yang harus kumasak hari ini? Aku benar-benar tidak tau seperti apa seleranya," oceh Kyungsoo sendiri. "Bagaimana menurutmu, Chan? Menurutmu dia suka apa?"

Pria jangkung itu menghela napas. "Sayang, apa— kau yakin?" tanyanya penuh keraguan.

Gadis bermata doe itu akhirnya menolehkan kepala untuk melihat raut cemas suaminya. "Tentu saja. Kenapa tidak?" jawab Kyungsoo.

"Kau tahu, kau bisa menolaknya kapanpun, Soo. Aku akan bicarakan padanya baik-baik nanti."

"Apa yang kau takuti, Chanyeol?" Kyungsoo tersenyum lembut lalu meletakkan buku resepnya di atas meja sebelum berjalan dan duduk di sebelah suami tercintanya. "Ini bukan seperti di drama di teve. Kami tidak akan bertengkar seperti itu."

Kyungsoo terkekeh, berniat bercanda, tapi sepertinya tidak mempan untuk Chanyeol. Ia masih sangat ragu akan pertemuan istri dan 'calon istrinya'.

"Kau sendiri yang bilang padaku dia wanita yang baik. Jadi, kenapa sekarang kau ragu?"

Chanyeol menatap kedua mata Kyungsoo. Wanitanya itu sangat lembut dan pemberani. Kyungsoo tidak pernah takut atas apapun yang ia yakini, dan ia berani menghadapi seburuk apapun resikonya. Termasuk menikahi Chanyeol kala itu. Dan itulah alasan mengapa Chanyeol cinta mati pada wanita di hadapannya kini.

Lalu tatapannya turun ke bibir ranum tebal Kyungsoo. Chanyeol tersenyum. "Maukah kau mencoba membuat bayi pagi ini? Siapa tahu berhasil," ujarnya asal, yang langsung dihadiahi jeweran di telinga caplangnya.

"Mesum!" jerit Kyungsoo gemas, tanpa memperdulikan suaminya yang masih meringis kesakitan dan telinga yang memerah. "Kenapa kau harus mesum setiap saat?!"

"Terserah. Kita akan tetap membuatnya pagi ini."

"Apa? Itu namanya pemaksaan, dan hey— kau sudah mandi dan rapi." Jawab Kyungsoo yang mulai ketakutan melihat tatapan suaminya bagai singa yang menemukan mangsa.

"Kurasa Ayah tidak akan marah jika aku sedikit telat pagi ini."

Sebelum Kyungsoo bisa kabur, hal selanjutnya yang ia ketahui adalah Chanyeol sudah menyerang bibirnya dengan ganas.

.

.

.

Waktu sudah menunjukkan pukul 11 pagi dan Chanyeol sudah pergi ke kantor sejam yang lalu. Yang benar saja, pria itu telat 2 jam ke kantornya hanya karena hormonnya yang tak bisa dijinakkan setiap kali melihat istrinya.

Sedangkan di dapur, Kyungsoo masih berkutat dengan alat dapur. Memasak berbagai macam makanan dengan sepenuh hatinya agar rasanya enak. Terkadang ia akan mengumpat kesal dalam hati pada perilaku suaminya tadi pagi yang bermain terlalu kasar.

Entah kenapa dirinya merasa begitu bersemangat untuk bertemu dengan calon istri kedua dari suaminya. Tak ada rasa cemburu atau pun curiga, Kyungsoo merasa cukup senang karena wanita itulah yang meminta untuk bertemu dengan dirinya. Dan sebagai awal perkenalan, sepertinya keahlian memasak Kyungsoo harus diperkenalkan.

Kyungsoo percaya dengan suaminya. Jika Chanyeol mengatakan Baekhyun adalah wanita yang sangat baik, maka pasti itu benar.

.

.

.

Kyungsoo baru saja selesai merapikan rambutnya saat bel rumah berbunyi. Dengan segera ia berlari menuju pintu depan. Dirinya tiba-tiba saja merasa gugup ketika hendak menarik gagang pintu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 22, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Seconds [ CHANBAEK / CHANSOO ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang