"Saya Jung Yunho mengambil Kim Jaejoong menjadi istri saya, untuk saling memiliki dan menjaga, dari hari ini dan selamanya; Disaat susah maupun senang, miskin maupun kaya, sehat maupun sakit. Untuk saling mengasihi dan menjaga sampai maut memisahkan kita. Inilah janji setia saya."
Sebuah janji setia pernikahan dilontarkan seorang lelaki tampan dengan sangat lantang, disampingnya berdiri seorang lelaki cantik yang tersenyum bahagia dialah Kim Jaejoong pasangannya.
Tamu yang turut hadir tersenyum lega apalagi ketika Jaejoong mengucapkan janji setia yang sama, saling menyematkan cincin di jari manis masing-masing, sampai pastor mengumumkan mereka menjadi pasangan suami istri yang sah.
.
.
.
"Boo?"
Jaejoong tesentak dari lamunannya saat suaminya memanggilnya, lelaki cantik itu mendongak menatap suaminya yang saat ini akan berangkat bekerja seperti biasa.
"Sakit sayang?" tanya Yunho seraya menaruh telapak tangannya dikening Jaejoong.
Jaejoong menurunkan tangan suaminya dengan pelan seraya tersenyum.
"Sudah setahun Bear, kau tidak mengingat sesuatu?" tanya Jaejoong, Yunho hanya mengerutkan keningnya.
"Hn?"
Yunho terlihat seperti mengingat-ingat sesuatu barangkali ada hal yang ia lewatkan.
"Astaga! Jeongmal mianhae sayang." Yunho menangkup kedua pipi Jaejoong dan mencium seluruh wajah istrinya.
"Aigoo... Sudah-sudah Bear geli."
"Maafkan suamimu ini, Boo." Yunho tampak menyesal, namun sebeneranya ia tidak lupa.
Bagaimana bisa dia melupakan hari penting mereka.
Dia bahkan sudah menyiapkan sesuatu yang spesial untuk istrinya.
"Sudahlah, Jja~ berangkatlah. Tapi ingat cepatlah pulang."
Yunho mengangguk kemudian mengecup kening istrinya dengan lembut kemudian pergi.
Jaejoong bergegas merapikan meja makan karena ia juga harus berangkat kerja di café milik sahabatnya.
Mereka orang berkecukupan, hanya saja Jaejoong sangat jenuh di rumahnya jika Yunho sudah bekerja.
Pintu rumah terbuka, Jaejoong tersenyum karena dia tahu pasti itu suaminya.
"Aigoo masih kangen pada..." Jaejoong tidak melanjutkan ucapannya saat ia lihat ternyata bukanlah suaminya melainkan mertuanya.
Jantungnya langsung berdetak cepat, namun lelaki cantik itu berusaha untuk terlihat tenang.
"Eomma tumben datang sepagi ini?" disertai dengan senyuman.
Jung Eomma duduk di sofa tanpa menjawab pertanyaan Jaejoong, namun lelaki cantik itu sudah mengerti, dia bergegas ke dapur membuat secangkir teh untuk mertuanya.
Tangannya bergetar dan disaat seperti ini Yunhonya tidak ada. Dia harus menghadapinya sendirian.
Setelah selesai ia kemudian menuju sang mertua, menaruh tehnya di meja kemudian duduk tepat disebrang mertuanya.
"Eo-eomma apa kabar?"
"Jangan berbasa-basi padaku, kapan kau meminta cerai pada anakku?" tanya Jung Eomma dengan tatapannya yang tajam dan terkesa angkuh, namun Jaejoong berusaha untuk tetap tenang.
"Itu tidak akan terjadi, Eomma."
"Wae? Memangnya kau sudah bisa memberikan cucu untukku, heh?"
Jaejoong mengangguk, "Yunho dan aku sudah berencana untuk mengadop-..."
"Yang kuinginkan cucu asli keturunan Jung, bukan mengadopsi dari panti asuhan!"
Jaejoong memberanikan diri menatap mata Eomma mertuanya, "Tapi aku tidak bisa dan aku tidak akan pernah meminta cerai sekalipun Eomma memaksanya."
"Oh begitu, berani sekali kau."
"Yunho... Yunho mencintaiku, bukannya Eomma sering meminta kami untuk bercerai dan sudah mengetahui jawabannya?"
Jung Eomma mendelik, "Dasar menantu tidak berguna, kau akan menyesal nanti. Aku bersumpah akan membuat kalian berpisah, tunggu saja."
Wanita itu berdiri dan pergi dengan amarah yang meluap-luap.
Jaejoong bersandar di sofa, rasanya sangat sesak apalagi tidak ada Yunho disampingnya saat ini. Untung saja dia bisa menghadapi mertuanya sendirian.
Memang keluarga Yunho tidak menyukai Jaejoong dan selalu berusaha memisahkan keduanya, namun tidak semudah itu, mengingat perjuangan Yunho untuk mendapatkan Jaejoong tidaklah mudah dan banyak hal yang mereka korbankan.
.
"Kau sudah tidak waras Kim Jaejoong?! Bagaimana pertunanganmu dengan Dara?"
Jaejoong menggenggam tangan seseorang disampingnya, meminta kekuatan dari sana.
"Tolong ijinkan kami untuk menikah, Ahjussi."
"Tidak akan pernah! Menjauhlah dari anakku segera!"
Orang yang Jaejoong genggam tangannya adalah Yunho, dia sama sekali tidak mundur selangkahpun.
"Tidak, anda percayalah padaku. Dara juga sudah merelakan anakmu padaku. Wanita itu juga memiliki pilihannya sendiri."
"Saya akan menjaga putra anda, percayalah."
Setelah itu Yunho mendapatkan pukulan keras di wajahnya, "Tidak mungkin! Jae masuk!"
"Yun gwaenchana? Appa aku ingin bersama Yunho."
"Oh kau mau menentangku?!"
"Aku mencintainya." lirih Jaejoong.
.
Jaejoong melangkahkan kakinya menuju kamarnya, dia hanya ingin menenangkan diri sekarang. Yoochun akan mengerti jika dirinya nanti tidak datang.
Semoga mertuanya tidak benar-benar memisahkan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wasurenaide | ✓
FanfictionAku tidak peduli disaat mereka tidak menginginkan keberadaanku, tapi kumohon tetaplah mencintaiku dan mengingatku.