7

3.1K 244 7
                                    

Walaupun ketakutan sudah meggerogoti dirinya hingga habis tak tersisa, dia tetap melangkahkan kakinya menuju tempat yang bisa dibilang nerakanya di dunia. Angin malam yang dingin juga tidak membuat dirinya membatalkan aksinya. Langkah pelan itu membawanya pada sebuah gedung tua yang berisi ruang-ruang kecil untuk ditinggali sesorang sebagai tempat perlindungan. Namun, bagi Hyejoo itu adalah neraka dunia yang memilihnya sebagai pemiliknya.

Sampai di depan sebuah pintu yang sama dengan pintu lainnya yang ia lalui, hanya saja ia sangat mengenalinya walau baru sekali memasukinya. Ia menatap jendela yang sudah tidak lagi terpecah belah seperti hari dimana dirinya berusaha melarikan diri namun malah semakin ditarik kedalam oleh pria itu.

Hyejoo meneguk liurnya sebelum mengetuk pelan pintu itu. Ia merasa sudah gila, kala menemukan dirinya pertama kali disini ia berusaha keluar hingga mempertahukan nyawanya juga Jimin, namun lihatlah sekarang hanya dengan secarik kertas bertulisan kata kotor ia gampang sekali balik lagi ke tempat ini.

Tanpa menunggu lama, pintu itu terbuka lebar menampilkan sosok yang sudah ia lihat siang ini di kamar rawat Jimin. Taehyung tersenyum kecil melihat pujaannya datang tanpa membuatnya susah payah.

Tangan besar kekarnya menarik tangan kecil yang terasa dingin karena angin malam itu untuk masuk kedalam. Tanpa menolak ataupun memberontak, Hyejoo menuruti semua perlakuan Taehyung.

Hyejoo memerhatikan isi ruangan ini dengan menyapukan pandangan keseluruh sudut. Tidak ada yang berubah. Masih sama saat ia pertama kali melihatnya. Namun, maniknya terasa asing dengan kasur milik Taehyung yang berbeda. Benda itu kini lebih besar bukan lagi kasur lantai yang ia lihat kala itu.

"Kau suka Spring bed nya?" Suara bariton itu memecahkan lamunan Hyejoo yang sedaritadi fokus pada kasur besar itu.

"Aku baru membelinya dengan uangku, agar kita nyaman saat melakukannya." Taehyung menarik pinggang Hyejoo, membuat tubuh keduanya bersentuhan.

Seketika tubuh Hyejoo meremang kala kulitnya bersentuhan dengan Taehyung juga kalimat kotor yang pria itu lontarkan.

"Kulitmu dingin sekali, aku jadi tidak sabar untuk menghangatkanmu."

Taehyung mendorong tubuh Hyejoo kearah kasur barunya. Membuat gadis itu terduduk seketika. Taehyung mendekat lagi pada Hyejoo, menyejajarkan wajah mereka hingga hanya berjarak beberapa senti.

"Apa kau takut?" Tanya Taehyung dengan pandangan yang menusuk manik Hyejoo yang juga menatapnya.

Hyejoo yang ditatap dengan jarak yang sedekat ini hanya mampu menatap balik lawannya dengan sangat dalam, seperti menyelami manik gelap milik pria tampan namun sinting itu. Berusaha menemukan apa yang terjadi dengannya hingga bisa membuat neraka bagi seseorang yang tidak bersalah kepadanya.

"Tidak." Suara lirihnya akhirnya mengudara. Membuat sang pendengar tersenyum manis namun bermakna.

"Aku suka itu, tapi kita lihat saja nanti."

Taehyung mendorong lagi tubuh itu agar berbaring sempurna. Kedua kakinya ia naikan, mengapit pergerakan tubuh gadisnya untuk bergerak. Membuka kaus oblong hitamnya dengan cepat hingga menampakkan tubuh kurus pria itu yang sedikit berotot.

Hyejoo hanya memehatikan pergerakan pria itu hingga tak sadar jika dirinya sudah sepenuhnya ditindih olehnya dengan keadaan yang bertelanjang dada. Kembali membuat keduanya bersentuhan walau Hyejoo masih lengkap dengan kain yang melekat ditubuhnya.

Tangan Taehyung meraih kedua tangan Hyejoo dan meletakkannya di kedua sisi kepala gadis itu. Mencengkramnya erat agar jika korbannya melawan ia sudah sigap dengan pertahanannya.

Taehyung mulai menyusuri wajah Hyejoo dengan bibir lembutnya. Mulai dari pipi, dahi, hidung dan berhenti dibibir kecil Hyejoo yang tidak merapat dengan sempurna. Menyesapnya, seolah merasakan rasa yang diberikan bibir itu kepadanya.

Mata keduanya masih beradu dengan tautan bibir yang semakin mendalam. Seolah mengerti tatapan yang mulai menajam dari Taehyung, bibir Hyejoo mulai bergerak pelan membalas. Lumatan demi lumatan mengawali aktivitas kotor mereka, menimbulkan suara-suara menjijikan yang tidak pantas didengar.

Cukup lama beradu bibir, Hyejoo merasakan sesak pada dadanya saat udara didalam sana sudah kosong. Dengan cepat ia mengigit pelan bibir bawah Taehyung, namun tidak juga membuat pria yang semakin meliar itu menghentikan bibirnya. Semakin dalam bibir Taehyung menuntut miliknya.

"T-taehyung!" Serunya terputus. Dirinya tidak lagi membalas lumatan itu. Tangannya yang dicengkram, ia gerakan dengan kuat.

Taehyung mengerti gadisnya bukan sedang melawan, maka dari itu ia menyudahi tautan mereka yang menciptakan benang saliva keduanya.

Dengan dada yang naik turun, Hyejoo menghisap oksigen sebanyak mungkin. Taehyung hanya memerhatikan dengan tatapan lekatnya.

"Kau payah, ini baru permulaan, sayang." Benang saliva itupun terputus kala Taehyung melontarkan kata ejekannya.

"Aku belum pernah melakukan ini sebelumnya." Balas Hyejoo dengan jujur saat ia sudah selesai dengan aktivitas menghirup oksigennya.

"Berarti aku orang yang sangat beruntung bukan?"

"Apa kau benar-benar akan menghancurkan ku malam ini?" Mata Hyejoo menjadi sendu. Dirinya berharap Taehyung tidak melakukan lebih dari ini.

"Menurut mu apakah normal ketika tidak ada yang terjadi antara wanita dan pria didalam satu ruangan yang sama?" Taehyung menaikkan satu alisnya seolah menantang Hyejoo secara tidak langsung.

Gelengan kepala menjadi jawaban dari Hyejoo. Dirinya menghembuskan nafas pelan.

Dengan cepat Taehyung kembali menautkan bibir keduanya. Tangannya yang semula mencengkram kuat tangan Hyejoo kini menjamah tubuh Hyejoo. Membuka satu persatu kain yang menutupi tubuh bagian atas Hyejoo, menyisakan bra putih tipis gadis itu.

Bibir Taehyung bergerak turun dari bibir Hyejoo menuju leher putihnya. Membuat tanda-tanda biru disana seakan memberikan sapaan perkenalan.

Hyejoo mencengram kuat sprey saat Taehyung mengigit pelan kulit disekitar atas payudaranya.

"Eungh.." Satu lenguhan lolos dari bibirnya. Dirinya seakan tidak lagi peduli lagi dengan pertahanan yang ia buat. Matanya ia pejam kuat-kuat saat merasakan sesuatu yang menggelitik.

Akal sehatnya sudah direnggut oleh sentuhan-sentuhan yang Taehyung buat. Bibir itu tidak berhenti mengeluarkan suara-suara aneh yang membuat Taehyung semakin bersemangat untuk menciptakan tanda biru pada setiap kulitnya.

Dengan cepat Taehyung melepas kaitan pada bra yang masih setia melingkari payudara Hyejoo. Bibirnya berhenti menikmati kulit putih gadisnya. Maniknya menatap wajah yang sudah dipenuhi peluh dan mata yang masih terpejam kuat.

Hyejoo yang merasakan tidak ada lagi pergerakan dari Taehyung, perlahan membuka matanya. Mempertemukan kembali manik mereka.

Dengan mata yang masih beradu, tangan Taehyung perlahan menurunkan tali putih itu, membuat belahan Hyejoo semakin terlihat. Tanpa menunggu lebih lama lagi, Taehyung menarik kasar hingga bra putih itu benar-benar terlepas dan tidak lagi menutupi payudara kecil Hyejoo.

Taehyung mengecup pelan payudara kirinya, membuat Hyejoo memejamkan matanya sesaat. Hyejoo bisa merasakan nafas hangat pria itu pada payudaranya. Terjatuh semakin dalam pada pesona pria Kim itu.

"Tidak ada bunga yang tumbuh cantik jika tidak 'disiram' pemiliknya bukan?"


🌸tbc🌸

Hallo wattpad:) udh lama ya ga jumpa hehe😉
Tiba-tiba dikasih pencerahan setelah AGUST D-2 rilis🙆‍♀️ so enjoy my tea☕

ᴍʏ ᴅᴇᴠɪʟ ꜱᴇᴄʀᴇᴛ ᴀᴅᴍɪʀᴇʀ | ᴋᴛʜ [M]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang