Matahari telah terbit. Bagi jiho hari ini bukan hari yang baik untuknya, karna sahabatnya tidak ada disampingnya.
Sedangkan menurut eunjin hari ini adalah hari yang paling berat untuk dijalani, karna tidak ada yang menasehati dan perhatian padanya.
Dan bagi rose, tentunya hari ini hari yang menyedihkan selama hidupnya, karna tidak ada yang membuatnya tertawa.
Mereka bertiga merasa bersalah, apalagi jiho. Jika ada mesin waktu, sudah pasti ia gunakan untuk memutar waktu. "Andaikan waktu itu gua bisa mencegah eunjin sama rose yang rela ngorbanin harga diri didepan kepala sekolah, udah pasti mereka gak akan pergi ninggalin gua". Rasanya jiho ingin sekali memaki dan melukai dirinya sendiri.
Dan rose, dia lumayan merasa lega karna jiho tetap bisa bersekolah di sana. Tetapi rose kehilangan jejak eunjin. Rose sama sekali tidak tau keadaan eunjin setelah kejadian itu. “selagi mereka bahagia, gue juga bahagia kok. Tapi gue kecewa kenapa mamah sama papah malah nyuruh gua tinggal di rumah bibi”.
Sedangkan eunjin, dia benar benar kecewa pada sahabatnya. Kenapa saat eunjin pergi ke luar kota, sama sekali tidak ada yang mengucapkan selamat tinggal? “aku pikir jiho sama rose setia, tapi kenapa pas aku pergi gak ada satupun yang ngucapin selamat tinggal”. Meski begitu eunjin sayang pada mereka berdua. Dia rela pergi ke luar kota hanya supaya jiho tidak terbebani atas kejadian waktu itu.
*Flashback on
“Eh cabe, lo tuh sadar gak sih..jaehyun tuh punya chaeyeon”teriak yebin sambil menjenggut jiho. “Eh yebin tai sohib gue lo apain njir” bentak rose pada yebin. “Emang ya si jiho tuh pantes dibilang pho, liat dong penampilannya aja ka cabe gini. Lo juga udah ngehasut eunjin kan??”tanya chaeyeon dengan tatapan "meremehkan".
“ada apaan ini?aduh eunjin harus gimana?”datang eunjin tiba-tiba sambil memasang wajah kebingungan. “eh eunjin, sekarang lo pilih si cabe atau kita?!” teriak yebin. “serah lu dah jin gua gak mau dibilang macem-macem sama ni orang” ucap jiho dengan pasrah.
“aku gatau harus mihak siapa, tapi...aku percaya kok jiho gak salah. Maaf ya chaey”ucap eunjin sepenuh hati. "Emang fake lo jin, gua benci sama lo”teriak chaeyeon dan yebin. “udah jin kita abisin aja mereka“rose menatap chaeyeon dan yebin seperti orang kelaparan.Tidak disangka, ternyata eunjin mencakar wajah chaeyeon. Ekspresi wajah jiho dan rose benar-benar kaget. Tapi justru mereka senang karna eunjin sudah berubah sedikit menjadi lebih dewasa. Setelah keributan yang melibatkan mereka terjadi, ternyata chaeyeon melapor pada kepala sekolah, chaeyeon berbohong kalau yang memulai duluan itu rojinho.
-Di ruang kepala sekolah
“ayo duduk!”. “Iya pak”. “kalian ini bodoh atau gimana?pertengkaran kalian sama chaeyeon dan yebin udah nyebar ke beberapa sekolah!!!”. “maaf pak tapi mereka dul----”. Ucapan jiho terpotong karna kepala sekolah mengatakan“gausah banyak bicara! Lagipula kamu jadi perempuan gausah centil!”. Sungguh itu sangat melukai hati. “maaf ya pak, tapi emang si chaeyeon nya aja berlebihan. Mentang-mentang anak yang punya sekolah jadi gitu ewh” eunjin pun angkat bicara dengan kalimat tersebut yang membuat kepala sekolah marah. “kamu tuh kurang ajar ya! Berani kamu ngelawan saya cuma buat ngebelain jiho”. “lebih baik kita gitu dari pada jiho tersakiti dan harus menanggung malu sendirian” kali ini rose yang berbicara.
“yasudah daripada berbelit-belit, Silahkan kalian keluar dari sekolah ini sebelum saya MENGELUARKAN KALIAN!!!”. “kalau saya yang keluar gapapa, asalkan mereka sekolah disini”ucap eunjin dengan semangat. “saya juga pak, tapi tolong biar jiho aja yang tetep disini”rose memohon pada kepala sekolah.”yasudah, tapi sebaiknya kalian berdua cepat-cepat keluar dari sekolah ini”.
-di aula (hanya ada mereka bertiga)
“ros,njin..please jangan tinggalin gua”saat ini jiho menangis. “jangan nangis ho, nanti eunjin ikut nangis. Ini demi kebaikan jiho supaya nama jiho bisa bersih kembali”jawab eunjin sambil terisak. “iya ho, gue juga rela pindah sekolah. Yang penting kita selalu bersahabat sampai kapanpun”rose langsung memeluk jiho dan eunjin.