"Berhentiiii...... !!!!" pekik Yoo Jung. Ia mendorong Bo gum lalu mengamuk.
"Dasar mesum.... Malaikat cabul.... Tak tau malu... !!" Yoo jung terus mengamuk memukul Bogum.
Bo gum terliat syok diserang berusaha melindungi wajah tampannya.
"Yaaaaaaak!!!! " Bo gum menahan kedua tangan Yoo Jung yg terus memukuli wajahnya.
Yoo jung menatapnya.
"Aigoo....yang cabul itu siapa? lihatlah dirimu....." kata Bo gum.
Yoo jung melihat dirinya sendiri dan terkejut. Ia mendapati dirinya duduk di atas perut kotak kotak Bo gum. Ia syok dan berjingkat bangun.
"Astaga aku pasti sudah gila..... astaga astaga...." rutuknya dalam hati. Ia benar benar tak habis pikir bagaimana ia begitu. Bo gum bangun lalu menyerahkan kemejanya.
"Pikiranmu itu terlalu sensitif. Atau memang kau itu sebenarnya agresif. Aku memintamu memakai ini. Karna berbahaya memakai pakaian berwarna disini. Cepatlah dan ikuti aku...." Bo gum berkacak pinggang.
Yoo jung meliriknya lalu mengambil kemeja putih basah itu untuk menutupi sweater pink nya hingga hampir menutupi rok putih pendeknya.
Bo gum berjalan menyusuri jalanan berumput hijau dg ilalang pendek di sekitarnya. Yoo jung mengikutinya dibelakang dan tertunduk malu. Berpikir apa sebaiknya dia terjun lagi saja ke danau.
Yoo jung melihat sekekilingnya. Ia melihat ada yang aneh tapi belum menemukannya. Pemandangan yang terhampar begitu hijau dan asri. Padang rumput yg hijau dengan bukit2 Kecil di sana sini.
Mereka berdua berjalan memutari bukit2 itu. Bo gum berhenti lalu memberi isyarat supaya Yoo jung menunggu. Bukit2 yang tadi tampak lucu dari belakang ternyata adalah rumah. Rumah setengah lingkaran yang diselimuti rumput yg hijau. Yoo jung melihat sekeliling dan takjub."Surga yang indah...." gumamnya penuh takjub. Ia masih berfikir bahwa dirinya telah mati.
Bogum memasuki pintu kayu lingkaran dengan jendela kecil kayu yang juga berbentuk lingkaran si sisi kanan kirinya. Di depan rumah itu ada anak tangga dari batu batu yang tersusun rapi. Dan sebelum naik ke tangga batu ada sebuah bangku kayu panjang.
"Seperti tidak asing..... " gumamnya lagi sambil berusaha mengingat. Lama ia mondar mandir sambil mengingat.
"Rumah hobbit....!!!! ya ... ya... Lord of the rings !!! Whatttt..... ini..... ini.... seperti hobbit village di New Zealand....." pekik Yoo jung sembari menutup mulutnya.
Daebak !! itulah yang berkali2 diucapkannya.
"Yaaaaa.... kemari...." panggil Bo gum yang membuat Yoo jung terkejut lalu berbalik.
Yoo jung perlahan menapaki anak tangga dari batu dengan bunga petunia warna warni di sisi kanan dan kiri. Cantik sekali. Bo gum mengajaknya masuk namun Yoo jung masih melihat ke sana kemari dg penuh tanya. Hingga ia tak sadar saat melewati pintu dahinya terantuk pintu.
"Omooo..... aduhhhh...." Yoo jung menggosok2 dahinya. Ternyata pintu itu tak lebih tinggi darinya jadi seharusnya ia sedikit membungkuk.
Sampai di dalam rumah Yoo jung kembali dibuat takjub. Arsitektur dalam rumah semuanya dari kayu yang mengkilap dan ternyata memiliki ruang yg cukup luas. Dengan beberapa kamar, dapur tanpa celah, lengkap dengan furniture yg unik. Benar2 menakjubkan.
"Gantilah bajumu di kamar itu. Setelah itu akan kujelaskan semuanya. Aku tau ada banyak pertanyaan di kepalamu itu..." kata Bo gum seolah mampu membaca pikiran Yoo jung. Ia menyerahkan baju putih yg terlipat rapi lalu menunjuk sebuah kamar di ujung.
Yoo jung mengambil baju itu lalu pergi ke kamar yg ditunjuk. Yoo jung memasuki kamar yg tertata dg rapi. Ranjang kecil berbalut seprai putih. Bantal putih. Ada lemari kayu di sisi lain. Meja dan kursi kayu disebelah jendela yg tertutup tirai transparan putih bercorak bunga.
Yoo jung berjalan mendekati jendela dan membuka tirainya. Ia dapat melihat danau yang tak jauh dari sana. Tempatnya tenggelam tadi. Ia pun segera mengganti baju karna ia mulai kedinginan. Ia memakai baju pemberian Bo gum tadi yg ternyata adalah sebuah gaun putih selutut yang cantik. Setelah selesai ia pun keluar kamar.
Yoo jung mendekati Bo gum yang duduk di kursi rajutan dari rotan sambil menyenderkan kepalanya. Ia sudah berganti baju dg celana putih dan kaos panjang putih. Sepertinya ia tertidur.
"Malaikat cabul sedang tertidur. Untungnya dia tampan..." gumamnya terpesona.
"Kau suka teh..." kata seseorang dari belakang. Yoo jung berjingkat kaget. Hingga Bo gum terbangun.
"Astaga... Ya ampun....." Yoo jung mengelus dadanya yang berdebar debar. Lalu ia membungkuk dan menyapa seorang lelaki tua yg membawa baki berisi teh hangat 3 cangkir.
"Maaf membuatmu terkejut. Duduklah dan minum ini selagi hangat...." kata Kakek. Yoo jung pun duduk di hadapan Bo gum. Kakek meletakkan teh buatannya.
Mereka bertiga menyeruput teh hangat itu bersama sama. Yoo jung menyukainya karna ada aroma bunga melati yg harum. Ia mengangguk saat kakek bertanya apakah menyukainya.
"Jadi bagaimana kau bisa kemari...." tanya kakek hati2.
"Hmmmm saya tidak yakin pak....."
"Panggil aku kakek Park." sela kakek. Yoojung mengerti.
"Iya kakek Park. Seingat saya. Saya terjun dari jembatan di atas sebuah sungai. Lalu entah mengapa saat saya membuka mata, saya berada di tempat ini. Pasti saya sudah mati. Dan ini surga kan???" lanjut Yoojung.
Bo gum terkikik geli dan kakek mengelus janggutnya sembari berpikir lalu mengangguk2. Yoo jung mengamati keduanya.
"Kau ini sangat ingin mati ya... Kau belum mati dan ini bukan surga. Aku tau kau bukan dari dunia ini dari apa yang kau pakai. Ini adalah...... " kata Bo gum terputus.
Yoo jung mengernyitkan dahi. Ia kembali menyeruput tehnya.
"Ini adalah dunia bangsa Peri...." kata Bogum berbisik. Yoo jung tersedak dan terbatuk2. Kakek menyikut lengan Bo gum.
"Apaaaaa.....????? Dunia... Bangsa peri???"
KAMU SEDANG MEMBACA
Fireflies - Another World
Fantasy"Dia... dia... istriku. Dari kerajaan Timur." jawab Bo gum meyakinkan. Kedua orang itu agak kaget. Yoo jung lebih kaget lagi. Istrinya??? Follow. Vote. Comment 😊