Mereka jadi sering berjalan bertiga sekarang. Pada awalnya, thomas merasa sedikit terganggu, tapi lama kelamaan dia merasa terbiasa. Dan rini yang sangat menyayangi ira, merasa telah berhasil mengembalikan keceriaan ira dan dia puas dengan usahanya yang tidak sia-sia.
"Lega rasanya melihat Ira kembali ceria," cerita rini ketika siang itu thomas datang ke kost-nya sementara ira sedang tidur ada diantara mereka.
"Aku juga. Dan rasanya, kamu benar, semakin lama aku akrab dengannya, dia semakin menyenangkan."
"Dan yang pasti, dia cantik, kan?"
"Kamu juga cantik. Dan di mataku, kamu yang tercantik, tidak akan pernah ada gadis lain," rayu thomas mesra.
Rini tertipu dengan hati diliputi kebahagiaan. Thomas selalu tahu bagaimana cara menyenangkan hatinya.
"Hai, thom, sudah lama?"
Lola muncul dari dalam.Thomas menjawab dengan senyum, "Lumayan. Mau kemana, nih?"
"Main. Ikut yuk."
" He-eh, deh."
"Yuk rin, pergi, ya?" Pamit pada rini. Rini mengangguk.
"Enak ya tinggal di tempat kost, bebas terbang ke mana pun kapan kita inginkan," komentar Thomas begitu lola meninggalkan mereka. "Nggak kayak di rumah, banyak satpam"
"Tapi enak di rumah, kok, ada yang nasehatin, atau marahin kalau kita salah."
"Ku kira kita nggak perlu nasihat lagi, apa lagi dimarahi, kita kan sudah dewasa," kilah Thomas.
"Memangnya kalau sudah dewasa kita nggak pernah salah?"
"Ya seenggaknya kita kan nggak pantas lagi dimarahi, atau di nasihati kayak anak kecil, kita kan udah bisa membedakan, mana yang baik dan mana yang tidak baik."
"Aku nggak pernah merasa begitu, thom, kita akan sering lengah, sampai lupakan hal itu. Dan orang tua, rasanya harus ada untuk mengontrol kita."
"Sampai kapan kita harus selalu bergantung pada mereka?"
"Memangnya kamu sudah nggak butuh mereka lagi? Kayak aku nggak tahu siapa kamu aja. Waktu aku ke rumahmu kemarin, kamu nggak ada, adikmu bilang, kamu nggak pulang ke rumah karena ngambek minta dibelikan motor. Apa itu bukan berarti kamu masih butuh dan masih ingin bergantung pada mereka? Malah kesannya, kamu kekanak-kanakan banget."
"Ya udah deh, aku ngaku kalah," Thomas tertawa.
" Tapi aku datang kesini bukan mau ngajak kamu bertengkar, kok. Kita jalan, yuk."
"Oke. Ng... o, ya, gimana kalau kali ini kita nggak perlu ajak Ira?" usul Rini sedikit ragu.
"Kenapa?"
"Kamu nggak kangen kita cuma jalan berdua aja? Dan bicara indah tentang masa depan kita," Kata Rini sedikit membujuk.
"Baiklah, sudah lama memang kita tidak melakukannya hanya berdua, ya? Aku juga rindu. Ada ira di antara kita, rasanya agak risih juga ngobrol yang asik asik, ya? Nggak enak."
"Kalau begitu, tunggu aku ya, aku ke dalam dulu sebentar," rini bangkit dari duduknya, lalu melangkah ke dalam, dia ingin mengambil dompet dulu, tak enak jalan tanpa membawa uang sendiri.
Di kamar, dilihatnya Ira sedang menggeliat di atas tempat tidurnya.
"Baru bangun, Non?" sapa rini ramah. Ira menyahut dengan suara parau, Karena kelihatannya masih mengantuk.
Rini mengambil dompetnya di lemari, lalu diraihnya sisir.
"Mau pergi, ya?" tanya ira dengan telentang di atas tempat tidurnya.
"Jalan."
"Dengan Ayu?" Rini menggeleng.
"Lalu?"
"Dengan Thomas," sahut rini sambil berdiri di depan cermin dan menyisir rambutnya.
"Thomas?" Ira serentak duduk.
Dari cermin, Rini melihat ada sesuatu yang lain di mata kira. Dan entah mengapa, Rini tidak senang menyaksikan itu. Entahlah akhir-akhir ini rini memang sering didera rasa tidak enak bila mendengar Ira menyebut nama thomas. Cemburu? mungkin ya.
"Kamu kok nggak bilang kalau ada Thomas, kenapa?" Tanya Ira seperti menyalahkan Rini.
"Kamu kan sedang tidur," Sahut Rini tidak senang. Sialan, apa urusannya? Gerutu hatinya kesal.
"Kan bisa bangunkan."
"Sorry, aku tidak tega bangunkan kamu, kelihatannya pulas sekali, sih,"
Ira melompat dari tempat tidurnya.Rini berbalik dari cermin ke wajah Ira
"Pinjam" Ditarik nya sisir di tangan Rini. Dan dengan tergesa ia rapikan rambutnya yang panjang dan indah. Bagaimanapun caranya menyisir, rambutnya yang terurai lembut itu tetap saja menarik. Rini akui, Rini kalau cantik dibanding Ira. Tio memang bodoh telah meninggalkannya, tapi sebodoh dia juga kah thomas tidak berpaling padanya...? Rini segera menepis pikiran gilanya. Dia ingat selalu, seperti apapun Rini, dia adalah gadis tercantik di mata Thomas. Dan dia adalah ratu di hatinya........
Rini masih melamun ketika kira telah melesat keluar. Ah, Ira pasti tidak akan tega merampas thomas-ku, dia kan sudah tahu, bagaimana sakitnya dikhianati.......
Rini terkulai di atas tempat tidurnya. duduk melamun di sana, dan kehilangan semangat untuk pergi bersama Thomas. Ia yakin, Ira pasti akan ikut mereka. Dan tentunya, Thomas tidak akan menolak, karena Rini yakin, setiap laki-laki, akan merasa bangga jalan dengan dua orang gadis cantik.
Pintu berderit. " boleh masuk?" kepala Rena muncul.
Rini mencoba tersenyum dan mengangguk.
" Kok bengong di sini?"
" Nggak papa, kok, aku cuma lagi ingin sendiri sebentar," sahutnya berusaha menutupi apa sedang yang dirasakan nya."Thomas datang ke sini untuk Ira, ya? Kok dia yang menemani?"
"Ng......"
"Hati-hati lho Rin, Ira memang bukan cewek yang berbahaya, tapi bila terlalu sering mereka bersama, kan bisa saja thomas berpaling padanya. Dia kan cantik, dan Thomas, namanya saja cowok, kalau ada yang lebih mulus, wajar dong berpaling."
"Terima kasih atas peringatan mu,"
sahut Rini ketus selalu berdiri. "Maaf, kita bisa bicara lain kali, aku tinggal dulu.""Kayaknya kamu gak suka ucapanku, rin," Rena menyusulnya."Aku tidak bermaksud apa-apa, rin, aku hanya ingin kamu hati-hati."
"Kukira aku tidak perlu begitu, Thomas mencintaiku, hanya mencintaiku, dan aku percaya padanya."
Rena cuma mengangkat bahu. Rini bergegas keluar.
" Kok lama?" tanya thomas.
" Pergi sekarang?" tanyanya tanpa menjawab pertanyaan Thomas.
Rini melirik Ira. "Mau ikut, Ir?" tanyanya sambil berdoa dalam hati agar kepala cantik itu menggeleng, tapi yang ia lihat kemudian?
Ira meng.............
=====!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!====
Ira jawab apa yaaaa. Baca terus cerita BDAP y. Oh ya jangan lupa pencet bintang. Saya juga minta sarannya. Bisa ditulis di komen....
Maaf kalo ada typo
Salam dari:
- Zahra_4_2_3-
Good byeeeeeeee
KAMU SEDANG MEMBACA
Bahagiamu Di Atas Penderitaanku
Ficção AdolescenteBagaimana rasanya jika orang yang kita percaya selingkuh dengan sahabat kita sendiri. Sakit bukan ? Itulah yang dirasakan Rini. Pacarnya yang selingkuh dengan sahabat yang sudah ia anggap sebagai saudaranya sendiri. Ia sangat berterima kasih saat Li...