Enam belas

19 4 5
                                    

Happy Reading
*
*
*
*
*
*****

Gue disini karena dia bukan karena LO
*****

"Gue senang lo dateng"ucap Risa dengan antusias. Ya, memang sekarang Faldo tengah menemui Risa disebuah kafe atas permintaan kekasihnya.

Berat untuk bertemu dengan Risa apalagi sekarang bertemu untuk saling berbicara, Faldo berusaha menguatkan dan meyakinkan dirinya untuk tidak menimbulkan perasaan nya yang dulu kepada Risa. Ya memang Faldo masih menata rapih kenangan bersama Risa.

Jujur saja Faldo ingin mengutarakan hal tersebut namun, apalah daya. Dia sadar dia sudah mempunyai kekasih, kekasih yang ia dambakan dan inginkan yang berharap dia akan menutup luka masa lalunya dengan Erika disampingnya dan bisa mengembalikan cerianya yang sempat hilang.

"Hmmm" Faldo hanya bergumam saja menanggapi ucapan Risa tadi.

Risa yang mendengar jawaban dari Faldo hanya mengulas senyum simpul saja, dia paham betul dengan Faldo yang sekarang.

"Do, gue gak mau basa-basi lagi. Gue tau lo gak nyaman ketemu gue" Risa berkata seperti itu karena Faldo terlalu ekspresif menunjukan sikapnya yang tak nyaman bertemu apalagi ngobrol dengan Risa.

Tak sangka, hanya membuat satu kesalahan saja dirinya diabaikan seperti ini. Bukan nya hal yang sudah biasa ya bila manusia adalah tempatnya salah.

"Tuh lo tau"cibir Faldo

"Do gue mau lo dengerin penjelasan gue,please Do. Setelah itu lo boleh pergi" Risa menundukan kepalanya ia tak berani melihat Faldo menatapnya seperti orang asing. Padahal dia sangat mengenal Faldo bahkan sudah sangat lama ia mengenal Faldo. Tapi mengapa sekarang Faldo seolah menganggap dirinya orang asing yang baru bertemu sekarang.

Faldo masih diam saja, dia tidak menjawab ya ataupun tidak, dan itu membuat Risa kesal. Pasalnya hanya mendengarkan saja Faldo enggan apalagi untuk balikan.

"Do sebentar doang, lo dengerin gue doang. Tolong Do, jangan buat gue disini yang paling salah dan selalu merasa bersalah" ujar Risa geram dengan perilaku Faldo yang sekarang ditunjukan.

"Iya gue dengerin" terdengar helaan napas lega Risa, akhirnya sekian lama dia putus. Dia bisa menjelaskan semua ini.

"Yang lo liat dulu itu gak seperti yang lo pikirkan, mantan gue peluk gue tuh karena mungkin dia seneng aja pas liat gue dan gak lebih. Asal lo tau gue udah gak ada sama sekali hubungan sama dia. Dan setelah kejadian itu lo mutusin gue dengan gampangnya Do?"jelas Risa, sampai sekarang dia masih teka-teki apa iya hanya hal sepele Faldo memutuskannya.

"Lo bilang gue dengan gampangnya mutusin lo walaupun cuma dengan kejadian itu?, asal lo tau Sa, berat gue mutusin lo waktu itu. Tapi, gue tau mantan lo yang dari Amrik itu mantan terindah lo dan itu buat gue cemburu dan saat itu juga gue memutuskan hubungan kita karena dengan kembalinya dia gue tau endingnya bakal gimana. Endingnya itu dia bakal tetep berusaha dapetin lo lagi" Faldo sudah mulai tersulut emosi nya jika dipancing akan masa lalunya.

"Dan see, setelah gue putus dengan lo. Lo selalu dijemput sama dia, bahkan gue gak pernah liat lo nolak dia. Dan sejak itu juga gue mutusin buat lupain lo dan mantan sial lo yang dari Amrik itu"lanjut Faldo

"Segitu cetek nya ya pemikiran lo tentang hubungan masa lalu gue dengan mantan gue. Sejak gue putus sama lo, emang bener gue selalu dijemput sama dia tapi Do, sedikit pun gue pernah berfikir untuk balik sama dia. Setiap pulang bareng sama dia, di jalan gue cuma ngelamun mikirin lo yang tiba-tiba mutusin gue. Dan apa? Gue malah di hibur sama dia dan dia juga cerita kalo dia udah tunangan"Risa rasanya ingin meledak, matanya sudah berkaca-kaca. Ia tak sanggup bila mengingat hubungannya yang telah kandas karena hal sepele.

Demi WaktuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang