[4] Miracle

59 13 1
                                    

"People said you're a damn trouble, I said, you're a miracle."

500 W

⏮️⏭️


Gadis itu memperhatikan sekelilingnya.

Takut. Itulah perasaannya sekarang. Bagaimana tidak? Kekasihnya pasti akan segera memarahinya.

Ia mengayunkan kakinya lalu mengeratkan kedua tangannya sepeti sedang berdoa.

Deritan pintu berbunyi dan menampakkan seorang pemuda tampan dengan kulit putih pucat dan rambut yang sedikit berantakan.

Tatapan mereka berdua bertemu. Lalu gadis itu terbangun dari tempat duduknya dan menghampiri pemuda itu.

"Mianhae." Hanya itu yang dapat gadis itu ucapkan.

Pemuda itu sepertinya sedang berusaha mengontrol emosinya didepan kekasihnya itu.

"Bagaimana bisa kau melakukan itu? Maksudku, bisakah kau tidak membuat kekacauan hanya jika kau tidak kuperhatikan?" pemuda dengan nama lengkap, Min Yoongi itu berkata dengan sangat tegas sambil mengusap wajahnya kasar.

Gadis itu hanya menundukkan kepalanya, merasa bersalah. Ia sudah merusak komputer Yoongi yang berisi banyak sekali data penting.

"Aku-" ucapan gadis itu terpotong.

"Kumohon umji-ah." Yoongi menatap gadis bernama Umji dengan tatapan kecewa.

Umji terdiam. Seharusnya ia tidak melakukan itu, hanya agar ia mendapatkan perhatian dari Yoongi yang selalu sibuk dengan pekerjaannya itu.

Mereka berdua sama-sama terdiam, tidak mengeluarkan sepatah katapun. Yoongi menatap Umji dengan tatapan bersalah.

Yoongi tau, ini juga karena salahnya. Yoongi hanya ingin cepat menyelesaikan tugasnya itu lalu dapat kembali bermesraan dengan kekasihnya itu.

Tetapi yoongi tidak tahu kalau akan terjadi seperti ini.

Yoongi mengusap kepala umji dengan lembut, sambil terus menatapnya. Tatapan yoongi mulai melembut setelah melihat umji mendongakkan kepalanya.

"Aku yang seharusnya minta maaf padamu." Yoongi menarik umji kedalam pelukannya.

Yoongi mengusap kepalanya umji dengan kasih sayang, sedangkan umji hanya terdiam merasakan kelembutan yang diberikan oleh yoongi.

"Seharusnya aku juga memperhatikanmu. Tidak hanya dengan tugas ku saja." Yoongi menatap umji yang sedang menatapnya.

"Jadi, apa kau mau memaafkan seorang Min Yoongi ini?" suara berat yoongi terdengar sangat merdu ditelinga umji.

Umji menganggukkan kepalanya, lalu membenamkan wajahnya pada dada bidang yoongi.

Yoongi mengeratkan pelukannya mengelus punggung umji, membuat umji terkekeh akan perilaku yang sedang yoongi berikan kepadanya.

"Yoongie-oppa,"

Yoongi membenarkan posisinya, ia membenamkan dagunya ke bahu umji.

Lalu membalas panggilan umji dengan dehemannya.

"Maaf aku sudah merepotkan mu, maaf sekali. Aku benar-benar tidak bisa menjadi kekasih yang kau inginkan. Tapi asal kau tahu saja,bahwa aku sangat tulus mencintaimu. Aku takut jika kau bersikap acuh terhadapku, aku sangat takut. Takut jika ternyata kau sudah tidak mencintaiku,takut jika kau bosan dengan diriku. Maaf kan aku oppa, aku sempat berfikir seperti itu. Aku tidak tahu kenapa aku sampai berfikir seperti itu." suara tangis umji terdengar di ruangan yang mereka tempati.

Yoongi semakin mengeratkan pelukannya. Yoongi belum tahu, apa yang akan ia ucapkan.

Ia hanya ingin, umji dan dirinya menjalin hubungan seperti sedia kala.

"Kau tahu, kau itu benar-benar spesial bagiku." Yoongi menengadahkan kepalanya menatap atap ruangan yang sedang mereka tempati. Lalu kembali menunduk menatap umji dengan tatapan melembut. "People said you're a damn trouble, I said, you're a miracle." Yoongi menuturkan ucapannya tanpa sedikit pun keraguan.

Umji terdiam, "Sejak kapan kau bisa bahasa inggris?" umji terkekeh membuat pipi yoongi memerah.

⏮️⏭️

25 Days of Flash Fiction [Challange]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang