7. Sixth

807 83 14
                                    

*Guanlin Struggle*
.
.
.

(Back to four months ago)

.

Siapa bilang nikahin Jihoon itu enak? Buktinya perlu waktu satu bulan penuh untuk ngeyakinin Jihoon. Jihoon itu nggak mau nikah muda, ya meskipun ia sudah berkepala dua, dan di tahun ini ia menginjak angkat dua puluh tiga. Namun, di negaranya bukanlah menganut sistem nikah muda. Maksudnya di negaranya banyak kok yang nikah di umur tiga puluhan, bahkan ada yang empat puluhan. Contohnya kaya Om Jongki sama Tante Hyekyo. Contohnya juga kaya Ahjussi Woonbin. Sedangkan Guanlin sendiri sangat ingin menikah sama Jihoon, ia seserius itu Guanlin sampai ia menggunakan kata 'sampai dan ingin'.

Bukannya Jihoon tidak mau menikah dengan Guanlin, hidup bersama Guanlin, memiliki anak dari Guanlin dan berbagi segalanya dengan Guanlin. Namun, hanya saja ia belum siap. Sementara Guanlin, sangat sangat sudah menyiapkan segalanya. Dari segi mental serta ekonomi bahkan ia sudah siap. Bukan karena Guanlin kaya sehingga ia sudah memiliki banyak uang, tetapi itu adalah hasil kerja kerasnya selama hidup di negeri orang. Sungguh Guanlin bersumpah bekerja di negeri orang itu sangat menyenangkan karena ya itu gajinya sangat besar, bersyukur dia belajar di negeri orang. Bahkan ia pernah memiliki keinginan untuk menetap disana. Namun, bagaimana ia akan menetap kalau separuh raganya ada disini?

"Hoon, itu ada yang nungguin. Pulang aja duluan gak papa kok" ujar Gunhee.

"Lah siapa Kak? Nggak ah" tolak Jihoon halus.

"Nggak tau sih. Tinggi, ganteng putih kaya yang ada di foto ponsel kamu. Eh ini sudah jamnya pulang lho, aku juga mau pulang kok"

"Heh? Guanlin? Kak, aku duluan ya" Jihoon dengan segera memasukkan barang-barangnya kedalam laci meja kerjanya lalu memasukkan barang yang ia bawa pulang kedalam tasnya. Sedangkan Gunhee yang melihat tingkah konyol adik nya hanya terkekeh kecil.

"Sore nak Jihoon" ini pak Hyunmin satpam di kantor Jihoon.

"Eh iya sore pak" balas Jihoon sedikit membungkuk.

"Sudah ditunggu sama tunangannya tuh, ganteng ya?" duh Jihoon rasanya mau ke rawa-rawa aja, padahalkan dia nggak pernah ada yang jemput kaya gini. Bisa-bisa fans dia nanti kabur liat Jihoon udah gandengan sama cowok lain, ehh nggak deng. Jihoon mah kalau Guanlin ya Guanlin.

"Saya permisi" Jihoon kemudian berlalu, sedangkan Pak Hyunmin hanya mengangguk.

"Beneran tunangannya?" ujar laki-laki teman sekantor Jihoon.

"Iya"

"Yaudahlah, potek kita" ujar laki-laki lain. Kemudian beberapa lelaki itu memilih untuk melihat interaksi Jihoon dengan Guanlin.

Sedangkan disisi lain, Jihoon sibuk memukul kencang punggung Guanlin.  Guanlin yang duduk bersandar di motor pun langsung menoleh.

"Aduh..aduh kak sakit, ya tuhan" rintih Guanlin, percayalah pukulan Jihoon tuh kerasa coy.

"Biarin, siapa suruh kamu kesini?!" kesal Jihoon, ia masih memukuli punggung Guanlin.

"Stop deer, bisa-bisa lepas tulang punggung aku. Dengerin aku sini" Guanlin memegang tangan Jihoon yang sibuk memukuli punggungnya, lalu ia mendudukkan Jihoon pada motornya. Dan hal itu sontak membuat beberapa karyawan lain melihat mereka gemas ada yang mengigiti kukunya, bahkan ada yang mengumpat. Bahkan beberapa karyawan perempuan yang tadinya sibuk membenahi make up nya, kini mendengus sebal karena tahu bahwa laki-laki tampan itu adalah milik Jihoon.

Our LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang