1.0

1K 153 11
                                    

Usaha Rui untuk mengunjungi tempat – tempat yang pernah ia kunjungi dengan Changbin tidak sia – sia. Ingatannya sudah mulai pulih. Ia sudah mengingat hampir semua yang ia lupakan. Dan sadar atau tidak, Rui sudah kembali menyukai Changbin. Bukan karena ia sudah mengingatnya. Tapi karena perilaku Changbin sehari – hari terhadapnya. Bahkan Changbin tidak tahu bahwa Rui sudah mengingat sebagian hal yang dilupakannya. Dan Rui juga belum memberi tahunya. Karena ia ingin hal ini menjadi kejutan bagi Changbin.

Hari ini seperti biasa Changbin datang bersekolah. Dan bisa dibilang, Changbin adalah salah satu murid yang populer. Jadi tidak aneh jika ada siswi – siswi yang kegatelan. Salah satunya adalah Eunbin. Eunbin sudah mengincar Changbin dari dulu. Dan setelah mendengar kabar bahwa hubungan Changbin dan Rui yang sedikit merenggang karena kondisi Rui, Eunbin pun mencari kesempatan untuk mendekati Changbin.

Saat Changbin sedang nongkrong di kantin bersama teman – temannya, Eunbin pun datang menghampiri Changbin.

"Duh apaan lagi nih cewek. Gak capek apa tiap hari dicuekin mulu sama Changbin." Ucap Felix kesal melihat Eunbin yang menghampiri meja mereka.

"Lo gak rishi gitu dingintilin terus?" tanya Woojin.

"Lo pikir gue mau gitu." Jawab Changbin.

"Hush! Uda deket woi!" Seungmin memperingati teman – temannya.

"Misi gue gabung boleh gak?" tanya Eunbin.

"Gak." Jawab Changbin jutek. Eunbin pun mendengus kesal. Ia capek di jutekin terus. Ia pun langsung duduk. Changbin yang melihatnya pun memutar matanya malas. Setelah itu Changbin segera beranjak dari tempatnya yang diikuti oleh teman – temannya. Eunbin yang melihat hal tersebut segera berdiri.

"Lo gak capek apa?" kata Eunbin. Changbin yang mendengar hal tersebut memutar tubuhnya menghadap Eunbin.

"Kenapa lo harus nungguin dan merjuangin dia yang bahkan gak ingat lo disaat ada yang bersedia buat punya lo? Salah satunya gue." Lanjutnya.

"Perasaan lo buat dia itu gak akan bertahan selamanya lo tau gak?"

"Lo salah." Jawab Changbin, "dan gue bakal nunjukin kalo lo salah!" sambung Changbin sambil berjalan pergi.

Rui sedang tiduran di kamarnya. Harusnya ia belajar buat ulangan besok. Tapi otaknya tak bisa berkonsentrasi. Ia terus teingat dengan ucapan Eunbin kepada Changbin. Ya, saat hal tersebut terjadi, Rui berada di kantin. Dan ia mendengarkan semuanya. Dan Rui mengakui bahwa ia sudah menyukai Changbin lagi. Bahkan saat pertama kali bertemu setelah Rui bangun, ia dapat merasakan sesuatu saat melihat Changbin. Tapi ia tidak tahu apa itu. Dan setelah mengetahui siapa Changbin, Rui sadar bahwa ia menyukai Changbin walau tidak mengingatnya. Perasaan tersebut masih ada.

Rui membulatkan tekadnya. Ia akan memberi tahu Changbin semuanya sekarang. Ia tidak ingin kehilangan Changbin. Ia tidak ingin terlambat. Rui mengambil ponselnya dan segera menelepon Changbin.

"Halo??"

"Rui?? Kenapa tiba – tiba..?" Changbin belum selesai ngomong Rui sudah memotongnya.

"Temui gue di taman dekat rumah gue. Sekarang, oke? Gue tunggu." Belum mendengarkan jawaban Changbin, Rui sudah mematikan sambungannya.

Di sisi lain, Changbin segera capcus menuju taman yang di maksud Rui.

Rui sedang duduk bermain ayunan sambil menunggu Changbin untuk datang. Karena bosan menunggu, Rui pun menunduk dan menggoyang – goyangkan kakinya. Tiba – tiba sebuah kaki berhenti di depannya. Rui segera mendongakkan kepalanya dan tersenyum. Changbin yang melihat hal tersebut pun tersenyum dan duduk di ayunan sebelah.

"Tumben kamu telpon duluan." Kata Changbin memulai percakapannya. "Mana buru – buru gitu. Aku pikir terjadi sesuatu tau gak!" sambung Changbin sambil menyentil dahi Rui.

"Aww" kata Rui sambil mengusap dahinya.

"Kangen ya kamu? Baru ketemu juga di sekolah." Goda Changbin.

"Dih pede amat."

"Tapi kamu sayang kan?" goda Changbin. Rui pun ketawa mendengar Changbin. Setelah itu terjadi kesunyian sebentar. Rui sedang mengumpulkan tekadnya.

"Binie." Panggil Rui. Changbin yang mendengar hal tersebut pun terkejut dan segera melihat ke Rui.

"Gue uda ingat." Terjadi kesunyian lagi. Changbin berusaha untuk memproses apa yang barusan dikatakan Rui.

"Hah?"

"Ih bengong. Gue bilang gue uda ingat." Ulang Rui.

"BENERAN??!!" tanya Changbin. Rui pun menganggukkan kepalanya. Changbin pun segera beranjak dan berlari berkeliaran. "YesS!!" teriaknya. Ia tidak dapat menyembunyiakan kegirangannya.

Senyumnya memudar melihat Rui yang duduk menunduk. Ia tidak melihatkan wajah senang sama sekali. Ia segera menghampiri Rui. Ia berjongkok di hadapan Rui dan menangkup wajahnya.

"Hei.. napa??" tanya Changbin. Rui menggeleng kepalanya.

"Gapapa.. bilang aja" kata Changbin.

"Tapi... gue belum ingat semuanya." kata Rui pelan. Ia takut kalau Changbin akan kecewa.

Changbin menghembuskan nafasnya.

"Gapapa Rui. Yang penting kamu uda ingat sebagian kan. Aku uda seneng kok. Kamu uda berusaha. Donghan cerita kok!" kata Changbin menghibur Rui sambil mengacak rambutnya.

Setelah itu ia segera berdiri. Mengambil kesempatan dalam kesempitan, ia mengecup sekilas bibir Rui seraya berdiri.

Rui yang masih tidak dapat memroses apa yang baru saja terjadi duduk terbengong.

"Dih bengong. Awas kerasukan loh!" ucap Changbin sambil mencubit pipi Rui, membuyarkan lamunannya.

"Ihh, lo ngapain cium - cium??!!" Changbin yang melihat reaksi Rui yang begitu lambat hanya terkekeh.

Setelah itu ia segera menarik Rui.

"EHH?? Mau kemana?" tanya Rui

"Kita harus merayakannya!!" jawab Changbin segera menarik Rui ke motornya.

'kita'

eucatastrophe › changbinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang