Missing Home

121 28 17
                                    


It's your freshman year and you're going to be here

For the next four years in this town
Hoping one of those senior boys will wink at you and say

"You know, I haven't seen you around before"

Lagu ciptaan Taylor Swift itu sangat cocok dengan situasi juga keadaan saat ini. Di tahun 2016 ini seorang gadis berusia 15 tahun akan memasuki jenjang pendidikan yang lebih tinggi yaitu Senior High School.

Sudah banyak suka juga duka yang gadis itu lalui saat dia JHS. Taperlu diceritakan lagi karena hanya akan membuat perasaan menjadi gundah dan kembali terjebak di masa lalu.

Tapi biarku beritahu sedikit tentang itu, dahulu ada seorang perempuan
yang menyukai teman sekelasnya, setelah tahun terakhir di SMP dan gadis itu juga masih menunggu orang itu, sebuah hal yang sangat cliche terjadi.

Voila!

Gadis itu ditikung oleh sahabatnya, sendiri. Hal itu sangat memukul perasaan gadis itu, membuat dirinya harus berusaha tegar karena jika tidak tahun terakhirnya akan hancur begitu saja dan itu akan berpengaruh dengan kedepannya.

Prom night adalah bukti ketangguhan juga kekuatan hati gadis tersebut. Tiba saat momen "thanks or sorry" yang salah satu urutan kegiatan, gadis merupakan tersebut maju dan meminta maaf kepada sahabatnya. Ya, gadis tersebut meminta maaf kepada sahabatnya yang telah menikungnya. Di depan angkatanya, ulangi depan angkatan.

Usaha dia pun terbayar ketika acara kelulusannya tiba. Dia mendapat penghargaan karena telah mencapai sebuah prestasi, dia tersenyum menang di atas panggung seraya berkata dalam hati, "I'm win!"

                                  •••

Gerbang sekolah sudah terlihat jelas  oleh gadis tersebut. Tempat yang sama seperti 3 tahun yang lalu, setiap inch itempat tersebut memiliki memori yang berbeda. Mulai dari yang menyenangkan hingga yang penuh makna. Namun kali ini, sisi lain dari tempat tersebut akan memiliki memori-memori baru yang tak terduga pastinya, bagaikan sehelai lembar kertas putih yang akan terisi penuh oleh berbagai macam pena juga warna yang nantinya akan membuat kertas putih polos tersebut lebih indah.

Gadis tersebut langsung berjalan dari  lobby sekolah menuju tangga untuk menuju kelasnya setelah ia turun dari mobil jemputannya. Ia berjalan di koridor sembari menatap wajah yang sudah dapat dibilang teman angkatan. Masih asing memang, tapi nanti pasti akan terbiasa lagi.

Berbicara soal jemputan memang gadis itu tidak memakai supir pribadi atau membawa mobil sendiri. Sejak dia TK dia selalu menggunakan jemputan, dan dia lebih suka menggunakan jemputan karena dia bisa bersosialisasi dengan banyak orang ketimbang ketimbang dia sendiri dengan supir pribadi.

Sesampainya di kelas, gadis itu mengamati dahulu kelasnya yang akan ia tempati 1 tahun ke depan, sambil
Bergumam, "i wish my life will be better now," ia pun tertuju kepada bangku dekat jendela kedua dari depan karena Nicole, teman SMPnya sudah duduk dengan manis sambil scrolling hp miliknya yang dipastikan dia sedang membuka instagram atau tumblr.

"Morning Nic, udah ada chairmate belum?" Tanyanya. Nicole menoleh dengan wajah datar tanpa ekspresi, "no, lyn, duduk aja disini kalo mau," lalu Nicole pun kembali melanjutkan aktivitasnya. Nicole bukan tipikal morning person, sehingga Alyn sudah tidak asing lagi melihat kelakuan temannya itu di pagi hari. Dia langsung menyimpan tas dan duduk di samping Nicole.

Kelas masih sepi, hanya baru sekitar 10 orang yang datang. Sebagian dari mereka ada yang tidur dan memakai sweater atau hoodienya lalu menelungkupkan kepala mereka di atas meja. Ada yang sudah melakukan perkenalan dan mulai mengenal satu sama lain sebelum nantinya akan ada
perkenalan bersama wali kelas. Ada juga yang sudah duduk duduk di kursi depan kelas bersama gengnya yang mungkin sudah kenal dari dulu ataupun tempat les.

Alyn Keira Destiny. Bukan termasuk anak anak famous di sekolahnya, bahkan ia tidak menyukai sebagian anak famous tersebut karena mereka berlaga "sok" dan pilih teman. Bukan juga termasuk anak yang ansos,nerd atau semacamnya.  Memiliki 5 orang sahabat saja, namun dia mampu berbaur dengan segala macam kalangan terkecuali mereka yang berlaga "sok".

Bukan memilih teman namun lebih kepada mana yang cocok dikatakan sebagai teman atau bukan. Memang mereka tidak pernah melakukan hal hal yang mengusik hidupnya namun ia tidak suka saja dengan orang-orang seperti itu.

...

Alyn's POV

Waktu sudah menunjukkan pukul 07.00 yang berarti sekolah yang sebenarnya akan mulai. Tak lama seorang wanita berwajah sedikit kejepangan memasuki kelas, yang diduga adalah wali kelasku.

"Good morning everyone! Welcome to your new class, and you're gonna be here for a year, i hope we all can make a good relationship with each other, selain itu kalian juga bisa meraih banyak prestasi dari segala macam  kategori, by the way my name is Vina call me Mrs. Vina." Yap benar sekali, itu adalah wali kelasku. Kuperhatikan parasnya, dari ujung kepala hingga ujung kaki, ada sebuah hal yang mengganjal.

Tone kulit wajahnya berbeda jauh dengan kulit tangannya. Mukanya sangat putih, tipe putih orang jepang, lalu tangannya berwarna sawo matang, dan dia berbicara bahasa inggris. Sebenarnya guru apa beliau ini? Hm.

"Now, i want you all to introduce yourself by mentioning your full and nickname, your birthday, hobby, and anything you want to tell to your new friends, dimulai dari kamu boy," Mrs. Vina menujuk laki-laki yang menggunakan hoodie merah maroon dan tanpa chairmate. Memang jumlah siswa di kami ganjil, sehingga ada anak yang duduk sendiri.

"Halo, ........,"

Semua murid akhirnya selesai memperkenalkan diri. Tidak banyak yang kuingat, hanya sebagian saja terutama mereka yang duduk satu deret ke belakang kursiku. Biar kuberitahu nama mereka, yang duduk di depanku dan Nicole adalah Adelaide dan Wendy, yang duduk dibelakang kami ( Aku dan Nicole ) adalah Bella dan Nivi lalu dibelakang mereka ada Baron dan Alex.

Aku melirik sekilas ke cowok yang memakai hoodie merah maroon barusan yang tak memiliki chairmate. Dia sedang membaca novel entah novel apa itu yang jelas cukup tebal untuk ukuran cowok. Dia duduk kedua kanan dari mejaku, terlihat sangat larut dalam cerita sehingga dia sepertinya tidak terlalu banyak bersosialisasi dengan teman sekitar dan tidak seperti kebanyakan cowok di kelasku yang mulai dekat dan saling bertukar cerita.

Agenda hari ini berjalan seperti biasa, pelajaran belum ada yang di mulai dan hanya diisi dengan perkenalan antara guru dan murid, dan sharing dari para guru tiap mata pelajaran. Untuk seminggu ke depan semuanya akan sama seperti hari ini.

Satu hal yang ku rasakan sekarang adalah merindukan liburan yang baru saja selesai. Setiap liburan tidak pernah terasa lama, seolah waktu sudah diatur untuk libur terasa cepat dan sekolah terasa lama. Juga atmosfer rumahku yang selalu membuat ku nyaman di dalam rumah. Ah aku sangat rindu.

                                              •••

HELLO GOOD READERS!
jangan lupa
VOTE and COMMENT
" YOUR NO.1 FAN "
💛💛💛

 YOUR NO.1 FAN  [ C H ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang