"Bu, kok aku deg-degan ya?" ucap Andi.
"Bismillah bang, semuanya akan lancar kalau kamu sendiri ikhlas. Ayah sama Ibu ngelakuin ini demi kebaikan kamu." ucap ibunya dengan lembut.
"Insyaa Allah bu, abang ikhlas karena Allah dan bentuk bakti abang sama Ibu dan Ayah. Abang cuma cemas sa-"
"Asalkan nggak memandang lama dan berpikiran yang macam-macam, abang boleh kok ngobrol dengan teman perempuan disana. Berbicara seperlunya saja dan selalu ingat Allah, nggak ada yang harus abang cemaskan lagi." panjang lebar ibu memberi semangat kepada Andi. Seakan-akan ibunya dapat membaca apa yang ada di pikiran Andi. Senyum lembut yang tak pernah lepas dari raut wajah ibunya, selalu menghangatkan mata Andi. Disaat anak jaman sekarang membutuhkan cogan atau cecan untuk menyegarkan kembali mata lelah mereka, Andi hanya perlu memandang dan memeluk erat tubuh ibunya itu.
***
Andi memandang tinggi gerbang sekolah barunya, SMAN GARUDA JAKARTA kalimat pertama yang terlintas dalam benaknya. Ikhlas? Ya Allah sungguh apa aku bisa mengikhlaskan ini untuk-Mu? berat rasanya bagi Andi untuk melangkahkan kaki masuk ke dalam sekolah. Impian dan kenangannya masih terbayang jelas dalam benaknya.Tin.. Tin! Tin.. Tin!
Suara klakson sebuah motor yang dikendarai salah satu siswa sukses membuat detak jantung Andi terhenti sejenak.
"Woy! Mau mati jangan disini! bangs*t!" seruan kata-kata kasar terlontar untuk Andi. Wajah Andi berubah pucat. Bukan karena takut, tapi karena baru kali ini ada seseorang yang membentaknya dengan sikap yang sedemikian kasarnya.Andi bergegas pergi ke sisi jalan mempersilahkan orang itu masuk dengan motornya. Seragamnya putih bersih tapi sangat berantakan. Seragam bagian bawahnya tidak jelas. sebagian masuk ke dalam celana, sebagiannya lagi dibiarkannya keluar. Tak terlihat satu pun atribut yang dikenakannya. Bahkan, sepatunya pun berwarna abstrak, perpaduan antara merah,kuning dan biru.
"Gak usah diambil hati, dia emang begitu. " suara seorang lelaki dari arah belakang Andi menegur pelan.
"Eh? Lo anak baru? Kok gue baru liat lo disini? " ucapnya lagi. Kali ini ia melontarkan beberapa pertanyaan setelah Andi menoleh ke arahnya.
"Iya, saya anak baru disini." Andi tersenyum kecil padanya.
"Oh, kenalin gue Ananda Rifqi. Panggil aja, Rifqi." seorang yang diketahui bernama Rifqi itu mengulurkan tangan kepada Andi.
"Saya Abrisam Andi Althaf, salam kenal." ucap Andi sambil meraih uluran tangan Rifqi.
"Lo kenapa ga masuk?" tanyanya.
"Emm.. Nggak apa-apa. "
Rifqi berhasil membawa Andi masuk ke dalam. Dalam perjalanan menuju gedung sekolah, para siswa harus terlebih dahulu melewati lapangan upacara. Dari sini pula Andi dapat melihat suasana dari sekolah barunya.
"Oh ya lo kelas berapa?"
"Kata ibu sih, dua belas IPA satu. "
"Wah, kelas gue dong?ya udah kita masuk bareng aja."ajak Rifqi.
Mata Andi masih menjuru ke seluruh lingkungan sekolah barunya itu. Sampai pada saat matanya berpaling pada murid-murid yang berada di tengah lapangan upacara. Ntah apa yang sedang terjadi, mereka berteriak saling menyoraki. Mereka membentuk lingkaran kecil, seperti ada sesuatu di tengahnya. Mereka menutupi sesuatu yang tak dapat terlihat oleh Andi.
"Kalau sampe gue liat hal ini lagi, gue gak segan-segan buat matahin tangan lo! " teriak salah seorang murid yang berada di tengah kerumunan itu dan ntah ditujukan pada siapa.
Suaranya seperti seorang perempuan, mungkin sisiwi sekolah ini. Namun, apa yang membuatnya semarah itu? Sampai-sampai ia berteriak sebegitu kerasnya.
"Hah? dia berhijab?" ucap Andi pelan. Ia terkejut bahwa siswi yang berteriak tadi menggunakan hijab. Andi melihatnya melalui celah-celah kecil dari kerumunan para siswa. Sontak, Andi menarik tangan Rifqi untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi.
"Udah gak usah ikut campur, paling si perusuh itu mulai buat keributan lagi. "ucap Rifqi santai, ia juga melepaskan pegangan dari tangan Andi, seperti menolak apa yang ingin Andi lakukan.
Andi lebih menurut apa yang Rifqi katakan. Apa yang dapat ia lakukan? Sementara ia pun tidak tahu jelas bagaimana kondisi lingkungan di sekolah barunya ini.
Siapa sebenarnya perempuan itu? dan untuk siapa sebutan PERUSUH dari Rifqi?
.....
Assalamu'alaikum guys,
Maaf ya kemarin ceritanya ngegantung banget,
Untuk hari ini segini dulu ya, insya Allah untuk selanjutnya bisa lebih lebih panjang lagi..Please give me your comment and vote..
Jalan ceritanya masih panjang, jadi mohon bersabar yaaWasaalamu'alaikum
KAMU SEDANG MEMBACA
An-Nisa
SpiritualSeorang santri yang bernama Abrisam Andi yang harus beradaptasi dengan lingkungan baru karena ia harus dipindahkan ke sekolah umum. Lingkungan baru dan suasana baru untuknya. Dulu, tak sempat walau sedetik pun ia bertemu wanita, sekarang? Bahkan set...