Mengapa Banyak Orang Indonesia Menikah?

451 3 0
                                    

Mira menjelaskan bahwa Ivan, manajer sekaligus temannya, sebelumnya telah meminta dia untuk menikah dengannya karena keluarganya sudah menekannya untuk menikah di usianya yang sudah 30 tahun. Mira awalnya menolaknya karena dia tidak punya perasaaan cinta terhadap Ivan, tapi keluarganya sendiri memperkenalkan dia kepada seorang pria yang sudah dipilihkan untuknya. Dia adalah putra terakhir dari seorang pendeta dan baru saja pulang dari luar negeri. Menurutnya, pria ini sangat mengganggu dan menyebalkan sejak awal dia bertemu. Prospek hidup dengan pria yang tidak dikenal akhirnya memaksanya untuk menerima lamaran Ivan dan menikah dengannya meskipun dia tidak mencintainya. Setidaknya mereka berteman dan Mira mengenalnya sebagai pria yang baik. Itu lebih baik daripada menikahi pria yang tidak dikenalnya sama sekali dan menurutnya menjengkelkan.

Heni mendapati dirinya masih belum menikah di usianya yang ke 30 tahun, dan setelah menerima sepasang gunting dari adiknya, sebagai tanda meminta izin untuk menikah sebelum dia, karena itu adalah tradisi di Jakarta, dia memutuskan untuk tidak dipermalukan lagi. Apalagi dia masih memiliki satu adik perempuan lagi yang sudah sangat serius dengan pacarnya. Heni telah mengenal Anang selama beberapa bulan yang lalu dan telah menolaknya karena mereka berbeda keyakinan. Tapi ketika menghadiri pernikahan adiknya, dia mulai menyadarinya dan mulai mengencani Anang bulan itu. Satu tahun kemudian, meskipun orang tuanya berat hati karena Heni pindah agama ikut suaminya, mereka menikah, tapi setidaknya dia bahagia karena itu terjadi sebelum adiknya mengumumkan pertunangannya.

Juni tidak pernah mempunyai pilihan. Suatu hari, ayahnya, seorang pengusaha sukses dan terkemuka, mengenalkannya dengan seorang pria muda yang merupakan anak dari rekan bisnisnya. Dan kemudian pertunangan segera direncanakan. Dalam hatinya, dia menderita tapi dia tidak pernah bisa menentang keinginan orang tuanya. Jadi menikahlah dia dengan pria pilihan orang tuanya itu.

Yunita berumur 34 tahun dan masih tinggal dengan orang tuanya di bawah aturan yang ketat. Dia lulusan perguruan tinggi, memiliki posisi yang bagus di sebuah perusahaan internasional dimana dia membawahi 12 staf. Di rumah dia diperlakukan layaknya anak kecil dan harus pulang sebelum jam 9 malam. Ketika teman kuliahnya, yang saat itu berumur 35 dan belum menikah, melamarnya, dia langsung menerimanya karina dia piker dengan begitu dia akan bisa terbebas dari orang tuanya. Lagipula, di kantor dia sering dibicarakan karena belum menikah di usianya yang sudah terbilang cukup matang. Ini bisa jadi hambatan untuk karirnya.

Apa cerita Anda?Mengapa Anda menikah? Jika Anda salah satu orang yang beruntung, mungkin Andatelah menikahi orang yang Anda cintai, seseorang yang menjadi idaman Andaselama ini, atau mungkin Anda menikahi teman baik Anda hanya untuk terbebasdari pandangan sosial atau tekanan dari keluarga Anda, atau Anda menikah denganseseorang yang sama sekali tidak Anda kenal dan sukai hanya karena Anda tidakbisa menentang keluarga Anda dan keyakinan Anda. Faktanya, baik itu karenahamil di luar nikah, ketakutan akan kesendirian, status sosial dan keuangan,pengaruh agama, norma sosial atau bahkan karena cinta, Anda sekarang sudahmenikah atau akan menikah dan Anda bertanya-tanya bagaimana Anda bisa melakukannya dan berharapmendapat sedikit kebahagiaan dari komitmen seumur hidup ini. Bagaimanapun,sebelum kita mengubah pernikahan Anda menjadi "bahagia selamanya", pentinguntuk melihat beberapa masalah yang dihadapi pasangan yang sudah menikah dandarimana masalah itu berasal. 

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jan 04, 2018 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Habis Nikah, Ngapain? - Suka Duka Dalam PernikahanWhere stories live. Discover now