M-1

18 3 0
                                    

Arkan Dizaphear

Memori memori ingatan masa lalunya berkelebat dalam pikirannya, membuat dirinya merasa pusing terhadap kejadian delapan tahun lalu yang menimpanya.

"Argh, masa sih gue ngalamin itu dulu?" tanyanya pada diri sendiri, berharap apa yang ibunya ceritakan kemarin itu hanya dongeng belaka.

"Napa lo Ar?" tanya David yang duduk di sebelah Arkan sambil memakan kripik kentang milik Razen.

"Yee lu main comot kripik gue aja" ujar Razen sambil menoyor kepala David dan David langsung membalas toyoran Razen, dan sekarang yang terjadi adalah perang toyor antara David dan Razen.

"Masalah cewek?" tanya Azka yang berada di belakang Arkan, Azka mengerti apa yang sedang dialami Arkan sekarang, kalau gak masalah cewek pasti masalah guru BK, karena Azka adalah tempat dimana keluh kesahnya Arkan.

"Bisa ga sih lo berdua diem sehari aja," kesal Arkan sambil menunjukkan tatapan sinisnya dan perang toyor antara David Razen pun berhenti.

"Ini jauh dari masalah cewek, dan ini ada sangkut pautnya sama kelebihan membaca pikiran yang gue punya."Ketiga temannya langsung menatapnya serius dengan tatapan penasaran dan lagi tanpa ada yang berbicara satu orang pun di antara mereka.

"Tapi gue ga bisa cerita sekarang, karena itu masihhhh rahasia" jelas Arkan dengan tatapan kecewanya karena tidak bisa bercerita kepada temannya mengingat ibunya yang tidak memperbolehkannya untuk bercerita pada siapa pun. Padahal kalau cerita ke orang yang deket bisa ngebantu walaupun sedikit,right?

"Yah taik lo, gue udah ngebela belain ngosongin otak buat denger cerita lo," dengus David dan dibalas toyoran oleh Razen.

"Yailah salah gue apa lagi sih?ribet amat"

"Sok sok-an ngosongin otak lo mah, emang otak lo udah kosong kan dari lahir?"

"Ehh sempak kuda" ketus David sambil membalas toyoran Razen.

"Yaudah kalau lo udah siap cerita aja ke kita kita,oke?" Ujar Azka dan hanya dibalas senyuman tipis oleh Arkan.

****

Andrea Zabellina

"Andrea!!! kantin yuk," ajak Carla dan Ratu berbarengan yang dibalas anggukan antusias dari Andrea.

Di koridor mereka tiada hentinya membahas kejadian lucu hari ini dikelasnya yaitu saat Galih tertidur jam pelajaran matematika dan dari sudut bibir Galih keluar air liur dari mulutnya.

"Ratu, traktir dong, yayaya?"ucap Andrea tiba tiba dengan nada dibuat buatnya.

"Iyaa, itung itung lo kan Ratu dan Ratu harus membuat rakyatnya kenyang," balas Carla sambil menaik turunkan alisnya.

"Yee Ratu juga kan butuh pendamping buat nyari duit," dengus Ratu sambil memutar bola matanya kesal.

"Tuh ada yang namanya Raja anak kelas sebelah," jawab Andrea dengan nada entengnya yang membuat Ratu mengumpat sambil memutar bola matanya dan Carla hanya tertawa terbahak bahak.

Sesampainya di kantin, mereka langsung menyambar tempat duduk yang kosong, dan langsung memesan pesanan mereka.

"Gue ke toilet dulu ya,kebelet nih," ucap Andrea tiba tiba dan di balas anggukan oleh kedua temannya itu.

"Hati hati ada cogan yang nyantol ke lo," teriak Carla, saat Andrea sudah mencapai pintu gerbang kantin. Huft,memalukan.

****

Selesai dengan urusan toilet, Andrea merapihkan rambutnya yang sedikit berantakan di depan cermin. Sudah rapih, dirinya bergegas keluar toilet dan langsung bertabrakan dengan seseorang.

BRUKKK

Gede banget badan ni orang sampe gue mental segala, batin Andrea kesal.

"Makanya, kalau jalan liat liat, punya mata itu pake liat keburu katarak," ucap orang itu yang membuat mata Andrea terbelalak kaget dan langsung terbangun dari tempat jatuhnya.

"amit amit, Ya Allah. Andrea masih ingin ngeliat, Ya Allah," ujar Andrea sambil menggerutu kesal tapi orang yang berada di hadapannya saat ini mengerutkan kening, seperti ada yang mengganggu pikirannya.

Kali ini orang itu menaikkan alis dan perlahan lahan berjalan mendekati Andrea yang sedang kebingungan.

"Eh Arkan ini sekolah, dasar mesum." Arkan tidak mengindahkan apa perkataan cewek itu. Fokusnya hanya satu titik yaitu, matanya Andrea.

"Ck, hebat banget ya, lo bisa nyembunyiin pikiran lo dari gue."

"Hah?."

"Gak."

"Ga jelas banget sih," gerutu Andrea sambil mendengus kesal, dan segera pergi meninggal Arkan menuju kantin.

****
"Sebell, double sebel, triple sebel," umpat Andrea saat dirinya telah sampai ke kantin dan langsung menyambar tempat di sebelah Carla.

"Napa sih Dre? Ribet amat pulang dari toilet," tanya Ratu yang berada di depan Andrea sambil memakan baksonya.

"Masa gue dikatain katarak sama tuh cowok."

"Cowok mana?"

"Arkan."

"Tuh kan apa gue bilang, hati hati ada cogan yang nyantol ke lo, Hahah, bener kan omongan gue," ujar Carla sambil membanggakan dirinya sendiri dan langsung mendapatkan tatapan sinis dari Andrea.

"Au ah," dengus Andrea kesal dan langsung memakan baksonya.

****
Pulang sekolah, seperti biasa, Andrea pulang bersama kembarannya yaitu, Andara.

Mereka berdua berjalan beriringan menuju gerbang sekolah untuk menghampiri jemputannya.

"Neng, mau jalan jalan dulu?" tanya Pak supir dengan sopan dan langsung dibalas gelengan serempak oleh Andrea dan Andara.

Sibuknya jalanan kota Bandung membuat Andara terus terusan mengumpat kesal, Andrea pun juga, karena perutnya mulai kelaparan.

Setelah menempuh waktu setengah jam untuk sampai ke rumah, Andrea dan Andara langsung berbondong bondong keluar dari mobil untuk masuk rumah tanpa memedulikan adanya motor ninja berwarna biru di rumahnya.

"Assalamualaikum ," ujar mereka serempak dan langsung dibalas oleh dua cowok di ruang tamu.

"Waalaikumsalam," jawab dua cowok itu, Andrea mengerutkan kening mendengar suara cowok yang dikenalinya selain kakaknya.

Karena rasa penasaran yang besar, Andrea berjalan mendekati ruang tamu dan seketika membuat dirinya terkaget oleh tamu cowok itu.

"Elo lagi?!"

****

MindTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang