11

1.4K 132 7
                                    

Author POV

Hari yang dinanti nanti Rose tlah tiba. Pulang sekolah, ia langsung ke toko bunga untuk membeli bunga. Ia akan memberi bunga kepada June nanti. Dan lagi, ia ingin mengungkapkan perasaan nya kepada June. Ia benar benar tidak sabar. Rose sendiri, saat ini sedang menaiki taxi untuk kerumah June menghadiri party yang diadakan June dan keluarganya. Hati rose berdebar hebat, jantungnya seakan akan copot dari tempatnya.

"makasih ya pak" ucap rose sambil menyerahkan uang kepada supir taxi. Ya, saat ini ia sudah sampai di rumah June. Rupanya, rumah June sudah ramai. Ia melihat lisa yang sedang tertawa bersama Dony. Ia menyusul Lisa.

"liiss" teriak rose

"eh rose, sini" ucap Lisa sambil melambai lambai kan tangannya

"lama bat lu rose. Oh, dandan dulu. Emang ada siapa?" Celetuk Lisa membuat Dony tertawa dan Rose yang mendelik

"kalian cuma berdua? Yang lain mana?" tanya rose

"pada kesana, sama June. Nyusul yang lain yuk" kini, giliran dony yang berbicara

"wiihh rose, lisa cantik banget" teriak jenny

"ah lu mah jen sa ae" ucap lisa malu malu yang membuat semua orang di satu meja tertawa.

"eh gue duluan kesana ya" pamit June. Rose tudak berhenti menatap June sambil tersenyum.

•••

Saat ini, party sudah dimulai. Ada yang menari nari, ada yang makan makan bersama teman atau pacar, ada yang bersendau gurau. Rose sendiri, saat ini sedang bersama Jenny. Mereka sedang memakan es krim.

"say, ikutan dansa yuk" ajak hanbin ke jenny

"ayooo. Rose, duluan ya" pamit jenny dengan semangat.

"yahh, gue ditinggal" ucap rose, yang kemudian mencari sosok June. Ia menangkap sosok June sedang minum sebuah jus jeruk yang ada di tangannya. Sebuah senyuman terlukis di wajah Rose. Ia menghampiri June. Ia berniat mengungkapkannya sekarang. Saat jaraknya dengan June tinggal beberapa langkah, June malah pergi berjalan. Rose mengikutinya.

June berhenti di panggung. Rose tersenyum saat melihat June yang sangat tampan.
Namun, beberapa saat setelahnya senyuman Rose hilang. Bagaikan ditusuk ribuan pisau, kini jantungnya rasanya ingin mati saja. KAK DINDA. Rose terkejut karena kak Dinda ada disamping June saat ini. Mereka berdua berdiri berdekatan.

"Oke. Disini gue akan mengungkapkan perasaan saya kepada Dinda." jantung rose kembali ditusuk oleh satu pisau.

"Dinda, udah lama kita berkenalan" perkataan June berhasil menusukkan satu pisau ke hati Rose.

"Udah lama juga ya, gue suka sama lu. Hahaha" satu pisau benar benar menusuk jantung rose, hingga jantung rose rasanya tidak kembali berdetak.

"Jadi?" tanya Dinda sembari mengangkat salah satu alisnya

"Lo.. Mau ga? Jadi pacar gue? Biar mereka semua jadi saksi kita?" Benar benar di tusuk untuk kesekian kalinya, Jantung rose seperti sudah tidak lagi dapat dirasakan. Beribu panah merusak hati rose. Beribu tepuk tangan dan teriakan dari orang orang membuat telinga Rose juga tertusuk.  Air mata rose yang menghalangi rose untuk melihat June yang sedang mencium punggung tangan Dinda. Air mata yang ia bendung, ia tidak tahan lagi. Hingga air mata itu berhasil menetes.

"rose, gue ajak yukk buruan." rose segera menghapus air matanya saat tiba tiba lisa datang dengan menarik narik tangan Rose.

"tapi-"
"ayoo" belum sempat rose berbicara, Lisa sudah menariknya. Membuatnya mau tidak mau harus mau.

•••

"kita kenapa ke sini?" tanya rose yang bingung karena Lisa mengajaknya ke kamar mandi.

"gue tau semuanya kok rose. Lu kalo mau nangis sini, gue peluk" ucap Lisa tersenyim sambil merentangkan kedua tangannya.
Rose, ia langsung memeluk lisa dan ia menumpahkan semua tangisnya disana.
Air mata yang datang karena orang yang dikasihinya menghilang dibawa orang yang sudah pernah menyakiti hatinya. Hatinya yang pernah rusak dalam waktu yang lama namun sudah terobati, kini hati itu kembali rusak. Kini hati itu jatuh berkeping keping bersama sejuta kenangannya bersama orang itu. Harapannya untuk kembali hidup sudah pernah mati namun harapan itu kembali saat ia berada dalam hidupnya yang baru, dan kini hidupnya yang baru telah membunuh harapan itu lagi. Dan saat ini, Rose kehilangan semuanya.

"Rose, gue ngerti kok perasaan lo. Gue tau lo suka sama June kan? Dan lo bakal ngungkapin perasaan lo." ucap Lisa sembari mengelus elus rambut Rose.

"Gue kan udah pernah bilang sama lo. Kalo lo suka, cerita sama gue. Dan sekarang semua udah terlambat Rose" ucap Lisa penuh keprihatinannya pada Rose.

"Liss.. Hikss.. Gu-gue gatau ka-kalo.. Perempuannya kak din-dinda" ujar rose sesenggukan yang masih dipeluk Lisa. Lisa hanya bisa memberinya semangat dan tatapan iba.

•••

June POV

Akhirnya men, rencana gue buat dapetin Dinda lancar juge. Sekarang acara udah selese, dan gue baru aja nganterin Dinda pulang. Baru aja gue sampe depan gerbang, gue liat rose duduk di kursi deket situ. Dann, dia nunduk gitu kawan. Dia jadi serem hii, kek hantu yang mesti mukanya ditutupi rambut. Lah? Rose nape coba, kok geter geter kayak nangis gitu. Masa iye dia nangis? Gara gara apa dia nangis? Gue deketin ae lah.

"oi onyet, lu nape kok belum pulang?" tannya gue ke rose yang bikin rose kaget. Bener aje dia habis nangis, pas gue nanya tadi dia langsung ngehapus air matanye. Hidungnye merah, matanye sembab

"nunggu taxi" dia njawab sambil ngehindari gue. Dia langsung ngalihin pandangannye. Dia nape?

"ooh, mau gue anter? Lu itu nape kok matanye sembab? Abis nangis?" rose natep gue tajem abistu ngalihin pandangannya lagi. Lah? Dia nape coba kok kek gitu? Cem singa betina men! Galak!

"oi" teriak gue ke rose, yang bikin dia kaget lagi. Abis, dia ditanya kok malah galakin gue.

"ck. Napa sih? Gue bisa pulang sendiri" dia njawab sambil natep gue tajem dan galak banget. Rose bener bener berubah drastis. Biasanye ae ngejar ngejar tebengan. Nah sekarang tebengan ysng ngejar ngejar dia. Tapi? Dia bawa bunga gitu

"wih rose, lu nape nying bawa bunga bunga segala? Buat gue ya?" tanya gue dengan cengiran percaya diri gue yang lagi lagi bikin rose natep gue dengan tatapan galaknye.

"nggak! Bukan buat lo! Lain kali, kalo ngomong dipikir dulu. Jangan kepedean, ini bunga buat mami lo! Karna ga ketemu tadi, gue titip!" buset, ini beneran rose? Judes mamad dan galak abiz

"setdah rose, lu galak amat. Lagi PMS ya?" canda gue ke rose sambil ngsmbil bunga buat mami gue

"diem lo! Gue gabutuh lawakan lo!" rose beneran marah nyet, gue salah apa sih?

"oi rose. Lu napa sih? Okedeh, maafin gue kalo gue ada salah. Tapi kalo gue gaada salah, dan kesalahannya ada pada orang lain. Jangan pernah ngelampiasin emosi lo ke orang lain, termasuk gue!" Gue asal nyeplos ae. Kesel gue njing. Eh? Rose? Kok dia nunduk sambil geter geter? Omegat, gawat dia nangis.

"Rose kok lu nangis sih? Gue salah apa coba. Gue minta maaf deh. Gue anter pulang ya?" gue bujuk dia ae
"gue traktir deh" sambung gue biar dia mau.

"gak. Gue mau pulang se-sendiri.. Hiks" dia sesenggukan gitu sambil pergi

"roseee bahaya rosee. Lu jalan sendiri woy" teriak gue ke rose dan galama setelah itu, taxi lewat.

"aneh si Rose"

This Love ; JunrosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang