*Dont Crying*
.
.
.Beberapa kali Guanlin mengusap kasar wajahnya yang kini sudah terbasahi oleh air mata. Hyungseob, Woojin, Daehwi, serta kedua orangtuanya dan orangtua Jihoon juga ikut merasakan hal yang sama. Bahkan kini ia tengah dipeluk erat oleh Minki.
"Ma, ini semua salah aku" rancaunya, sementara Minki semakin mengeratkan pelukan pada anaknya itu.
"Bukan, kamu nggak salah Guanlin" Minki mengusap-usap punggung anaknya yang bergetar itu.
"Aku... Kalau aja nganterin dia pulang nggak bakal kaya gini" Guanlin semakin menumpahkan air matanya. Sama halnya dengan Daehwi, ia memilih untuk duduk di depan ruang ICU. Netranya menatap lurus pintu ruangan tersebut.
"Daehwi! Gimana!" pekik Wonwoo yang baru datang, sementara Daehwi hanya diam. Lalu memeluk mertuanya itu.
"Bun... Samuel hiks" Daehwi menangis dipelukan Wonwoo. Sedangkan Wonwoo ia juga ikutan menangis.
"Kenapa bisa kaya gini?" Mingyu mengusap wajahnya kasar. Lalu berjalan menuju pintu ICU, dapat ia lihat disana. Dua manusia berbeda gender tengah berbaring memperjuangkan hidupnya.
"Ma dia tadi ngomong yang enggak-enggak.. Hikss.. Kalau hiks tau bakalan kaya gini, aku nggak bakal ngizinin dia pergi dari rumah"
"Aku.. Hiks nggak bisa Ma" seketika pikiran Guanlin muncul di beberapa jam yang lalu.
Flasback On...
Pagi-pagi sekali Jihoon sudah rapi dengan kemeja lengan panjang bewarna baby blue dan celana jeans bewarna hitam, bajunya ia masukkan tak lupa ia memakai blazer untuk kesan rapi.
Iris madunya melirik pintu kamar mandi, dimana sang suami yang masih sibuk mandi. Dengan cepat ia langsung menyiapkan setelan kemeja untuk suaminya.
"Kayanya kalau aku pakein dia kemeja yang sama kaya punya ku bagus deh" ujarnya sembari mengambil kemeja berwarna baby blue itu. Sementara tangan dan matanya fokus memilih baju untuk suaminya, Guanlin terlebih dahulu sudah selesai mandi. Melihat istrinya yang terlihat bingung ia langsung memeluk istrinya dari belakang.
"Astaga Guanlin! Kaget tau" kesal Jihoon, ia menampar punggung tangan Guanlin. Namun yang ditampar malah nyengir aneh.
"Apapun kalau kamu yang milih bagus kok" Guanlin lalu mencium singkat pipi istrinya dari belakang, lalu duduk di ujung ranjang. Meraih handuk kecil di pundaknya dan mengeringkan rambutnya.
"Heh, kasurnya basah nanti" Jihoon dengan cepat menarik Guanlin. Ya jelas marah, orang Guanlin masih pake handuk yang dililitkan di pinggangnya doang.
"Nggak papa, kan ada kamu yang ngeringin entar" sahut Guanlin yang kini sudah duduk dikursi belajarnya dulu yang sekarang sudah berubah menjadi tempat singgahan Jihoon.
"Iya kalau aku ada, kalau nggak gimana? Apa kamu tahu aku selamanya bakal sama kamu?" jawab Jihoon dengan nada yang masih ketus. Seketika itu juga membuat Guanlin mendengus kesal.
"Memang kamu mau kemana? Jangan ngomong yang aneh-aneh deh" Jihoon mengambil alih handuk kecil yang tadi di tangan Guanlin, kemudian ia mengusap rambut Guanlin yang basah itu.
"Hidup mati seseorang nggak ada yang tahu sayang, jadi selagi masih bisa. Ayo kita buat kenangan indah yang banyak. Pada waktunya kita juga akan kembali kan? Kalau aku duluan, kamu harus bisa jaga diri ka-"
"Kamu ngomong apasih, aku nggak suka kamu ngomong gitu" potong Guanlin cepat, ia lalu berdiri dan memakai pakaiannya. Jihoon yang mengerti hanya bisa duduk di kursi yang diduduki Guanlin tadi, netranya masih melihat sang suami yang kini tengan mengaitkan sabuknya pada celananya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Life
Fiksi PenggemarSequel Of That Is Real Sangat disarankan untuk membaca TIR dulu. Cerita tentang kehidupan sehari-hari, Park Jihoon, Lai Guanlin, Lee Daehwi, Kim Samuel, Ahn Hyungseob dan Park Woojin setelah menikah. Panwink focuse WARN GS AREA! Marriage Life St...