Kyuhyun terbangun dengan badan yang remuk. Semaleman. Semalaman si Choi biadab itu menyiksa, tanpa memberikan dia istirahat barang sedetik. Dia mencoba untuk duduk. Meringis perih saat bokongnya bergesekan dengan kain seprai. Ya tuhan.... Ini perih sekali. Kyuhyun terdiam dipandangnya sekeliling kamar itu hingga mata nya berhenti di satu titik. Matanya melebar, disana tergantung sebuah tuksedo berwarna putih gading yang sangat indah. Sangat halus, dan berkilau.
Si Choi itu mau ada acara rupanya. Kyuhyun menggumam dalam hati. Baguslah, berarti dia bisa lebih leluasa untuk mengawasi rumah ini dan mencari celah untuknya beraksi. Dia terkekeh senang. Lebih cepat lebih baik, kesempatan seperti ini tentu tidak akan dia sia-sia kan. Sudah cukup baginya untuk berada di rumah ini. Dia sudah muak dengan atasannya yang terus saja menelpon menanyai kabarnya-tepatnya sudah berapa jauh rencana Kyuhyun berjalan. Selain itu, dia juga harus secepatnya pergi dari sini sebelum perasaannya kepada si Choi itu makin menjadi. Dia menghela nafas, kali ini dia berdoa keberuntungan ada di pihaknya. Perlahan dia bangkit, niat awalnya dia akan membersihkan diri dulu lalu setelah itu kembali ke kamarnya menyusun rencana serapih mungkin. Mencegah terjadinya celah yang dapat menyebabkan kegagalan. Sebelum semua rencana indah itu buyar saat Choi Siwon sudah berdiri di depan pintu memandangnya dengan pandangan yang sulit diartikan.
-----------------------------------------------------------
Siwon terlarut dalam lamunannya. Tidak dipedulikan sang bawahan yang sedang menjelaskan tentang keberhasilan mereka dalam mensuplai senjata lewat jalur gelap. Pikirannya melayang entah kemana. Kyuhyun. Hanya ada nama itu di otaknya kini. Dia menghawatirkan Kyuhyunnya. Oh bukan, dia tidak khawatir Kyuhyun akan kabur darinya. Dia sudah memperketat penjagaan untuk Kyuhyun. Hanya dia takut makhluk hina dari geng itu akan mengambil Kyuhyunnya. Dia juga anggota gangster sehingga dia tau aturan main nya. Kyuhyun itu adalah umpan dan, sebagaimana fungsi umpan yang sebenarnya dia harus mendapatkan ikan, kalau tidak umpan itu akan ditarik kembali dan dibuang. Oh tidak-tidak Siwon tidak berani membayangkan Kyuhyunnya akan "dibuang" oleh mereka. Tidak, tidak akan Siwon biarkan.Tangannya mengepal erat hingga buku jarinya memutih. Dengan perlahan dia menepuk pundak Hyukjae Temannya lalu berlalu meninggalkan tempat itu dan bergegas menuju mobil yang akan membawa dia ke istananya. Istana dimana dia "menyimpan" sang kekasih manis yang sangat dia cintai.
Siwon benar-benar seperti orang kesetanan di sepanjang jalan. Dia menyetir tanpa mempedulikan keadaan sekitar. Hanya Kyuhyun,Kyuhyun,dan Kyuhyun di otaknya. Segera setelah dia sampai di istana indahnya tanpa perlu repot-repot memakirkan mobilnya dia turun dengan langkah panjang dan tergesa menuju ke kamarnya.
Menarik nafas perlahan saat dia sudah berdiri di depan pintu kamarnya. Perlahan dia membuka pintu kamar itu agar tidak membangunkan kekasih manisnya yang sedang tertidur. Namun, saat dia mencodongkan badannya untuk sedikit melihat keadaan kekasihnya yang didapati adalah sang kekasih yang sudah terbangun dan sepertinya memikirkan sesuatu. Dan, Siwon bersumpah bahwa muka Kyuhyun yang sekarang dia liat sangat dia benci. Karena dia tau di dalam kepala itu berisi rencana untuk meninggalkan dia.
Benar saja, perlahan-lahan dia melihat Kyuhyun berusaha bangun dan menuruni kasur. Saat langkah Kyuhyun terhenti ketika mata mereka bertemu. Siwon menatapnya tajam, membuat Kyuhyun tersenyum gugup. Dengan langkah kikuk Kyuhyun bangun dan kembali melanjutkan aktivitasnya. Tidak dipedulikannya tatapan mata Siwon yang sangat tajam seolah bisa membunuhnya saat itu juga.
Siwon menggeram marah. Matanya berkilat penuh emosi. Dengan segera dia menarik tangan Kyuhyun membuat posisi mereka berdua kini saling berhadapan. "Segitu inginnya kah, kau pergi meninggalkanku?." Tanya Siwon dengan wajah datar dan intonasi datar namun penekanan di setiap katanya mampu membuat Kyuhyun meremang. "Kenapa kau diam? Jawab! Jawab Kyuhyun-ah!." Kali ini Siwon hilang kesabaran dia mengguncang bahu Kyuhyun keras. Matanya menatap Kyuhyun dengan sorot mata kecewa dan terluka. Kyuhyun terdiam dia terlena dengan mata itu. Tatapan mata itu yang mampu membuat dia terbuai.
"Aku tau kau memang pecundang Kyuhyun. Tapi, tolong jangan perlihatkan kelemahanmu di depan ku. Kau itu bodoh." Kata Siwon menohok. Batin Siwon berontak, merutuk dia kenapa selalu saja berkata dan bersikap dingin kepada Kyuhyun. Demi tuhan... Dia sangat menyayangi lelaki di hadapannya ini. Dengan segera dia merengkuh Kyuhyun ke dalam pelukannya. "Aku tidak peduli kau lawan atau kawan. Hanya satu pinta ku, jangan pernah tinggalkan aku. Kumohon." Siwon mempererat pelukannya. Dia lega sudah Mengatakan yang sejujurnya kepada Kyuhyun.
Tangan Kyuhyun terkepal. Tubuhnya menegang, dia kembali memikirkan kata Siwon barusan. 'Lawan atau kawan' apa itu artinya Siwon sudah tau siapa dia? Tapi, bagaimana bisa?. Kyuhyun menggelengkan kepala.'Tidak-tidak dia pasti belum tahu.' Yah, Kyuhyun yakin itu. Dia harus yakin.
Siwon melepas pelukannya. Ditatapnya mata Kyuhyun lalu sebelah tangannya mengelus pipi pucat lelaki pujaannya. Dia mendorong Kyuhyun sedikit memutar posisi mereka. Membuat Kyuhyun bersemu, karena sekarang dia hanya mengenakan celana pendek. Siwon tersenyum melihat Kyuhyun yang menundukan kepalanya malu.
"Hey kenapa harus malu? Ingat... Aku sudah melihat setiap inchi tubuhmu. Bahkan aku sudah menghapalnya di luar kepala."
Blushhh
Kyuhyun malu. Luar biasa malu saat dia mendengar kalimat yang baru saja Siwon katakan. Pipi Kyuhyun bersemu merah, bahkan dia semakin menundukan kepalanya membuat Siwon semakin gemas dan menggigit pipi putih bulat itu karena tidak tahan.
"Aww." Kyuhyun menggerutu
"Mian... Kau sangat imut, Ah. Kajja Baby." Siwon menarik tangan Kyuhyun kembali masuk ke kamar itu. Dengan segera dia mendudukan Kyuhyun di kasur. Tangannya bergerak mengambil tuksedo putih gading yang tadi pagi Kyuhyun lihat.
"Nah. Baby, sekarang kau kenakan ini karena, nanti malam akan ada acara yang wajib kau hadiri sebagai pendampingku." Siwon berkata tegas tapi, sorot matanya memancarkan kelembutan. Tangannya terulur memberikan tuksedo itu.
Kyuhyun melongo mendengarnya. Pasangan. Oh... Darimana Siwon mendapat pemikiran seperti itu?. Menggelikan. Kyuhyun membatin namun, pipinya merona mendengar kata pasangan. Kenapa tidak kekasih? Batinnya lagi. Huh, teruslah bersikap munafik Cho.
Kembali ke Siwon yang masih dengan tangan terulur memegang tuksedo itu dengan wajah berkerut. Dia memandang wajah Kyuhyun- yang sekarang dalam mode melamun. Mau sampai kapan Kyuhyun melamun? Astaga.. Tangannya sudah pegal ini. Dengan kesal Siwon menaruh tuksedo itu di sisi kasur.
"Kau ini memikirkan apa sih?. Lama sekali!. Tanganku pegel tau memegang tuksedo itu." Siwon bersungut.
"Kau bisa menaruhnya." Kyuhyun menyahut polos.
Siwon menganga... Dia merasa bodoh sekarang-atau memang sudah bodoh. Menyadari itu dia menggelengkan kepalanya.
"Terserah. Pokonya,kau harus. memakai itu. dan. jangan. jangan coba-coba untuk kabur. Cho ah anni Choi Kyuhyun. Pelayan ku atau harus kupanggil penyusup?."
Mendengar itu Kyuhyun tercengang. Sial si Choi ini sudah tahu rupanya, memang susah mengadali buaya sepertinya. Siwon yang melihat perubahan wajah Kyuhyun hanya menyunggikan senyum sinis di wajahnya. Sepertinya bermain-main sedikit denganmu akan menyenangkan Cho.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Goobye
FanfictionChoi Siwon. Pria tampan dan pewaris tahta Gengster terbesar di negaranya, menaruh perhatian besar pada pelayan baru seorang pria namun berparas manis bagai wanita. Pria yang ternyata menyembunyikan rahasia kelam dalam hidupnya. Cho Kyuhyun