Bab 03 - Tatapan itu (Bagian 1)

102 4 0
                                    

Bab 03 (Bagian 1)

(22 Maret, Pukul 05.20, Kota Ruben, Distrik Barat kota, Kediaman Maria May)

"..Hei Radrael! Kembalikan roti madu milikku!"

"..Tidak mau! Salahmu sendiri melamun saat dibagikan oleh Sister Ruri!"  balas riang seorang anak laki-laki berambut merah gelap.

Mengetahui itu, anak laki-laki berambut putih segera mencoba merebut kembali roti madu miliknya.

"..Sini kembalikan!"

"..Kalian berdua, bisakah jangan ribut terus?"  Ucap seorang wanita yang memakai pakaian mirip biarawati, ia lalu berjalan mendekat kearah anak laki-laki berambut merah yang tengah menatapnya kikuk.

"..Radrael, kembalikan roti madu bagian Noel ya. Jangan tamak.."

"..Itukan salah Noel sendiri, dia berlagak enggak mau sewaktu dibagikan rotinya.."

"..Dia tadi sedang berbincang bersamaku. Jadi Noel tidak memperhatikan."  Kata seorang anak perempuan yang memiliki warna rambut abu-abu berdiri di samping Noel.

"..Lihat. Noel tadi sedang bicara dengan Nancy, jadi dia tidak memperhatikan. Sekarang, kembalikan roti bagian Noel ya.."  Pinta kembali wanita berbusana Sister itu seraya menarik daun telingan si anak laki-laki berambut merah.

"..I.. iya! Aku kembalikan, jadi berhentilah menjewer telingaku Sister Ruri..!"  ujar memohon anak laki-laki itu.

"..Pfftttt..!"  tawa tertahan anak perempuan yang memiliki rambut berwarna abu-abu.

"..Anak pintar, sekarang berikan rotinya kepada Noel."  sambung si Sister sembari menarik tangannya dan tersenyum.

"..Cepatlah Radrael, lihat. Noel hampir menangis tau!"  tambah anak perempuan berambut abu-abu yang memiliki bola mata berwarna hijau.

"..Iya aku tau!"  balas anak laki-laki berambut merah itu seraya berjalan.

Setelah sampai di depan anak laki-laki berambut putih. Anak laki-laki berambut merah gelap dengan senyumnya yang lebar pun mengulurkan telapak tangan kanannya yang memegang roti madu kearahnya.

"..I.. ini milikmu. Maaf, aku mengambilnya darimu.."

"..Noel, terimalah permintaan maaf Radrael ya.."  pinta si Sister.

"..Jangan terima, paling nanti dia akan melakukannya lagi.."  ujar santai anak perempuan dengan rambut abu-abunya.

"..Nancy Kau berisik!"  balas anak laki-laki dengan rambut merahnya.

"..Nancy.."  panggil si Sister seraya tersenyum seram.

Melihat itu, anak perempuan berambut abu-abu lalu memekik dalam hati, "..Gie.. seram.."

"..Iya Sister, maaf."  Balas anak perempuan itu mencoba tersenyum.

Dengan wajah yang sedikit malu, anak laki-laki berambut merah itu kembali berkata, "..Ini cepatlah ambil."

Anak laki-laki berambut putih yang melihat itu segera mengangguk. Kemudian, ia mulai meraih roti madu yang ada pada telapak tangan anak laki-laki di depannya.

Saat ia hendak meraih roti yang diberikan padanya. Ia membelakan kedua matanya saat melihat kedepan, lebih tepatnya saat menyaksikan sosok yang muncul di belakang punggung anak laki-laki berambut merah gelap. Kedua bola matanya yang berwarna biru menjadi meredup dan seakan memancarkan ketakutan yang amat sangat. Tubuh mungilnya mulai bergetar, bibirnya kelu, dan napasnya menjadi berat.

Re Build a New History Start from Zero (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang