Joy pov:
Aku menatap seorang aku cintai sedang medribe bola basket dengan sangat gagah. Tetesan-tetesan peluhnya membuat dia semakin sexy. Aku tersenyum dan merekam dari bangku penonton sambil berteriak senang layaknya fansgirl seorang idol. Tapi dia memang idol seorang idol dikampus ini mempunyai visual yang mematikan, postur tubuh yang tinggi layaknya model, wajah bagaikan dewa Yunani oh tidak lihat coba kaos yang penuh dengan keringan mencetak sesuatu yang indah ah mungkin aku terlalu berlebihan.
Permaian telah selesai aku menghampiri pemuda tersebut dan menyerahkan handuk serta minuman untuknya. Dia tidak menatapku berjalan mungkin aku hanyalah sebuah pohon tak kasat mata. aku tersenyum mengikuti pria tersebut.
Lagi dia menciptakan satu gores luka dihatiku namun aku tetap tersenyum. Aku mengambil botol minuman yang diberikan perempuan lain untuknya lalu meminum minuman tersebut dan menginjak handuk yang perempuan itu beri
Dia menatapku tajam seakan laser keluar dari matanya, aku bahagia ditatap olehnya. Okey sekarang gila, aku membalas tatapannya dengan senyum manisku lalu aku menghitung beberapa detik dia menatapku oh tidak itu terlalu cepat bahkan aku belum memulai menghitungnya. Dia memalingkan wajahnya dan mengengandeng gadis tadi.
Oh tidak aku tidak rela tangan itu menyentuh gadis tersebut. aku kesal ingin memisahkan tautan tangan tersebut namun aku hanya tersenyum menunjukan bahwa aku tidak kalah dengan gadis tersebut.
Seorang menepuk punggungku
"berhentilah Joy, tidakkah kamu lelah"
Aku tersenyum mendengar ucapan menganggapnya sebuah angin lalu, aku berjalan dengan santai menjaui kerumunan tersebut.
..
Pulang sekolah aku menunggu Sehun disamping mobilnya, aku tersenyum dan masih tersenyum Sehun bercanda dengan Irene gadis dilapangan basket tadi. Lihat senyum Sehun indah sekali bolehkan aku berkhayal melihat Sehun memberikan senyum itu, senyum yang Sehun pernah berikan untukku.
Aku merasa bangga dengan diriku sendiri, betapa kuatnya hatiku menikmati rasa yang aku benci. Aku bodoh, aku gila itulah perkataan yang sering siswa-siswi berikan untukku.
Kulihat Sehun telah memasuki mobilnya dan aku berlari disisi sebelah kemudi lalu duduk manis. Sehun terlihat kaget aku duduk disebelahnya. Oh Tuhan lihat ekspresinya begitu mengemaskan
"keluar" ucap Sehun, kalian dengar Sehun berbicara denganku. Aku tidak keluar langsung memasang salbet dibadanku dan tersenyum manis kearah Sehun.
"aku tidak apa-apa duduk dibelakang" ucap Irene dengan senyumannya dan Sehun membalas senyum Irene.
Oh lihat Irene mengangguku, dia tersenyum dengan Sehunku, aku kesal tapi tidak masalah aku duduk didekat Sehun.
Sehun terlihat datar dan aku mengajak Sehun berbicara namun Sehun tidak menanggapinya. Masa bodoh dengan itu aku terus bercerita apapun tentang pelajaran atau memuji Sehun, seberapa beruntungnya dirinya duduk didekat Sehun, mengkomentari apapun.
Aku melihatnya aku melihat Sehun tersenyum, apa aku begitu lucu dan mengemaskan memang begitulah aku. Aku melihat kaca didepan kulihat Irene tersenyum ah mungkin Irene juga menganggapku lucu. Berpura-pura bodoh atau aku memang bodoh tapi terserah kalian.
..
Aku membuka ponselku mengirim pesan untuk Sehun, aku tahu Sehun tidak membalasnya tapi aku bahagia ketika Sehun membacanya.
Aku bersiap-siap memakai seragamku dan berdandan berharap Sehun akan terpesona denganku. Aku yakin ini hari yang membahagiakan untukku.
Aku tersenyum sambil memakan roti sendirian, aku memang tinggal sendirian orang tuaku terlalu sayang denganku sehingga lebih memilih bersama berkas-berkas jutaan dolar yang tidak mereka bawa mati.
Aku menaiki bus menuju sekolah menikmati pemandangan, aku masih waras tidak mengunakan mobil pemberian ayahku, ayolah aku hanya gadis remaja yang tidak mempunyai SIM dan taat aturan.
Sesampai disekolah aku berjalan seperti biasa dengan senyumanku, tiba-tiba aku digeret dikamar mandi oleh tiga orang gadis, mereka menariku kekamar mandi. Tanganku benar-benar sakit dicengkram gadis itu.
Aku tahu apa yang akan terjadi sebuah tamparan dan siraman air membasahi rambutku. Tebak apa yang akan mereka ucapkan padaku?
Kalian tidak tahu? Okey sekarang dengarkan baik-baik
"jauhi Sehun"
Aku tersenyum memandang satu persatu gadis tersebut, merekam dengan mataku melihat wajahnya dengan teliti aku ingat mereka gadis yang paling pendek itu Irene, yang lebih tinggi Seulgi dan wajahnya blasteran itu Wendy
"kamu dengar" bentar Seulgi
Aku tetap diam dan tersenyum sambil merekam percakapan mereka dari tadi
"aku bilang sekali lagi jauhi Sehun atau kamu mati ditangan kita" ancam Seulgi
Aku tersenyum meremehkan dan kulihat wajah Irene sudah merah, apakah Irene malu karena aku tatap. Begitu besar pesonaku ternyata
Plak
Pipiku sakit sekali menerima tamparan dari Irene yang sangat keras membuat sudut bibirku yang sexy berdarah, Seulgi tidak tinggal diam menjambak kepalaku dan rasanya sangat sakit sekali tapi aku orang yang kuat biasa menahan sakit.
Mereka mahasiswa tapi melakukan hal konyol itu padaku, aku masih waras untuk tidak membalasnya. Lihat sekarang siapa yang terlihat rendahan aku atau mereka.
Aku tahu jawabannya pasti aku karena aku gadis gila yang tergila-gila dengan Sehun dan musuh bagi para pencinta Sehun.
"sudah sebentar lagi masuk ayo kita pergi"' ucap Wendy yang melihatku diserah. Terimakasih wendy ucapku dalam hati, lain kali aku akan mentraktirmu tapi aku rasa tidak perlu, dia cukup kaya untuk membeli makanan.
Irene mendorongku sehingga aku terjatuh dan meninggalkanku Sendirian ditoilet. Aku menatap punggung mereka yang telah hilang menatap pintu yang telah dikunci.
"baiklah aku akan membolos disini" monologku
Aku tersenyum lalu mengunggah percakapan tadike web sekolah dengan akunku yang lain.
Aku melirik jam ditanganku dan duduk dilantai yang basah. Aku mengantuk sekali
..
Aku merasakan berat dikepalaku, aku ingin membuka mataku. Namun aku urungkan, aku mengenal aroma ini dan gengaman tangan itu. Ini mimpi yang indah
"bisakah kamu menghilangkan perasaanmu padaku, bisakan kita bersahabat lagi seperti dulu dan biarkan aku bahagia dengan pilihanku"
Tunggulah sebentar lagi, hatiku sudah terbiasa. Tunggu lah sebentar lagi. Hatiku masih kuat.
Bisakah kamu perpura-pura mencintaiku, buat aku bahagia. Sampai dirimu lupa kalau itu hanya pura-pura, bisakah.
Tentu Sehun pasti tidak bisa yang diinginkan bukan aku, tanpa bertanya aku tahu jawabannya. Aku tetap diam berpura-pura tidur. Aku merasakan belain dikepalaku membuatku nyaman terlajur terlelap.
..
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku & Kamu = [bukan] kita /END
Short Storytunggu sebentar lagi aku hanya robot biarkan aku menjadi pelumas #448 (short story) 08/01/2018 #273 (shott story) 12/01/2018