一NF - 10 Feet Down (ft. Ruelle)
*
"Jadilah anak panah yang siap membidik tepat sasaran."
一FATAL FIRE一***
Segerombolan cowok berpakaian serba hitam keluar dari sebuah rumah mewah. Bara membalikkan tubuhnya setelah menyeka air matanya yang sempat jatuh. Melihat anggota Fatal di depan matanya adalah hal terindah yang tak ingin ia lewatkan sedetik pun. Mereka begitu berarti bagi Bara. Kekurangan mereka, sifat mereka dapat Bara terima di dalam hidupnya yang menjadikan mereka adalah harta yang istimewa.
"Makasih untuk kesetiaan kalian di Fatal. Malam ini kita saling menjaga satu sama lain, kita bawa pulang teman kita ke Fatal kembali. Makasih karena kalian udah mau maafin Ghani, kalian udah buktiin bahwa satu keburukan tidak boleh mengalahkan seribu kebaikan. Makasih juga Dhirga, Redo, Luis yang udah mau bantu misi kami malam ini."
Kini Bara melangkah duluan ke motornya lalu diikuti oleh yang lainnya, sedangkan Dhirga mengendarai mobilnya bersama Redo dan Luis. Setelah Tommy menutup gerbang barulah semuanya melajukan kendaraan masing-masing. Tidak butuh waktu lama untuk sampai di rumah Billivan. Fatal disambut baik oleh puluhan anggota Fire yang sudah berada di halaman rumah Billivan.
"Gue dapet alamat ini sebelum Juvedo disekap karena ketahuan ada di pihak kita. Tempatnya lumayan jauh butuh satu setengah jam dari sini. Dan gue yakin, setelah ketahuannya Juvedo si Hiro nambahin pasukan." Billivan berujar seraya bersiap-siap untuk berangkat.
"Fatal Fire bukan lagi rival, tapi teman. Apa yang kita lakuin dulu sebagai lawan, mari kita lupakan. Moto Fatal Fire adalah jadilah anak panah yang siap membidik tepat sasaran." Billivan mengatakannya dengan lantang.
Bara hanya mengangguk sebagai jawaban mengiyakan, lalu semuanya berjabat tangan sebagai bentuk dari awal pertemanan. Setelah masing-masing orang sudah mengetahui lokasi penyekapan, mereka semua melajukan kendaraan dengan kecepatan penuh.
Dhirga sendiri mengemudikan mobilnya dengan cepat, ia merasa seperti kembali pada saat di mana ia bersama anggota Fatal menyelamatkan Alexa yang pernah disandera oleh geng Tiger. Dan kini sudah sepantasnya Dhirga berbalas budi dengan membantu mereka.
"Lo udah hubungi bokap lo?" tanya Redo pada Luis.
"Udah. Bentar lagi bokap gue nyusul bareng polisi lain. Biar kasus dan TKP mereka yang atur." Luis menjawab cepat.
Bersama Billivan di barisan terdepan, Bara tetap menajamkan matanya pada jalanan. Ia berharap tidak ada kekacauan yang terjadi di sana.
***
Bugh!
Tendangan super keras mengenai perut Juvedo tanpa segan. Dengan pencahayaan remang-remang dan di lantai yang dingin ia terbaring meringkuk dengan tangan diikat ke belakang. Sama juga dengan Ghani yang ada di sebelahnya.
"Lo berdua khianati gue. Kalian tau kan kalo gue nggak suka dikhianati? Terutama lo Juvedo, gue udah percaya banget ke lo tapi nyatanya lo ada di pihak Bara. Lo anggap apa pertemanan kita, hah?!" sentak Hiro murka.
Juvedo terkekeh kecil. "Karena gue capek temenan sama lo."
Hiro berjongkok di dekatnya lalu mencengkeram dagu Juvedo kuat. "Kenapa? Lo nggak suka gue ajak masuk perkumpulan Mafia? Asal lo tau, mereka yang udah buat gue hidup selama ini, kasih gue fasilitas yang gue mau. Andai lo ikut gue, lo nggak bakal sendirian terus di sekolah."
KAMU SEDANG MEMBACA
BARA [TELAH TERBIT]
Teen Fiction[Beberapa Part sudah dihapus untuk penerbitan. Telah Tersedia di toko buku Gramedia seluruh Indonesia] 'Senyuman penawar luka yang seluas samudera' Bara Elang Nugroho, biang kerok sekolah SMA Angkasa yang adem dipandang mata. Si nakal yang susah dij...