ijinkan aku melukis pelangi di dalam dadamu
ingin sekali kulakukan berulang-ulang sampai di dalam dadamu benar-benar ada cahaya yang berwarna-warni
melewati tenggorokan dan kemudian melesat masuk tanpa pamit terlebih dahulu
dan berdiri di sana sampai kaki-kakiku membiru dan lumpuhkaudatang dari kejauhan sambil berbisik-bisik pelan "Aku ingin sekali melukis hujan di kepalamu!"
dahiku mengkerut, mengukir-ngukir dan mencari pikiran yang buncit
aku tidak bisa berkata-kata lagi
mulutku kelu. Aku hanya punya tangan dan itu pun hanya bisa dibuat melukis
melukis pelangilama aku berdiri
mataku gelap
dan kauhanya tersenyum ringan di sana sambil melambaikan tangan
aku mengelap perutku yang berminyak-minyak dan berlemak
di dalam dadamu hitam. Kelam serupa maut yang mencoba menghardik secara spontanaku tak perlu berharap banyak lagi
sebab, hangat tak kauciptakan sendiri
tanganku tak mampu lagi melukis dengan baik dan apalagi warna cat-catnya pudar
seperti matamu yang kaupangku-pangku pada saat kau mengantuk
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Kamu di Kepala dan Tubuhku
RomanceAku tidak tahu sebutan apa yang akan disandang di puisi-puisiku ini. Bacalah! Barangkali kaumenemukan cinta yang lain dan tidak menganggap lagi bahwa mencintai adalah patah hati paling sengaja