Nine

40 5 0
                                    

Malam ini Navya pulang dalam keadaan kacau, dia benar-benar kacau.

Navya terus berjalan menyusuri trotoar jalan yang hanya di sinari oleh chaya lampu jalan perlahan hujan turun semakin deras , Navya memeluk dirinya sendiri dengan deraian air mata yang membasahi wajah cantiknya namun samar oleh air hujan.

Navya berjalan dengan pelan dengan gemetar sepanjang jalan Navya terus menangis, kebetulan jalanan sedang dalam keadaan sepi.
Tak lama ada sebuah Mobil mewah berhenti dan keluarlah seorang pria gagah dengan payung yang ia bawa.
"Kau sudah gila heh.? Lihat ini sudah hampir tengah malam, hujan turun dengan sangat deras.!" ucap pria itu dengan nada sedikit meninggi "kau ingin mati heh.!?" sambungnya lagi

Namun Navya tetap berjalan menghiraukan ucapan pria tersebut, masih dengan memeluk tubuhnya sendiri dan menangis.
Pria itu mengusap wajahnya kasar kemudian melempar payung yang ia pegang dan berlari kecil menghampiri Navya dan memeluk Navya dari belakang.

Navya yang merasakan tubuhnya dipeluk dari belakang spontan menyikut tepat pada dada sang pria hingga pria itu meringis dan melepaskan pelukannya.

Navy berlari sekuat tenaga, tapi tetap pria itu bisa menangkap Navya dan memeluknya erat,Navya memberontak namun tenaga pria itu lebih kuat dibandingkan Navya yang sedang dalam keadaan kacau itu.

"Lepaskan. Bajingan.! Lepaskan aku.!" teriak Navya histeris namun suaranya tertutup oleh air hujan yang sangat deras tapi masih bisa terdengar oleh Pria itu

Navya terus memberontak dan memukuli dada bidang pria tersebut, tanpa pikir panjang pria tersebut membopong tubuh mungil Navya dan mendudukkannya didalam mobil mewahnya, lalu memakaikan Setbelt Navya dan menutup pintu mobilnya lalu setengah memutari bagian depan mobilnya lalu duduk di kursi kemudi.

Pria tersebut terdiam sejenak sambil terus memperhatikan Navya yang terburu-buru membuka Setbelt nya dan setelah berhasil Navya mencoba membuka pintu mobil namun gagal karena pintu mobil di kunci otomatis oleh pria tersebut.

"Bajingan! Brengsek! Lepaskan aku! Aku ingin pulang brengsek!" ucap Navya berulang kali dengan nada keras dan meninggi sambil menatap Pria sang pemilik mobil dengan tatapan tajam

Pria tersebut mengusap wajahnya gusar lalu menarik lengan kanan Navya yang sedang terus mencoba untuk membuka pintu mobil hingga Navya berbalik sempurna kehadapannya, lalu mencium bibir ranum Navya dengan kasar.

Navya tertegun dengan apa yang dilakukan pria tersebut, jantung Navya berpacu dengan cepat Navya bagaikan terhipnotis.
Setelah kesadarannya pulih Navya mencoba mendorong dada bidang pria tersebut karena Navya membutuhkan oksigen.
Pria tersebut melepaskan pangutannya dan menyandarkan dahi nya pada dahi Navya dengan nafas keduanya yang masih memburu.

"Diam, dan duduklah dengan tenang. Aku akan mengantarkanmu pulang." ucap pria itu dengan lembut lalu menarik diri dan duduk tegak mengarah kedepan. "Kau aman denganku" lanjutnya lagi
Navya diam melihat kearah luar jendela, tak terasa Navya terlelap.

Setelah sampai di Apartemen nya pria tersebut menoleh dan mendapati Navya yang sudah terlelap nyenyak dalam tidurnya. Pria tersebut menarik dudut bibirnya sedikit hingga membentuk sebuah senyuman tipis sangat tipis, mun tiba-tiba senyuman tipis itu hilang dan berganti dengan gadis tipis.
Terlihat jelas ada kemarahan dalam sorot matanya saat otaknya memutar kembali kejadian beberapa saat lalu

"Brengsek.! Selama ini aku menganggapmu sebagai kakak ku, tapi untuk saat ini dan waktu yang tidak dapat aku prediksikan maafkan aku, aku harus melupakan bahwa kau berjasa bagiku" ucapnya tegas dengan suara yang penuh dengan amarah

Lalu mengusap wajahnya secara kasar lalu keluar dari dalam mobil dan membuka pintu mobil sebelahnya dan membopong Navya secara hati-hati agar Navya tidak terbangun.

Beberapa pelayan yang tidak sengaja melihat majikannya membopong seorang wanita pun sangat terperangah kaget. Karna pasalnya Majikan merek tidak pernah berurusan dengan wanita semenjak kejadian menyakitkan itu.

Pria tersebut sadar bahwa beberapa pelayannya memandang heran dan kaget kearahnya namun pria tersebut tidak peduli.

*********-********


Aku mengerjapkan mataku beberapa kali karena silau matahari yang sangat terik. Tunggu tunggu.. Apa.? Matahari.? Aku segera bangkit dan duduk setelah merasakan kejanggalan ini.

Aku memandang sekeliling ruangan ini, kenapa aku bisa ada disini. Dan kenapa disini sepi sekali, kamar ini luas tapi hanya sedikit barang yang terdapat disini.dan warna hitam putih juga abu-abu yang mendominasi kamar ini.

Aku dikejutkan lagi dengan keadaanku yang saat ini sudah tidak memakai pakaian semalam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku dikejutkan lagi dengan keadaanku yang saat ini sudah tidak memakai pakaian semalam. Mengingat itu memori ku berputar kembali kedalam kejadian semalam.

Namun saat air mataku hendak keluar dari pelupuk mataku, pintu kamar ini terbuka dan muncullah sosok seorang pria yang kemarin menolongku tapi aku malah memukulinya, dan oh Shit dia menciumku didalam mobilnya semalam karena aku yang terus berteriak.

Dia berjalan menghampiri ku dengan nampan yang ia bawa. "Kau sudah bangun." ucapanya dengan datar lalu menaruh nampan itu diatas pahaku ya saat ini posisi ku masih sama, duduk dengan kepala bersandar pada kepala ranjang.

"Kau, cepat habiskan sarapanmu, setelah itu mandilah" ucapnya sambil berjalan hendak keluar meninggalkan ku

"Tapi, Alex. Aku tidak membawa pakaian ganti" ucapku dengan nada pelan . Alex berhenti berjalan lalu menoleh sedikit hanya sedikit sehingga dia tidak menatapku akupun sebaliknya

"Aku sudah menyuruh Maid ku mempersiapkan semuanya." Alex kembali berjalan lalu berhenti lagi tepat di ambang pintu "jangan berfikir macam-macam, semalam kau tertidur di mobilku dan Maid ku yang mengganti pakaianmu karena semalam pakaianmu basah" setelah mengucapkan itu dengan nada DATAR Alex keluar menyisahkan aku yang mengangguk faham.

Ya semalam Alex lah orang yang telah menolongku pada kejadian tersebut, lalu aku berlari dan menangis dipinggir jalan dengan memeluk diriku sendiri. Dan siapa sangka aku kembali bertemu Alex beberapa jam setelah kejadian itu, lalu Alex juga yang menolongku lagi semalam, untung aku tidak demam karena hujan semalam. Dan bodohnya aku malah memarahi Alex selama perjalanan hingga aku tertidur.

'Syukurlah aku kira.... Ish apaan sih kenapa aku jadi berfikir seperti itu. Sudah Navya habiskan sarapanmu lalu temui dia setelah kau segar dan meminta maaf atas kejadian semalam' ucapku pada diri sendiri lalu melahap sarapanku yang lezat ini


**********-**********

Nah loh Navya kenapa.?
Hemm. Ada sesuatu nih.
Lanjut ga nih.?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 17, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

I Wanna Life With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang