BDAP 4

62 5 1
                                    

" Pergi sekarang?" tanyanya tanpa menjawab pertanyaan Thomas.

Rini melirik Ira. "Mau ikut, Ir?" tanyanya sambil berdoa dalam hati agar kepala cantik itu menggeleng, tapi yang ia lihat kemudian?

Ira meng.............

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Ira mengangguk.

Rini mengeluh dalam hati. Kenapa jadi begini akhirnya? Rini melirik thomas. dan cowok itu, kelihatannya senang , tidak tampak dibebani.

   Rasanya Rini ingin menggagalkan saja rencana ini, tapi dengan cara apa? dengan alasan apa? thomas berdiri diikuti Ira. Dan Rini pun melangkah lungkai di belakang mereka.
~~~~~~~~~~~~~~

Sungguh perjalanan yang melelahkan Ira mengajak mereka keluar masuk toko.

"Aku mau cari baju. Aku kan harus tampil cantik di pestanya pinky." Katanya manja. Dan sifat manja yang dulu Rini senangi itu, kini  terasa memuakkan dari membosankan.

"Karena disana pasti Tio
datang, kan?" Tanya Rini agak ketus. Ia yakin begitu, karena pinky adalah sepupu  Tio. "Mestinya kamu nggak perlu datang, untuk apa?"

"Aku harus datang, aku ingin buktikan pada diriku sendiri, bahwa aku telah cukup kuat untuk melihatnya dengan gadisnya yang baru. Aku ingin menguji hatiku sediri, rin." jawabnya.

"Kalau nyatanya kamu akan terluka melihat mereka bagaimana? Apalagi kamu datang sendiri."

"Datang sendiri?"
"Memangnya kau akan datang dengan siapa?"

"Aku yakin thomas dan kamu tidak akan tega membiarkan aku ke pesta sendirian."

"Maksudmu? Kau ajak kami? Kuta ke sana bertiga."

"Bertiga?" Ira tertawa renyah. "Apa perlu aku membawa rombongan untuk melawan Tio dan membuktikan ketegaran hatiku?"

"Jadi......?"

"Kau bersedia datang mengantarku kan, Thom?" Dia melirik Thomas yang sejak tadi hanya diam dan mendengarkan pembicaraan mereka yang tidak sehangat biasanya itu.

Thomas melirik Rini, tepat saat rini menatap wajahnya.

"Mintalah izin pada Rini." Kata Thomas pelan.

"Kenapa harus padaku, ibumupun tidak berhak mengatur, kau kan sudah cukup dewasa untuk mengambil keputusan mu sendiri," sahut Rini ketus sambil berpura-pura sibuk memilih baju, padahal pikirannya jauh dari sana.

"Tapi kan aku pacarmu."

"Syukurlah bila masih kau sadari itu."

"Nada suaramu kok gitu, sih?" Thomas merasa tidak enak.

"Lalu harus bagaimana? Aku memang biasa bicara dengan suara begini kok aku tidak ditakdirkan untuk menjadikan di selembut  dan semanja  Ira. Iya kan Ir?"

Ira tidak mengangguk.

Rini memandangi Ira, ia berusaha memperbaiki sikapnya dengan mencoba berkata "baju bagus Ir, cocok untukmu."

Ira tidak menanggapi, tapi berkata lirih, "kuharap aku salah bila mengira kau cemburu padaku....."

"Cemburu?" Rini mencoba tertawa walau sumbang. "Jangan tuduh aku sejahat itu, Ir," tiba-tiba saja ia merasa bersalah telah mencurigai Ira.

"Syukurlah"
Thomas menghela nafas lega.

"Lalu pesta pinky, menurutmu aku tidak perlu datang?" Ira minta pertimbangan.

"Datanglah, katanya kau ingin menguji kekuatan hatimu menghadapi Tio."

"Kau izinkan bila aku ajak Thomas, atau...... kuajak kau saja?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 04, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Bahagiamu Di Atas PenderitaankuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang