Bab 06 - Awal sebuah Kejutan

37 5 0
                                    


Bab 6

[Point of View, Noel]

Bagian 3 : Mekarnya Bunga Es.


(27 Maret, Pukul 08.10, Kota Ruben, Distrik Barat kota, Kediaman Maria May)

Jika kalian memiliki sesuatu yang berharga di dalam kehidupan kalian. Hal pertama apakah yang terlintas di pikiran kalian saat memikirkan mereka? Mencintai mereka? Ingin terus hidup bersama? Ataukah, kalian memiliki jawaban lain?

Ini lebih baik jika memikirkannya di awal. Sebab, jika tidak begitu. Tanpa kalian sadari, suatu saat dan suatu masa. Pasti, akan tiba moment di mana kau harus memikirkan hal tersebut. Jadi, tanpa memikirkan lebih banyak lagi. Aku pun dengan yakin bisa menjawab.

"..Aku ingin.. melindungi mereka." Gumamku pada diri sendiri.

Ku raih jubah hitam legam sepanjang lutut yang masih terpasang hanger pada bagian atasnya. Dengan merapihkan kemeja putih yang aku pakai terlebih dahulu, kemudian aku pun segera memakai jubah Beginner Mage Akademi Sihir kota Ruben.

Berjalan dengan beralaskan sepatu boot coklat, membuat ku merasa jika tinggi badanku sedikit bertambah karena alas sepatu boot yang tebal. Berhenti melangkah dengan diiringi memiringkan tubuhku cepat, ku tatap pantulan diriku yang berada di dalam cermin.

Jubah hitam legam yang ku kenakan sepertinya sedikit berkerut pada bagian pundak, namun itu tidaklah apa-apa. Dasi kuning yang melebar memiliki penahan segi tiga terbalik, dan itu masih terbuat dari kain. Yang berarti, aku kini seorang Beginner Mage.

"..Celana ini, sedikit sesak pada bagian pinggul. Tapi, aku kagum karena pihak akademi memberikan satu set seragam ini tanpa mengukur dan menyesuaikan ukurannya dengan tubuhku.." gumamku seraya membalik tubuh.

Setelah puas bercermin, walaupun sejujurnya aku tipe seseorang yang jarang memperhatikan gaya berbusana. Aku melirik kesamping, lebih tepatnya kearah meja belajarku.

"..Sudah hampir lima hari, ya."

Sesaat aku terpancing untuk mendekat kearah meja belajar dan meraih gagang laci. Namun aku segera membuang pandangan mata dan berkedip, menyadari jika akan terjadi sesuatu yang lebih buruk menimpaku jika aku melakukannya.

"..Fenomena sihir yang terjadi selalu sama. Berupa bisikan, perasaan mual, dan melemahnya kesadaranku. Namun, kemarin aku sempat memimpikan sesuatu yang ku pikir memiliki hubungan dengan gejala Fenomena sihir yang aku alami."

Ini semakin membuatku bingung sekaligus cemas. Kira-kira, apa yang sebenarnya tengah aku hadapi? Siapa musuh yang sebentar lagi akan muncul? Tujuan mereka itu apa? Dia sudah tidak lagi memberiku petunjuk, dan hal itu membuatku terpaksa memikirkannya sendiri.

Mimpi yang aku dapati saat tidur, adalah gambaran tentang sebuah upacara ritual sihir yang membuat sekujur tubuhku bergidik ngeri. Walaupun nampak samar, aku dengan yakin mampu mendengar suara teriakan yang terdengar begitu menyedihkan dan kesakitan. Saat aku hendak mengingatnya, ingatan akan mimpi tersebut segera hilang dan kulupakan saat bangun. Namun, aku pun dengan segera menuliskan tiap mimpi yang aku alami ketika terbangun meskipun aku hanya mengandalkan daya ingatku. Oleh sebab itulah, aku masih ingat beberapa tentang gambaran mimpi tersebut.

Kulangkahkan kakiku keluar kamar. Rumah lantai dua milik Bibi May, sepertinya sudah lama beliau beli. Hal ini mampu aku sadari karena model bangunan yang masih klasik dan dominan menggunakan kayu sebagai struktur bangunan. Namun, di sini aku mampu mendapatkan sesuatu yang tak akan pernah tergantikan. Yaitu, tempat untuk kembali dan seseorang yang mengharapkan ku kembali.

Re Build a New History Start from Zero (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang