Your Desire

29 5 2
                                    

"Guys, hari ini Mr Welly gamasuk ya, tugas di papan tulis udah gue tulis." Seru ketua kelasku, dengan lantang.

Aku  sedari tadi sedang asik berbincang-bincang asik dengan beberapa teman kelasku mengobrol banyak hal, mulai dari rumor kepala sekolah kami yang akan diganti, cara pembuatan kaus kaki, juga topik-topik yang sudah basi seperti warna dress yang pada zamannya sangat booming di seluruh dunia karena terdapat dua pandangan, yaitu biru-hitam atau putih-emas. Sungguh. Memang tidak penting, namun jujur di hatiku terdalam aku masih suka bertanya-tanya tentang itu. Aku sendiri terdapat di kubu biru-hitam yang penasaran akan mereka yang berada di kubu sebelah.

Dari situ sempat membuatku berasumsi bahwa, apa yang kita lihat tidak sama dengan apa yang orang lain lihat. Mungkin, tomat yang kita lihat tidaklah sama seperti tomat yang orang lain lihat. Seperti, entahlah aku tidak mengerti kemana arah pembahasanku sekarang. Kok jadi repot sendiri sih?

Kebanyakan dari teman kelasku, mereka tidak mengerjakan tugas tersebut. Aku yang sudah berniat untuk mengikuti mereka dan melanjutkan gosipku dengan teman-teman terhenti, ketika melihat Calum malah mengeluarkan buku cetak Bahasa Inggris dan mulai mengerjakan dengan earpods yang sudah terpasang dan mengalunkan lagu kesukaannya, mungkin?

Aku pun langsung menghampiri Calum, memutar bangku yang berada di depan mejanya sehingga sekarang posisi dudukku sudah berhadapan dengan laki-laki berambut hitam tersebut.

"Cal, ikut dong kerjain? Bareng ya?" Aku segera mengambil buku milikku di dalam tas dan kembali duduk tanpa mempedulikan Calum yang bergumam entah apa yang dia katakan mungkin sebagai jawaban perizinan ku barusan atau mungkin menolakku karena pada akhirnya aku akan membuatnya risih dengan sikapku yang terlalu rusuh. Masa bodo, aku tetap duduk disini.

Ternyata, kami berdua sangat kondusif mengerjakannya. Aku jarang sekali seserius ini ketika mengerjakan tugas, biasanya baru saja 5 menit yang lalu aku mulai, aku sudah mengajak ngobrol temanku yang lain dan berujung dengan tugas yang tidak selesai, ditambah dengan ancaman dari guru, katanya, "Kumpulkan maksimal pulang sekolah atau nilai tugas kalian nol, dan itu akan memengaruhi nilai rapot kalian nantinya." Ya, semacam itulah.

Namun, untungnya aku adalah tipe-tipe orang yang otaknya bekerja dengan cepat di waktu-waktu terakhir juga mendesak, dengan sepenuh tenaga juga siraman rohani atau semacam ilham dari tuhan, aku mengerjakannya itu dengan secepat kilat. Bukan maksudku ria atau sombong, tapi aku bangga dengan kemampuanku yang satu ini. Jangan suudzon ya!

Selang kami mengerjakan tugas, calum menghempaskan pulpen bertinta biru yang bisa kalian jumpai di tempat fotokopi favorit kalian, dia menutup bukunya lalu mengerang, "ARghh udah ah males gue."

Aku tersenyum simpul lalu mengikuti hal yang barusan dia lakukan. Kulihat dia lansung membuka ponselnya entah melihat apa. Kukira, di akan sibuk dengan ponselnya sendiri tanpa mempedulikan aku yang berada tepat di depannya. Namun ternyata asumsiku salah, dia mengajakky mengobrol. Tak kusangka dia adalah anak yang memiliki selera humor yang tinggi, tawanya yang khas juga matanya yang menyipit ketika dia sedang menertawakan hal lucu, terekam jelas di otakku dan tersimpan rapi di deretan jutaan lemari file memori di otakku.

"Lyn, nanti gue kalo ulang tahun, kasih kado boneka teddy bear dong," pintanya disela-sela perbincangan kami yang semakin tak menentu arahnya. 

hah? masa dia minta boneka teddy bear yang kayak di teddy hou*e gitu? seriusan?

Aku sedikit tertawa mendengar pintaannya yang satu itu sebelum dia melanjutkan perkatannya.

"Teddy bear Mr. Bean ituloh, lu taukann?" sambungnya lagi seperti baru saja membaca pikiranku.

"oalaah!! hahahahah! iya iya! nanti gue kasih, tapi print gambarnya aja ya," jawabku seraya menyengir kemudian menjulurkan lidah. Dia langsung merengut dan memajukan bibirnya.

Baru kusadari ternyata sedari banyak pasang mata di kelasku yang sedang memerhatikan kami yang mengobrol melantur kesana kemari, ada juga bahkan yang iseng memotret kami berdua. Aku langsung menatap tajam kepada mereka dan melanjutkan perbuncangan kami.

Dari situ aku tahu lagi, ternyata Calum memiliki kakak seorang perempuan bernama kalau tidak salah dengar bernama Mali-Koa Hood. keluarga Hood kurasa. Dia juga penyuka anjing, namun sayangnya aku memiliki trauma dengan hean anjing. Saat aku TK, aku pernah iseng melempar anjing liar di komplekku yang sedang tertidur pulas memimpikan daging yang lezat. Kemudian singkat cerita aku menangis karena anjing tersebut mengejarku membuatku hidungku tersungkur ke aspal sepanjang seperempat meter.

Untungnya, ada tetanggaku berbaik hati mencuri perhatian si anjing dengan melempar tulang iga bekas sisa makannya. Itu sangat menyelamatkan hidupku yang mungkin saja kalau bapak itu tidak ada, aku sudah digigit dan disantap hidup-hidup oleh anjing yang ukurannya lumayan besar untuk ukuran seekor anjing dan berakhir aku terkenal jadi bahan berita yang berjudul "Batita Meninggal Dunia Diserang Anjing". Jika itu benar terjadi, maka cerita ini hanya sampai sini saja.

Oke, jadi tadi sampai mana kita?

Oh iya, Calum juga memiliki hobi bermain sepak bola   yang dia bilang setelah SMA ini dia akan melanjutkan sekolahnya di sekolah sepak bola yang berarti dia harus ke luar negeri juga meninggalkan ku sendiri? Lalu bagaimana aku? Kamu akan tinggalkan aku begitu saja Cal?

Tapi untungnya hal itu masih dalam tahap pertimbangannya bersama keluarganya. Kuharap apapun keputusannya itu, akan berdampak baik bagi dia kedepannya juga bagi hubungan kita.

Oh iya, jika tempo hari yang kalian tahu Calum hanya mampu bermain gitar, kalian kurang tepat. Karena, sejak hari ini aku tahu bahwa dia juga  bisa bermain alat musik yang lainnya seperti bass, drum dan lainnya. Karena itu, dia mengikuti ektrakulikuler band yang termasuk ektrakulikuler favorit di sekolahku.

Tak terasa kami larut berbincang hingga kamu mendengar suara bel pulang berbunyi, disambut oleh sorakan anak-anak di kelasku. Mereka langsung berhamburan keluar kelas sambil menggendong tas mereka.

"Lyn, gue duluan ya, adek gue udah daritadi, daah!" 

Aku mengangkat sebelah tanganku dengan maksud memberhentikan sejenak Calum yang sedang menceritakan lagu kesukaan kakaknya. Dia pun langsung berenti mengerti bahasa tubuhku yang kuberikan.

"Oh oke iya iya." Jawabku.

"Cal, pulang yuk udah bel,"

"Oh, ayo."

Kami berjalan menuju lobby dan Calum melanjutkan ceritanya. Disertai ketawanya yang menghangatkan hingga ulu hati membuatku ikut tertular bahagia sepertinya. Rasanya kalau seperti ini, aku bisa melupakan Baron dengan cepat. Kalau bisa, ingin ku pesan 2 porsi ketawanya lalu kusimpan untuk sabtu minggu menjaga-jaga jika tiba tiba aku rindu ketawanya.

"Arah mana?"

"Oh, gue ke parkiran kanan, lu?"

"Gue sih nunggu Liam, mau ke studio, hari ini ada band, yaudah pisah disini ya,"

"oh oke yaudah daah," aku melambaikan tanganku. Kulihat dia melambaikan tangannya sambil tersenyum ke arahku. Ah rasanya tidak ingin pulang.



•••

HELLO GOOD READERS!
jangan lupa
VOTE and COMMENT
" YOUR NO.1 FAN "
💛💛💛

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 10, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

 YOUR NO.1 FAN  [ C H ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang