MENGINTIP

926 42 0
                                    

Cerita ini bermula ketika jam kerja di sebuah Kantor yang sudah hampir habis. Para karyawan yang bekerja di sana sudah mulai bersiap-siap untuk pulang. 

Cuaca hari ini tidak secerah biasa nya. Awan mendung menghiasi langit sejak setengah jam yang lalu. Namun hujan belum juga kunjung turun. Hal itu lah yang membuat Orang-orang semakin mengejar waktu agar tidak kehujanan saat perjalanan pulang. 

Tidak seperti karyawan lain yang sudah bersiap-siap untuk pulang, Dodi masih sibuk mengemasi produk-produk yang harus di kirim esok pagi ke dalam kardus besar. 

"Dod, buruan, udah mendung banget nih." Seru Lulu yang sudah bersiap-siap di dekat tangga  turun.  "Nanti Angkot nya keburu jalan tuuhh. Entar lama lagi nunggu nya." tatapan Lulu terus mengarah ke luar lewat jendela yang berada di tingkat 3 tersebut. Menatap Angkot yang masih ngetem di Pinggir jalan, tidak jauh dari kantor nya. 

"Iya,iya.. Tanggung ini. tinggal di kasih lakban doang. biar besok langsung di kirim sama kurir. Takut nya besok gue datang telat." Dodi mulai memberi lakban di atas tutup kardus besar itu. lalu memberi catatan di atas nya. Setelah selesai ia langsung mengambil tas dan memakai jaket kulit nya. 

Kantor saat itu sudah sangat sepi. Hanya tersisa mereka berdua di lantai 3 dan satpam yang sedang menyeruput kopi nya di lantai paling bawah. Baru saja Dodi ingin melangkahkan kedua kaki nya, tiba-tiba terdengar langkah kaki berlari di ujung lorong ruangan. Pandangan Dodi otomatis langsung mengarah ke arah sumber suara. "SStttt..Sssttt" terdengar lagi suara aneh dari sana.

"Eh Lu, denger ga?"

"Hmmm? Denger apaan?" Pandangan lulu yang sedari tadi mengarah keluar langsung menatap Dodi keheranan. 

Dodi mencoba konsentrasi. Berusaha mencari suara tersebut. Namun kali ini hening. Belum sempat Dodi mengalihkan pandangannya dari ujung lorong itu, Mata nya menangkap seseuatu. Ah bukan sesuatu. Ia melihat sesosok entah siapa. Muka pucat dengan rambut panjang melewati pinggang. Wajah dan tubuh sosok itu Hanya terlihat setengah karena setengah nya lagi bersembunyi di balik tembok. Sosok yang menurut dodi adalah perempuan itu terlihat seperti sedang mengintip Dodi yang sedari tadi sibuk dengan pekerjaannya.

"Astagfirullah.." Dodi langsung membuang muka nya seraya mengambil tas nya dan berjalan terburu-buru menuju tangga dengan bulu kuduk MERINDING. 

"Kenapa dod?" Lulu masih keheranan dengan sikap Dodi. Ia mencari sesuatu yang membuat Dodi menjadi aneh. Ia Melihat ke ujung lorong. tapi kali ini tidak ada apa-apa di sana. Dodi menarik tangan wanita itu agar cepat-cepat ikut turun ke bawah dan segera pulang.  Dodi baru berani menceritakan apa yang telah ia lihat pada Lulu ketika sudah di angkot.

"Ga cuma lo aja yang liat penampakan di kantor dod. Bu Juli, sama pak Satpam pernah juga di kasih liat pas udah sore kaya tadi. kata nya sih, 'mereka' seneng kalo karyawan udah pada pulang. serasa bebas gitu jadi nya. dan kalo lo mau coba lagi pengalaman horor, coba aja telpon ke kantor pas jam 12 malam. kira-kira ada yang ngangkat ga yaa..hiiii.." Lulu bercerita dengan wajah yang di seram-seram kan. Bulu kuduk Dodi jadi kembali meremang saat mendengar cerita teman kerja nya itu. 


Cerita : Rachma Feehily

MERINDINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang