Author : Aza Yuanita
---------------------------------------------------------------------------
Cinta bukan hanya tentang sebuah rasa
Cinta perlu dipelihara
Butuh dijaga
Karena saat cinta itu berada digenggaman
Hanya ada dua pilihan
Berkembang
Atau
Mati
**
*
Gegap gempita itu begitu terasa, suara terompet terdengar dimana-mana meski pergantian belum mendekati puncaknya. Tapi tidak untuknya, semarak dan kebahagian yang menguar disekelilingnya tak mampu membuatnya tersenyum. Bahkan wajah manis itu tersembunyi rapat di balik topi.
Langkah kakinya terasa berat, tak ada senyuman di wajah manisnya. Beruntung, orang-orang disekitarnya teramat sibuk untuk mengamatinya. Bahkan mungkin tak ada satu pun dari mereka yang mengenalinya.
Udara tak begitu dingin, namun tangannya memeluk erat tubuhnya sendiri. Kepalanya sedikit menunduk dengan topi hitam kesayangannya, menyembunyikan tangis yang hampir tak sanggup dibendungnya. Langkah itu semakin lama semakin cepat, andai jalanan tidak macet mungkin dia akan lebih memilih untuk menaiki taksi. Tapi tidak, malam ini jalanan begitu ramai hingga pilihannya untuk berjalan kaki lebih baik.
Tarikan nafas penuh kelegaan setidaknya hadir saat menyadari, kakinya berhasil mencapai tempat tujuannya. Dengan sedikit tergesa dia memasuki gedung yang sudah lama terlupakan. Tempatnya dulu, sebelum dia memutuskan untuk tinggal bersama kekasih hatinya. Ah mengingat kata kekasih membuat mata itu memanas.
Bahkan senyuman tak nampak saat dia melewati beberapa orang yang menatap kearahnya seraya memberikan senyuman. Tak peduli dengan apa yang akan mereka pikirkan, apa yang dirasakannya saat ini membuat semua kepedulian itu sirna.
Braaakkk..
Suara pintu yang dibanting begitu keras tak dihiraukannya, dia yakin takkan ada yang peduli. Toh hari ini, semua orang tengah memperingati pergantian tahun dengan kebahagiaan. Tanpa menyalakan lampu, langkah kakinya langsung menuju ke kamar dan membanting tubuhnya keatas kasur.
"Aaaaarrrrgggggghhhhhh......" teriakannya pecah. Tangannya menjambak keras rambutnya, air mata terus mengalir tanpa dia tahan lagi. Tubuhnya mulai meringkuk seperti bayi, menarik lututnya hampir menyentuh dagu. Tangisan itu menjadi lagu penghantar untuknya, seperti lagu kematiannya.
"Kamu yakin dengan hal ini Sing?" pertanyaan itu membuat langkah kakinya berhenti. Meski setengah hatinya menyuruh untuk tidak menguping, tapi setengahnya lagi menyuruhnya untuk bertahan. Terlebih yang sedang berbicara adalah Singto kekasihnya dan Jane sang manager.
KAMU SEDANG MEMBACA
New Year 2018 Fanfictions
FanfictionHappy New Year all! Sebelumnya, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada para penulis yg sudah menyumbangkan hasil karyanya untuk memeriahkan tahun baru ini. Semangat dan kreatifitas kalian sungguh luar biasa. (bow) Pada edisi kali ini, ada 10 one...