tiga

369 81 7
                                        


Sehun pov

Aku lelah dan sangat lelah. Melihat Joy tersenyum begitu menyakitkan. Mungkin akan lebih mudah jika hanya aku saja yang menyukaimu.

Aku mencintaimu, aku ingin minta maaf tapi aku takut sangat takut aku tidak bisa melepaskan diri darimu.

Bisakah kamu memahami perasaanku, bagaimana lagi agar membuatmu berhenti mencintaiku. Terbuat dari apakah hatimu itu.

"Sehun, kamu tidak apa-apa?" ucap Kai sahabatku

Aku mengelengkan kepalaku

"harusnya kamu sebagai lelaki lebih tegas dengan Joy, aku saja melihatnya muak" ucap Kai

"perempuan tidak tahu diri, sudah dipermalukan beberapa kali tapi tetap mengejarmu" lanjut Kai.

Aku tersenyum tipis seolah setuju dengan pemikiran Kai walau hatiku ingin berteriak . aku tahu aku tidak dapat tegas . aku ingin memilih Joy menjadi satu-satunya penngisi hidupku, menghabiskan sisa hari bersamaku namun aku hanyalah Oh Sehun yang telah mempunyai calon yang telah diatur orang tuanya.

Aku ingin memberontak tapi melihat wajah ibuku semua niatku menguap. Asal ibuku bahagia aku akan melakukan apapun termasuk mengorbankan gadis yang aku cintai.

"yak Sehun, aku berbicara denganmu"

"aku hanya mencari cara supaya Joy menyerah"

Kai menepuk bahuku menenangkanku yang menurutku tidak ada gunanya.

.

Hari ini aku menyeselesaikan semuanya,

"Joy aku ingin bicara denganmu" ucapku menghampiri Joy, Joy tersenyum padaku lalu mengangguk.

Aku memberi isyarat agar Joy mengingkutiku. Aku dan Joy berjalan beriringan dengan Joy yang bercerita seperti biasa. Kulihat banyak mahasiswa berbisik, aku yakin mereka mencela Joy.

Joy apa kamu tidak mendengar celaan mereka

Kenapa kamu tidak berhenti

Aku harus mengakhiri semua, aku sebagai lelaki harus tegas dalam mengambil keputusan.

Maafkan aku, maafkan aku

Aku menatap Joy, kulihat dirinya tersenyum menambah kesan cantik diwajahnya yang sudah cantik. Aku terpesona dengannya, mata indah yang menatapku berbinar. Aku menghela nafas mengubah ekspresiku menjadi dingin menatapnya tajam.

Aku berharap Joy takut dengan ekspresiku namun Joy masih tersenyum menatapku penuh cinta. Aku masih diam bingung memulai dari mana.

"kamu mau menyatakan cintaku denganku" ucap Joy penuh percaya diri

Iya aku ingin mengucapkannya, aku mencintaimu aku menyayangimu.

"bisakan kamu berhenti"

Itu yang keluar dari mulutku. Joy masih menatapku dengan senyumannya yang tidak aku mengerti. Ayo katakan sesuatu jangan buat aku tambah bersalah. Marahilah aku

"aku muak melihatmu disekitarku"

Aku mengucapkannya dengan suara keras namun Joy tetap diam matanya mulai berkaca-kaca. Aku yakin sebentar lagi Joy pasti menangis.

Aku rasa penglihatanku salah Joy tersenyum kepadaku, seolah yang aku katakan adalah angin lalu

"kamu begitu mengagumkan, maaf aku tidak mendengar ucapanmu. Bisa ulangi lagi"

Aku menatapnya tidak percaya,bagaimana bisa berpura-pura tidak mendengar. Joy memelukku, pelukannya terasa pas dibadanku serasa tubuhnya tercipta hanya untukku.

Bolehkan aku membalas pelukan tersebut.

Aku meraih bahunya memisahkan pelukan Joy yang sebenarnya aku tidak rela. Tenagaku yang terlalu kuat atau Joy yang terlalu lemah membuat pelukan kami terlepas dan Joy terjatuh.

Joy menatapku lagi dengan senyumannya, senyum yang sangat cantik namun aku tahu itu senyum penuh luka. Kulihat tangannya tergores mengeluarkam darah. Hatiku perih melihatnya, aku ingin merangkut tubuh itu, membawa dalam kehangatan.

Aku menatapnya tajam tidak bukan tatap ini yang aku inginkan.

"berhenti mengerjarku walau itu dalam mimpi" ucapku lalu meninggalkan Joy yang masih tersenyum kearahku. Aku sungguh tidak tahan

"izinkan aku bermimpi memilikimu" ucap Joy lirih yang masih dapat aku dengar. Namun aku terus berjalan dengan cepat meninggalkan tempat itu.

Maafkan aku Joy, maaf menyakitimu.

Normal Pov:

Joy bangun, membersihkan roknya yang terkena debu. Menatap pintu atap yang tertutup.

Joy berdiri melihat pemandangan dari atas gedung kampusnya. Joy ingin tertawa tapi hatinya menangis.

Joy mengelengkan kepalanya dan tersenyum

Sehun menyuruhku berhenti,tapi maafkan aku sehun aku tidak bisa berhenti mencintaimu. Jika ada cara tolong beri tahu aku caranya untuk berhenti'batin Joy

Seorang pria yang mengamati dari tadi tersenyum dan kagum dengan Joy. Hati Joy begitu hebat bertahun-tahun diabaikan namun tetap berusaha. Dirinya saja seorang lelaki mungkin tidak bisa menanggung semuanya.

Pria itu berjalan mendekati Joy, menikmati wajah ayu Joy dengan helain-helaian rambut yang menari-nari dibawa angin. Tidak ada tanpa-tanda gadis itu menangis malah tersenyum.

Pria itu berhenti dibelakang Joy, memeluk dari belakang membuat Joy kaget

"sebentar saja, menangislah aku tidak melihatnya" namun Joy mengeleng

"tidak apa-apa tidak ada yang melihat, anggap aku hanya penyangga sayapmu agar kamu tidak terjatuh"

Tak berapa lama suara isakan-isakan keluar dari mulut Joy menciptakan nada yang menyayat hati bagi pria yang memeluk Joy dari belakang.

Pria itu hatinya merasa tercubit hatinya mendengar isakan Joy, Joy dengan topeng senyumannya kini runtuh dengan isakan-isakan tangisan. Dan tetesan air mata yang mengenai tangan pria itu.

Joy sungguh tidak bisa menahan air mata dan kesakitan hatinya. kata-kata Sehun bagai belati yang menusuk jantungnya membuatnya tidak terbentuk. Meruntuhkan egonya untuk menangis, Joy tidak tahu kalau menangis dapat meredakan sedikit rasa sakitnya.

Pria tersebut mendengar kalau Joy sudah tidak terisak lagi, laginya lega karena perempuan didepannya sudah menepaskan beban dihatinya.

"bagaimana? Kamu lega" bisik pria tersebut, Joy mengangguk

"hapus air matamu dan tersenyum kembali"

Pria tersebut melepaskan pelukannya dipinggang Joy, memberi minum agar lebih tenang. Joy menatap pria tersebut tersenyum.

Pria itu melihat Joy tersenyum hatinya menghangat, mata Joy berbinar cerah tidak seperti seorang yang baru saja menangis

"Terimakasih" Pria itu mengangguk, mengusap rambut Joy dan membalas senyum Joy tidak kalah manis

Aku & Kamu = [bukan] kita   /ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang