Yoo jung merasakan kondisi tubuhnya mulai membaik. Dokter memintanya untuk latihan berjalan. Ia pun keluar ruangannya. Menyusuri koridor rumah sakit besar itu sambil menuntun tiang infusnya.
Yoo jung duduk di taman rumah sakit menikmati cahaya matahari pagi. Disana ada banyak pasien seperti dirinya. Bedanya mereka ada yang menemani sedangkan Yoo jung sendirian.
"Teganya kau seperti ini padanya Pah, Dia kan anakmu..."
"..."
"Meskipun begitu, setidaknya tunjukkan rasa kemanusiaanmu. Statusnya di kartu keluarga kita adalah anakmu..."
Tak jauh darinya seorang ahjumma sedang berbincang dengan suaminya di telefon.Wajahnya terlihat sedih dan kecewa. Setelah menutup pembicaraan ahjumma itu menunduk dan mulai menangis.
Yoo jung duduk termenung memainkan cincinnya. Sudah 2 hari ia ada di dunia nyata. Dia memikirkan Bo gum dan Kakek. Sedang apa dia. Dia pasti kebingungan mencarinya. Yoo jung sedih. Ia menunduk. Cincin yg ia mainkan jatuh menggelinding.
"cincinku..." Yoo jung terkejut cincinnya jatuh. menggelinding dan berhenti tepat di dekat sepasang sepatu.
Yoo jung mengamati sosok itu dari bawah ke atas. Orang itu tampak menunduk dan memungut cincinnya. Setelah itu ia mendekati Yoo jung.
"apa ini cincinmu?" tanya seseorang. Yoo jung mendongak. Itu ahjumma yang ada di dekatnya tadi.
"oh... iya." Yoo jung menatapnya. Ahjumma itu tampak sangat ramah. Ahjumma itu duduk di sebelahnya.
"pasti ini cincin spesial ya?" tanya ahjumma itu lagi.
"iya, ahjumma. Pemberian seseorang... yang saya cintai..." Yoo jung menatap jauh ke depan.
"kau tampak sedih."
"dia berada sangat jauh..." gumam Yoo jung. Ia berdiri pamit untuk kembali ke ruangannya.
"ruanganmu dimana?" tanya ahjumma itu.
"Lantai dua. no 10."
"kebetulan. Saya juga akan ke lantai dua. No 11. Bolehkah saya temani?"
Yoo jung mengangguk. Ahjumma itu baik sekali padanya. Membuatnya rindu akan ibunya. Yang tak pernah ia lihat secara langsung.
Di koridor rumah sakit. Ahjumma itu bercerita anaknya sakit keras karena kecelakaan dan telah koma selama 6bulan. Dokter menyarankan untuk ikhlas tapi ahjumma itu meyakini anaknya akan bangun suatu hari nanti.
Yoo jung tersentuh dengan ketegaran ahjumma itu. Sudah lama namun ia tetap sabar menunggu anaknya kembali.
"boleh saya berkunjung ke kamar anak anda? dia sangat beruntung memiliki ibu seperti anda. saya bosan dikamar karena hanya sendirian" tanya Yoo jung.
"tentu saja. Kapanpun kau mau."
Lalu ahjumma itu menceritakan jika anaknya itu bukanlah anak suaminya. Sebelum menikah dg suaminya ia dijodohkan dengan laki2 lain namun beberapa bulan pernikahan laki laki itu meninggal. sedangkan ahjumma itu tengah mengandung. Suaminya yang merupakan mantan kekasihnya merasa iba. Lagipula masih ada cinta di hatinya sehingga suaminya itu bersedia menikahinya.
Namun sikap suaminya mulai berubah saat anak itu lahir. Suaminya membenci anak itu karena bukan darah dagingnya sendiri. Kecemburuan di masa lalu membuatnya tak menyukai anak itu.
...
Yoo jung berkunjung ke kamar sebelah kamar no 11. Ahjumma sedang mengelap wajah anaknya yg berkeringat. Yoo jung menyapanya. Ahjumma itu menyuruhnya masuk.
"anda sedang sibuk ahjumma?" tanya Yoo jung.
"ah tidak. Hanya menyeka keringatnya. hmmmm aneh sekali.. entah kenapa akhir2 ini ada air mata di sudut matanya."
Yoo jung mendekat untuk melihat anak ahjumma itu. Ada banyak selang disana. Ada selang oksigen yg dimasukkan lewat mulut dan kabel yang ditempel di dadanya.
Yoo jung semakin mendekat dan melihat wajah anak ahjumma itu lekat lekat. Yoo jung syok. Ia menutup mulutnya.
"Dia...." suaranya tercekat di tenggorokan.
....
KAMU SEDANG MEMBACA
Fireflies - Another World
Fantasy"Dia... dia... istriku. Dari kerajaan Timur." jawab Bo gum meyakinkan. Kedua orang itu agak kaget. Yoo jung lebih kaget lagi. Istrinya??? Follow. Vote. Comment 😊