12

1.4K 138 3
                                    

Author POV

"serius lu jun? Kok bisa sih nyet?" tanya hanbin kepada June yang sebelumnya menceritakan tentang Rose yang menangis kepada anak anak ikon

"tapi, hari ini Rose juga ga masuk." ujar Jinan karena tadi ia menerima surat ijin dari rose, secara jinan adalah ketua kelas

"weh, si Rose beneran nangis ? Kaga banget pan" susul bobby dengan wajah seriusnya

"gos, ku gausah sok serius deh" ucap Chanu yang membuat kepalanya di jitak oleh Bobby

"Jun? Terus lu gimana? Ga lu ambil poto? Payah lu June, pan mayan harusnya kalo di aplod" cerocos Yoyo yang berhasil membuat teman temannya melotot ke arahnya

Semua teman teman June mulai berkomentar ini dan itu. Kecuali Dony. Kenapa? Karena Dony mengetahui suatu hal yang ada dalam diri Rose. Sedari tadi, Dony diam saja karena tidak ingin memberitahukan kepada June dan teman temannya.

"terus nih ya, rose pan biasanya ceria ceria gemesin gitu. Kalo marah juga galaknya, galak galak lembut. Nah kalo ini, dia udah galak bat men" ujar June kepada teman temannya

"ck. Aneh ga sih?"

•••

Silaunya sinar matahari membuat Rose terbangun. Hari ini ia memutuskan untuk tidak bersekolah karena matanya yang sembab dan kondisinya yang kacau.

Ia mengingat kejadian semalam, membuatnya kembali menitikkan air mata. Cepat cepat ia mengusap air mata itu. Ia memang benar benar mencintai seorang June. Ia sedang jatuh cinta. Rose mengingat bagaimana June dengan mesranya mencium punggung tangan Kak Dinda. Ia kembali menangis. Ia tak sanggup lagi.

Rose sangat bingung saat ini. Ia tidak bisa menyalahkan June atas kejadian semalam, karena Rose juga tidak ingin memaksakan June. Namun, Rose juga sangat sakit hati. Rose mengacak rambutnya frustasi. Ia ingin sekali berteriak.

"Non. Ada non jenny, non jisoo, sama non lisa diluar"teriak mbok ratih

"suruh kesini aja mbook" teriak rose

Tak lama kemudian, teman teman rose langsung masuk ke dalam kamar Rose. Tanpa aba aba, tiba tiba Lisa memeluk Rose.

"Rose. Kitaa udah tau kok" ucap jisoo membuat Rose terkejut

"tenang ros, kita gabakal bilang ke anak ikon kok" ucap jenny menenangkan Rose.

"tapi, ada satu. Dony" ujar Lisa membuat teman temannya melotot
"Dony gabakal bilang kok" sambung Lisa dengan senyum.

"Rose, ngapa gacerita sih?" tanya jisoo penuh keprihatinan

Rose tiba tiba saja tertawa. Kemudian menangis lagi. Hal itu membuat teman temannya heran

"rose?" panggil Jenny

"lu baik baik aja kan rose? Jangan buat kita khawatir ah elah" ujar Lisa yang tampak khawatir

"gu-gue bisa gila kalo giniii... Gue bener bener cinta sama dia, dan gue gamau gue jadi benci sa-sama dia gara gara dia pa-ca..ran sama Kaka tiri gue" ucap Rose di sela sela tangisnya

Teman temannya, hanya bisa menatapnya dengan iba.

2 bulan kemudian

Hari telah berganti hari, tidak terasa sudah 2 bulan Rose menjalani harinya tanpa semangat. Rose telah berubah. Rose yang dulu ceria, lembut, dan murah senyum, kini menjadi rose yang pemurung, sering melamun, dan tertawa hanya beberapa saat saja. Teman temannya sudah mencoba untuk merubah Rose, tapi semua sia sia saja. June sendiri, ia masih seperti biasanya. Sering terlambat, pemalas, dan tidak ada perubahan dalam dirinya.

Hari ini adalah hari Minggu. Rose membuka jendela kamarnya. Ia menutup matanya. Menikmati silaunya sinar matahari yang menusuk matanya, bersamaan dengan itu, Rose menikmati ribuan pisau yang saat ini menghujam hatinya karena mengingat kejadian malam itu.

Rose menghampiri mejanya, duduk di kursinya. Ia menyentuh buku diarynya.
Rose membuka buku diarynya. Buku diary yang membuat Lisa tahu bahwa rose tengah jatuh cinta. Buku diary yang tahu bagaimana kisah hidup Rose. Buku diary yang menjadi tempat Rose mencurahkan segala emosinya.

Buku itulah yang mengetahui bagaimana cemburunya Rose saat kak Dinda merayakan ulang tahunnya bersama orang tua mereka dan menghabiskan berjuta juta rupiah, sedangkan dihari ulang tahunnya sendiri, orangtuanya melakukan aktivitas seperti tidak terjadi apapun.

Buku itu juga yang menjadi curahan hati Rose saat mamahnya memarahinya karena sudah membuat Kak Dinda menangis. Buku itu yang menjadi teman Rose kala sepi menghantui dirinya.

Dan buku itu juga lah tempat nya mencurahkan perasaan nya. Tentang June yang selalu cuek, June yang selalu membuatnya tersenyum sendiri, June yang membuat jantungnya berdetak sangat hebat, tentang June yang selalu membuat Rose tersinggung karna perkataan June. Buku itu yang memberi tahu pada dirinya bahwa kini ia tengah merasakan rasanya jatuh cinta.

Rose mengambil pulpennya. Ia mulai menggoreskan tinta di buku diarynya.

Halo temanku,
Walau aku tak tahu, apakah akan ada yang membaca ini, namun aku ingin mencurah kan isi hatiku ini. Pagi ini aku terbangun karena sinar matahari. Aku membuka jendela dan menikmati silaunya sinar matahari. Bersamaan dengan sinar matahari, ingatan tentang malam itu menusukku. Bedanya, sinar matahari yang silau menusuk mata. Namun ingatan itu, tlah menusuk hati ini.

June,
Hingga saat ini aku masih tak percaya
Bahwa aku mencintaimu secara tiba tiba
Rasanya aneh, aku merasakannya.
Merasakan rasanya jatuh cinta
Terkadang jantung berdetak karna bahagia
Dan terkadang jantung tak berdetak karna luka.

June,
Aku tidak tahu bagaimana aku mencintaimu
Aku juga tidak tahu kapan rasa ini datang padaku.
Bagai ditusuk ribuan pisau,
Wajah ini menjadi wajah yang sendu.
Sepi kini kembali menyapa diriku,
Diri yang kian lama kian rapuh,
Karna cintaku

Kau bahkan tidak tahu betapa kagumnya diriku padamu
Jantungku selalu berdebar saat membayangkan senyummu
Kenangan antara kita selalu mengalir bersama dengan darahku
Suaramu itu selalu terbayang, mengalahkan detak jantungku.
Dan akhirnya, cinta ini selalu ada dalam diriku.

June,
Sudah sangat lama
Aku dan dirimu tak lagi saling menyapa
Aku sangat merindukanmu karna cinta
Semakin lama waktu ini,
Cinta ini semakin menjadi jadi
Hingga tak terasa, cinta ini sudah sangat besar
Walau sudah berkali kali terbakar

June,
Aku harap sampai saat ini kau masih mengenalku
Aku harap kau masih mengingat, kenangan yang terjadi antara aku dan kau
Dan lagi,
Aku harap saat ini kau berbahagia,
Selalu tertawa.
Karena, tawa dan bahagiamu adalah detak jantungku

June,
Atas dasar cintaku padamu,
Atas dasar cinta yang tak pernah terungkap,
dan atas nama hati ini yang selalu bungkam,
Aku nyatakan
Aku Mencintaimu June

-RoseMaharani-

Rose menarik nafasnya secara kasar. Air matanya kini ingin menetes lagi. Rose menatap langit langit kamarnya. Mencoba untuk menahan air matanya agar tak keluar.
Liburan semester kini akan segera datang. Rose berencana untuk membawa dirinya kabur dari kenangannya bersama June. Ia ingin pindah ke tempat lain. Rose tidak ingin, dirinya larut dalam kesedihan.

"Junee.. Gu-gue bakal selalu cinta sama lo, juunnee" tangis rose meledak saat ia melihat fotonya bersama June saat di gunung. Ia mengingat segala kenangannya.

.........

"jadi maksud lo tuh apa sih? Ha?" june berteriak penuh emosi ke Jaehyun yang saat ini ada di hadapannya.

"eh June, Dinda sama gue itu udah ada hubungan dari dulu." teriak Jaehyun penuh seringai

"Anjirr looo!!"

This Love ; JunrosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang