*Real Happiness*
.
.
.
Seven years later...Guanlin dan Jihoon kini tengah duduk manis diantara wali-wali lainnya, tepatnya mereka kini berada di acara pensi tahunan di Taman Kanak-kanak 101. Kenapa disana? Pastinya untuk melihat pertunjukan anaknya dong, iya enam tahun yang lalu tepatnya ia melahirkan dua bayi perempuan kembar namun tidak identik. Saat itulah ia merasakan menjadi wanita yang sesungguhnya. Keinginan Jihoon memiliki anak kembar tercapai.
Jika ada hal bahagia yang lebih dari itu katakan, menjadi seorang ibu dan di percayakan oleh Tuhan untuk menjaga kedua malaikat kecil itu. Dan juga seorang suami yang selalu waspada dan juga perhatian seperti Guanlin. Sungguh, Jihoon tidak bisa menjabarkannya dengan kata-kata.
"Aku masih nggak nyangka kalau kita udah punya mereka" kata Guanlin sembari merangkul bahu Jihoon. Ah iya, setelah kelahiran ke dua malaikat itu Guanlin sering menunjukkan kemesraannya di depan umum. Contohnya seperti sekarang ini, bahkan dengan tinggi badan Guanlin yang menonjol dari pria lainnya membuat mereka menjadi bahan tontonan. Apalagi nama Guanlin itu sangat populer di negeri ini.
"Aku malah ngira kita masih umur sembilan belasan" balas Jihoon. Jihoon sekarang sedikit berubah, ia sedikit tidak pecicilan lagi kok. Tapi galaknya tetap, bahkan kemarin anaknya menangis karena dirinya.
"Dan ternyata sekarang umur kita hampir mencapai angka tiga puluh" balas Guanlin, kini ia memainkan jari-jari Jihoon namun pandangannya tetap ke arah panggung. Yang mana anak keduanya tengah menari dengan lincah.
"Ada Jimin dan Seola sekarang" Lai Jimin dan Lai Seola. Kedua putri mereka yang sangat cantik.
"Terimakasih sudah mememberikan malaikat manis seperti mereka" bisik Guanlin, ia lalu menggeser posisinya karena anak mereka Jimin telah datang menyusulnya.
"Bunda, tadi Jimin dapat nilai sempurna di mata pelajaran matematika" Jimin yang baru datang langsung memeluk perut ibunya, menghirup aroma sang ibu. Sementara Jihoon hanya mampu mengelus surai lembut putrinya.
"Oh ya? Nggak salah sih ajaran Bunda selama ini" ujar Jihoon tersenyum. Jimin itu memang pintar di bidang akademik, jika Seola ia pintar di bidang non akademik.
"Ihh, Daddy kali Bun" Jimin mengadah, menatap Jihoon dengan pandangan yang tak terima.
"Loh kok Daddy sih?" tanya Jihoon bingung.
"Ya kalau nggak ada Daddy, kita pasti nggak bisa beli buku tulis kan yang kerja Daddy" balas Jimin tersenyum manis hingga gusinya terlihat. Sungguh jiplakan Guanlin sekali.
"Daddy aja terus" balas Jihoon dengan nada yang dibuat marah. Padahal ia senang karena anaknya mampu berfikir demikian di umur enam tahun."Hei sudah bertengkarnya?" tanya Guanlin yang mampu membuat Jimin menoleh kearah Ayahnya. Oh iya, Jimin sampai melupakan Ayahnya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Life
FanfictionSequel Of That Is Real Sangat disarankan untuk membaca TIR dulu. Cerita tentang kehidupan sehari-hari, Park Jihoon, Lai Guanlin, Lee Daehwi, Kim Samuel, Ahn Hyungseob dan Park Woojin setelah menikah. Panwink focuse WARN GS AREA! Marriage Life St...