Chapter 4

806 61 5
                                    

Seketika langkahnya terhenti, saat ia melihat perempuan berhijab panjang yang ia lihat tadi pagi. Siswi berhijab itu sedang duduk bersama-

Si perusuh?

Andi melihat dari kejauhan. Mereka duduk di sebuah kursi panjang depan ruang UKS. Siswi berhijab panjang itu sedang sibuk membersihkan kotoran-kotoran yang terdapat pada seragam "si perusuh".

Sedangkan si perusuh itu hanya diam dengan raut wajah memendam amarah. Kedua tangannya mengepal. Sorot matanya tajam ke depan. Siswi berhijab panjang itu hanya menunjukan raut wajah resah, seperti memikirkan bagaimana meredam amarah si perusuh.

Ruang UKS itu tepat di sebelah sisi kiri Andi. Sekarang pun ia mulai cemas. Dia bingung untuk melanjutkan perjalanannya atau mundur dan berbalik arah. Melihat kejadian tadi pagi selalu menghantui pikirannya.

Perlahan tapi pasti. Andi pun mulai melangkah melewati kedua sisiwi tersebut. Matanya memandang ke bawah. Mulutnya komat-kamit melantunkan doa. Takut-takut kalau si perusuh tiba-tiba menyerangnya.

"Kamu ngga apa-apa kan? Udah berapa kali aku bilang kalau kamu ngga usah dengerin kata-kata mereka. Inget ta,Innalaha ma'ana. Sesungguhnya Allah bersama kita."

"Tapi mereka itu udah keterlaluan ca. Hal Ini udah ngga bisa dibiarin gitu aja. Kalau mereka ngga dikasih pelajaran, mereka ngga akan berhenti dan tutup mulut mereka."

samar-samar Andi mendengar perbincangan mereka. Antara mengerti dan tidak, entah mengapa Andi berpikir positif untuk masalah ini.

Mungkin bukan dia yang salah?Bisa jadi ia sedang berusaha melakukan sesuatu yang menurutnya itu memang harus dilakukan. Tapi, Mengapa ia dijuluki si perusuh?




Assalamu'alaikum semua...
Pendek banget yah chapter kali ini???
Maaf kan akuuu
Insya Allah the next chapter bisa lebih panjang..
Ini untuk pemanasan aja yaw
Selamat membaca untuk kalian semua..
Jangan lupa Vote and comment yah,

An-NisaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang