Kita udah kelas dua belas, jangan ada yang sering bolos lagi. Kalau nggak lulus, nanti kita juga yang malu.
-Bara Elang Nugroho
(Happy reading)
***
Pada siang hari, koridor belakang sekolah dekat gudang penuh dengan bau asap rokok yang disebabkan oleh para murid kelas XII yang bolos saat jam pelajaran kelima.
Bara Elang Nugroho, selaku pemimpin kelompok mereka tengah mematikan bara rokoknya di lantai dengan tangan kanannya. Kini cowok itu bangkit berdiri, menepuk celana belakangnya.
"Habis bunyi bel, semuanya masuk kelas," ucap Bara. "Kita udah kelas dua belas, jangan ada yang sering bolos lagi. Kalau nggak lulus, nanti kita juga yang malu," lanjutnya.
Semua yang ada di sana mengangguk mengerti dengan apa yang ketua mereka katakan. Bara sekarang sudah menjadi ketua geng Fatal menggantikan Tommy Ferrario一sang mantan ketua terdahulu atas perintah Tommy sendiri. Walaupun mau tidak mau Bara harus menuruti titah mantan ketuanya.
"Gua balik duluan." Bara melangkahkan kakinya meninggalkan koridor belakang sekolah juga teman-temannya yang masih asik merokok di sana.
Di tengah koridor kelas XII, Bara bertemu dengan saudara tirinya, Dhirga Alpha Pratama. Keduanya sama-sama saling menghampiri dengan wajah datar andalan mereka.
"Habis ngerokok?" tanya Dhirga yang mencium bau rokok yang sangat menyengat dari Bara.
Bara mengangguk. "Iya, dan lo nggak bisa marahin gua lagi karena lo udah jadi mantan Ketua OSIS di sini."
Cowok di hadapan Bara hanya tertawa kecil. "Gue tahu, kali. Santai aja lo."
"Ya, udah. Gue ke kantor guru dulu. Lo masuk kelas, jangan bolos terus." Dhirga berujar sambil mengingatkan, kemudian melangkah menuruni anak tangga. Bara yang malas kembali ke kelasnya memilih untuk menapaki anak tangga menuju rooftop一menikmati kesunyian yang amat menenangkan baginya.
Cukup mendengar suara kendaraan berlalu lalang juga klakson kendaraan yang berbunyi tak sabaran, membuatnya cukup menyukai rooftop sekolah. Kehidupannya kini sudah baru, naik ke kelas XII, menjadi saudara tiri Dhirga, bisa memiliki keluarga yang utuh kembali, bahkan sudah terbiasa dengan ketidakhadiran Tommy di sekolah ini. Semuanya terasa benar-benar baru baginya.
Ngomong-ngomong soal Tommy, Bara menjadi mengingatnya. Ia mengeluarkan ponsel dari saku celananya kemudian menelepon sahabat dekatnya itu. Wajahnya menengadah ke langit, menatap awan putih berbaris indah di langit biru. Bibir segarnya mengukir senyuman saat sambungan teleponnya sudah diangkat.
"Bolos lagi, lo?" tanya Bara yang langsung mengetahui Tommy tengah bolos kuliah. Terbukti dari sambungan teleponnya diangkat dengan cepat.
[Lo juga.]
KAMU SEDANG MEMBACA
BARA [TELAH TERBIT]
Teen Fiction[Beberapa Part sudah dihapus untuk penerbitan. Telah Tersedia di toko buku Gramedia seluruh Indonesia] 'Senyuman penawar luka yang seluas samudera' Bara Elang Nugroho, biang kerok sekolah SMA Angkasa yang adem dipandang mata. Si nakal yang susah dij...