7

1.3K 61 5
                                    

"hei"

Arini menyapa dua temannya yang sedang menonton drama korea di sudut kelas dari laptop Mira saat dirinya baru masuk kelas.

Tadi, Dimas mengantarnya sampai ke pintu kelas. Beruntung, kondisi kelas sedang sepi, hanya ada beberapa mahkluk karna sebagian besar penghuninya sedang berada di luar kelas --menjalankan peran sebagai pelajar jenis 1,2, dan 3-- jadi ia tidak perlu melihat tatapan kepo dari teman teman kelasnya yang sebagian besar sangat suka bergosip -termasuk laki laki-.

Zea mempause drama yang sedang mereka tonton, ia bersidekap lalu menatap lurus pada Arini yang tengah duduk santai di hadapannya.

"dia siapa?" Zea mengeluarkan suara.

"dia kayanya suka sama lu deh, Rin"

"dia ga suka sama gue, Mir"

"ishh.. keliatan dari matanya--"

"jadi, dia siapa?" Zea memotong ucapan Mira.

"dia adek kelas gue dulu, waktu SMP"

Arini menjawab singkat. Mira manggut manggut, Zea memicingkan matanya tidak percaya.

"tapi--"

Ucapan Zea terpotong karna handphone Arini meronta ronta dari dalam saku Arini.

Arini melihat monitornya, mengkonfirmasi siapa yang menelfon.

Mas Adit calling

Arini mengernyitkan dahi. Kakaknya menelfon.

tumben

ia mengangkat telfon dari kakaknya yang terpaut empat tahun darinya itu.

"hallo, mas"

"assalamualaikum"

"eh iya, waalaikumsalam"

"kamu masih di sekolah? pulang jam berapa?"

"masih mas, ini udah mau pulang, mas mau jemput?"

"iya, mas jemput ya"

"okey, hati hati ya mas"

"iya, assalamualaikum"

"waalaikumsalam"

Arini memutus sambungan telfonnya.
ia tau, sedari tadi Zea dan Mira memandanginya.

"abang lu mau jemput?" Mira bertanya, matanya berbinar binar.

Arini sangat hafal dengan temannya yang satu ini. Mira selalu antusias mendengar apapun soal kakaknya. Sejak hari pertama mengajak Mira dan Zea kerumahnya dan tanpa sengaja mereka melihat Mas Adit dalam kondisi shirtless karna habis mandi, dari situlah Mira selalu antusias setiap kali mendengar apapun tentang kakaknya.

Mira si penggemar mas mas kece. Dan Zea si penggemar dedek dedek gemesh dan om ganteng. Meskipun begitu, Arini menyayangi keduanya.

"iya, yuk pulang"

Arini berdiri, Mira mengambil cermin dari tasnya, berkaca, mengoleskan sedikit lip tint di bibirnya lalu menyemprotkan parfum ke tubuhnya.

astaga

"kok lama ya?" Ujar Mira saat mereka sudah menunggu selama 15 menit di kursi taman dibawah pohon rindang depan gerbang sekolah.

"sabar, namanya juga jakarta, macet" Zea yang memilih duduk diatas motor maticnya menjawab sambil mengunyah keripik kentang milik Mira.

Ponsel Zea berbunyi.

Mamak'e calling

"ya mak?" Zea menjawab telfon dengan suara yang sama sekali tidak anggun, ia menekan tombol loudspeaker.

OpotiniteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang