03-Bertemu Farel

24 2 0
                                    

Hari ini entah kenapa, alika ingin naik sepeda ke sekolah. Ketika sampai disekolah, lalu ia menyapa pak satpam dan guru penjaga gerbang yang mengawas peraturan agar siswa memakai dasi dan peraturan lainnya. Dan ia parkirkan sepedanya di tempat parkir motor.

Skip--

Ketika alika sedang berjalan menuju kelasnya, matanya menangkap sosok lelaki yang sedang berbiacara dengan tasya. Dan pandangannya tidak kabur, tetap ingin melihat wajah teduhnya lelaki itu. Sampai-sampai ketika dia terlalu fokus menatap ke arahnya, lelaki itu pun menatap ke arah alika. Akhirnya mata mereka beradu, dan malu pun menjadi milik alika sekarang. Malahan alika menghampiri mereka, dan seolah-olah ikut gabung.

"Eh tasyaaa selamat pagi!" Ucap alika sambil menyorot ke arah cowok itu.
"Selamat pagi juga alika"
"Udah dulu ya sya, aku mau ke kelas dulu" Kata pria itu sambil berpamitan.

Alika masih memandang punggung laki-laki itu. Tatapannya nanar bercampur miris. Alika suka sekali dengan dia, tapi alika bingung, alika harus bagaimana untuk mendekatinya. Karena alika sendiri tidak mahir mendekat kepada lawan jenis. Tapi alika ingin berusaha.
Nanti kamu bakal suka ke aku, kayak aku yang suka ke kamu sekarang, batin alika.

"Lik kamu liatin siapa?"
"Ehh engga engga"
"Dia itu Andika"
"Nama panjangnya apa sya?"
"Andikaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa"
"Eh nyebelin banget sih kamu, aku serius tau"
"Aku juga ngga tau lik"

Lalu merekapun berjalan menuju kelas. Matematika di jam pertama, alika sendiri ga terlalu suka dengan pelajaran satu ini. Dan bahasa inggris yang kedua, masih mending dia masih suka sama bahasa inggris ya walaupun ga terlalu bisa.

Bel istirahat pun berbunyi--

Seketika kelas yang rame jadi sepi, semuanya berhamburan menuju kantin untuk memburu jajanan. Dan dikelas tinggal ada aku sendiri, semenjak tasya izin duluan ke warung untuk beli pembalut. Aku merasa bosan karna sedari tadi dikelas terus, ku putuskan untuk keluar menuju halaman kelas disana ada tempat duduk yang berjejeran, kududuki sambil membaca novel karya pidi baiq yang berjudul "Dilan". Hm andai aja ada cowok yang seperti dilan, gumamku.
Ketika aku sedang asyik dalam imajinasiku sendiri karna terbawa hanyut dalam cerita dilan dan milea, tiba-tiba seorang laki-laki duduk disampingku.

"Saya suka dengan perempuan yang tengah asyik membaca buku ya walaupun bukan buku pelajaran, ketika teman-temannya malah sedang dikantin."
"Eh"
"Eh aja? Kamu ga ingin ngenalin siapa kamu gitu? Aku baru liat kamu lho."
"Namaku Alika, kepanjangannya Alika Islami Senja."
"Wah bagus nama kamu, aku suka di akhir namamu, senja. Dan namaku farel."
"Kamu kelas mana? Aku juga baru liat kamu."
"Aku kelas IPS 1 tetanggaan sama kamu kelasnya."
"Jadi kita bakal sering ketemu dong hahaha"
"Iya aku bakal disini, duduk disamping kamu setiap hari."
"Ya ga setiap hari juga, aku bosen dong liat kamu."
"Biarin, biar kamu jatuh cinta sama aku"
"Gitu ya hahaha"
"Aku suka lho liat kamu ketawa"
"Kenapa?"
"Karena ketika kamu ketawa, tuhan kasih cinta, supaya aku jatuh cinta."
"Idih hahaha"
"Kamu baca buku aja lagi, aku temenin kamu sampai bel masuk"
"Oke"

Alika sempat baper. Dia juga sempat ga bisa ngontrol jantungnya sendiri.
Farel kalau ketawa lesung pipitnya keliatan, dia juga ganteng lumayan, gayanya ga terlalu rapi ga terlalu acak-acakan juga, jadi sedang-sedang aja sih, dia juga asyik orangnya, bawel pula.

Bel masuk pun berbunyi, dan alika pamitan untuk masuk duluan ke kelas. Setelah sesampainya dikelas, gina mendekati alika dan tiba-tiba mengajak mengobrol.

"Lik, kamu suka sama dika?"
"Dika siapa gin?"
"Andika itu lho"
"Oh iya, iya suka emang kenapa?"
"Jangan deh, nanti kamu berurusan sama milli"
"Milli siapa? Alika ga kenal"
"Itu anak ipa 5"
"Tau ah, alika ga kenal, ga tau orangnya"
"Mendingan kamu hapus deh angan-angan buat milikin andika, sebelum kamu dibully sama gengnya milli." Tegas afifah.

Gina pun kembali menuju bangkunya.
Alika heran dibuatnya, kenapa gina tiba-tiba bilang seperti itu. Apa jangan-jangan gina pernah suka sama andika terus jadi korban bullynya geng milli, hm batin alika kesal.
Tasya pun menghampiri bangkunya dan duduk kembali bersama alika. Sesekali tasya memperhatikan raut wajah alika.

"Lik kenapa sih kayak yang abis dipeluk sama hantu aja"
"Engga sya, anu itu"
"

Kenapa sok aja curhat napa sih, jangan bikin penasaran gitu dong"
"Emm iya deh aku cerita nih, tadi gina ngasih tau aku jangan suka sama andika, katanya milli suka banget sama andika, dan kalau aku ketauan sama milli nanti bisa-bisa aku di labrak sama gengnya"
"Bentar deh" potong tasya
"Kenapa sya?"
"Sekarang aku tanya sama kamu lik, kamu bener ga nih suka sama andika? Engga nafsu belaka kan? Terus kamu ya kalau suka udah kecampur rasa cinta mending pertahanin rasa kamu,  buktiin sama andika, biar andika tau kalau selama ini ada perempuan yang tulus sama dia."
"Tapi kan andika, kamu juga tau orangnya gimana sya"
"Saran aku, ya perjuangin dia, selagi dia emang bener-bener ga suka sama kamu!" Tegas tasya
"Oke deh, aku coba"
"Jangan nyerah alika!!!" Peluk tasya, alika pun membalas pelukan teman sebangkunya itu.

Guru matapelajaran geografi pun datang, dan memulai pelajarannya.

So Cold But So WarmTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang