bad-hair day.
oh god.
Kenapa sekarang sih? Mana nanti aku harus pergi ke acara nikahan temen Mamaku.
Dan kenapa juga Mama baru ngasihtau pagi ini? Kan aku jadi gabisa benerin rambut. Mana katanya ke nikahannya jam 10.
Sekarang udah jam set9. Fix kesel banget.
Akhirnya aku mandi dan keramas buru-buru. Nambahin conditioner banyak banyak biar rambutnya halus dan ga kriwil-kriwil gajelas kayak sekarang. Aku juga keramas pake air dingin biar ga tambah rusak rambutnya.
Setelah selesai mandi, aku membungkus rambutku dengan handuk lembut. Lalu aku menunggu rambutku kering sambil main hp.
Setelah 10 menit, aku membuka handuk di kepalaku, rambutku masih agak lembab, tapi langsung kusisir biar tidak kusut. Setelah mengurusi rambut dan segala tetek-bengeknya ini aku memilih baju untuk ke nikahan. Mini dress hitam? Terlalu gelap. Dress putih panjang dengan renda-renda? Nanti aku disangka pengantinnya. Aku terus mengubek-ubek lemari hingga aku menemukan sebuah gaun yang cocok.
Gaun itu gaun selutut berwarna biru pastel. Tidak ada tambahan ornamen apapun. Polos. AKHIRNYA! pekikku dalam hati. Dengan segera, aku memakai gaun itu lalu mengepang rambutku dengan gaya fish tail. Oke aku tau penampilanku anak anak banget tapi, hey aku masih 16 tahun kan? Aku menambahkan bedak dan lipgloss rasa strawberry cheesecake. Sempurna.
Dengan segera, aku menuruni tangga. Di bawah terlihat mama, papa dan Kak Azra. "Lama amat lu padahal dandan aja kagak," Kak Azra mencemooh, membenarkan kemejanya. "Bodo kak," aku memberengut. Mama dan Papa hanya tertawa melihat tingkah kami. Mama Papaku orangnya memang sok gaul (sori Mam). Jadi mereka fine fine aja kalo aku sama Kak Azra ngomong pake gue-elu.
"Sebentar," Mama berlari ke dalam kamar, keluar membawa jepitan kecil berwarna biru pastel. Dia memakaikan jepit itu di rambutku. "Nah lebih cantik, kan?" Aku tersenyum. Yah, paling enggak aku gak jelek jelek amat.
"Ayo berangkat," Papa pergi keluar, memasuki mobil. Aku, Mama dan Kak Azra mengikuti. Perjalanan ke gedungnya cukup jauh jadi aku merasa bosan. Aku membuka tas kecilku dan mengeluarkan hp. Aku mengecek bbm. Karena gaada yang bbm dan makin lama aku makin ngantuk, aku terlelap.
***
"Na, udah sampe bangun," aku merasakan pundakku di guncang-guncang oleh seseorang. Perlahan aku mengucek mataku dan bangun. Dengan tertatih (masih ngantuk woi) aku berjalan keluar dari mobil. Gedung ini besar juga. Kucek lagi penampilanku. Lumayan. Walaupun mukanya masih muka bantal. Sambil menggandeng tangan Mama, aku berjalan masuk ke dalam gedung. Papa dan Kakak sedang menandatangani daftar tamu.
"Mama mau nyamperin temen Mama dulu, ya. Kamu makan aja ada macem-macem tuh," Suruh Mama. Aku hanya mengangguk lalu pergi meninggalkan Mama yang sedang mengobrol. Aku melihat-lihat ke bagian dessert. Ada pai apel, cheesecake, chocolate mousse, dan kue pengantin yang belum dipotong lengkap dengan dua boneka yang berada di puncak kue tersebut.
Aku mengambil sepiring pai apel dan pergi mencari tempat duduk. Segera, aku menemukan sebuah kursi yang kosong. Aku duduk lalu menikmati pai apel-ku.
"Eh...lu Anna, kan?" Aku menoleh. Tepat disampingku, ada seorang laki-laki berpakaian jas yang lengkap. "Umm...iya," jawabku sambil mengernyit bingung.
Lama kulihati laki laki itu baru aku tersadar. ITU KAK DEVON!!! Refleks, aku menangkupkan tangan di mulut, "Kak Devon??!! Ngapain disini?" Sedetik kemudian aku merasa bodoh menanyakan pertanyaan tersebut. Maksudku, apalagi yang dilakukannya selain menghadiri nikahan ini? bodoh.
Kak Devon nyengir kuda lalu menunjuk ke arah mempelai wanita. "Itu nyokap gue, dia nikah lagi abis cerai sama bokap," ups. Aku jadi merasa tidak enak. "Sori, kak." Aku meminta maaf.
"Gapapa, gue seneng kok dia nikah, daripada dia diem terus sedih dirumah. Liat, mukanya bahagia kan?" Kak Devon tersenyum sambil melihat ke arah nyokapnya. Ganteng. Waw, ternyata dia disukain banyak cewek disekolah ada alesannya. Eh.
Aku balas tersenyum. "Eh, gue minta maaf banget ya yang kata gue numpahin sisa makanan ke kepala lu, sumpah ga sengaja" Kak Devon meminta maaf lagi karena peristiwa itu.
"Gapapa kali kak, selow aja," Aku berkata sambil mencomot pai apel-ku yang sempat terlantar.
"Manggilnya gausah kak, malu gue dipanggil kayak gitu," Dia menggosok-gosokkan tangannya ke batang hidung. Aku mengasumsikan, ini hal yang biasa dilakukannya saat dia merasa malu atau salah tingkah.
"Terus gue manggilnya apa?" Aku bertanya, bingung.
"Ya Devon lah, emangnya buat apa nama kalo bukan buat dipanggil?" Dia menjawab, tergambar jelas di mukanya bahwa dia geregetan melihatku.
Aku tertawa. "Okedeh, Dev." "Gitu dong," Dia mendengus puas.
"Anna!" Aku mendengar seseorang memanggil namaku. Aku melihat Mamaku sedang melambai-lambaikan tangannya, menyuruhku agar datang ke tempatnya.
"Eh, itu nyokap gue. Udah dulu ya," Aku lantas berlari ke arah Mamaku, meninggalkan piring pai-ku di atas kursi dan Devon yang masih terdiam.
"Dah, an." Katanya lagi, dengan suara yang sangat kecil sampai aku nyaris tak bisa mendengarnya.
Tunggu
DID HE JUST CALL ME 'AN' INSTEAD OF 'NA'????
Oke sekarang aku merasakan gejolak aneh di perutku.
***
Semenjak hari itu, aku dan Devon mejadi dekat. Kita sering ngobrol, baik di bbm maupun sekolah. Tapi ya, kalo disekolah aku manggilnya Kak Devon.
Aku mulai merasa nyaman dengannya. Setiap aku melihatnya, aku merasakan gejolak aneh dalam perutku. Lagi.
Jangan jangan gue suka sama dia?
-------------------------------
HAIIII!!!
akhirnya update setelah 426272827 abad ga update. Aku sering banget nge-stuck. Ini aja otakku sampe mengeluarkan asap bikinnya (hastag author lebay). Btw, maaf kalo chap ini abalnya ga kelewatan dan typo. Maaf juga kalo aku lama update soalnya mau ukk :( aku usahain update 2 hari sekali deh kalo ga ngestuck :3
Makasih yang udah vomments ily banget :""))
btw, aku mau bikin jadi 3 pov (termasuk author's pov) kira kira bagus gak ya? saran dong :D
Thanks for reading jangan bosen ya sama aku :3
KAMU SEDANG MEMBACA
Talent
Novela Juvenil❝Bakat itu pemberian tuhan tapi, karakter itu pilihan.❞ Gimana jadinya kalo kamu punya bakat yang 'istimewa' atau berbeda dari yang lain? Gimana kalo bakat kita bisa berbahaya? Apa yang akan kamu lakukan jika kamu ada di posisi Anna? Copyright©2014...