“Sampai kapan mau bermain tarik ulur begini? Perasaanku bukan sekedar permainan, kau tahu?”
500 W
⏮️⏭️
Gadis itu berhenti tepat di sebuah bangunan menjulang tinggi.
Menghembuskan nafasnya lalu melesat masuk kedalam bangunan tersebut.
Kaki jenjangnya menampaki lantai marmer dengan pelan sambil membawa tas jinjing yang selalu ia bawa kemana-mana.
Semua pegawai yang berada didalam bangunan tersebut menatapnya kagum. Gadis dengan rambut pendek berwarna coklat gelap dengan mini dress selutut berwarna peach yang melekat pada tubuhnya, tidak lupa juga dengan sepoles make up di wajahnya menambah kesan plus terhadap dirinya.
Ia memberi senyuman manisnya lalu berhenti saat melihat seseorang yang ingin ia temui berada tidak jauh dari dirinya.
Ia menghampiri seseorang itu lalu menepuk bahunya sambil tersenyum.
Seseorang yang ia tepuk menengok dan memutar tubuhnya menghadap gadis itu.
“Bagaimana kabarmu, Jungkook?” Gadis itu memberi senyuman manisnya terhadap pemuda dihadapannya.
Jungkook melebarkan matanya lalu menatap gadis didepannya dengan tatapan tidak percaya.
“Kau sudah kembali? Sejak kapan? Maksudku, mengapa kau tidak memberitahuku terlebih dahulu kalau kau akan datang kesini?” jungkook menyilangkan kedua tangannya didepan dada bidangnya sambil menatap gadis didepannya.
“Entah, aku hanya ingin memberimu sebuah kejutan.” Ucap gadis berponi itu sambil tersenyum memperlihatkan gigi nya.
“Tidak ku percaya.” Jungkook menghela nafas lalu menyambar tangan gadis dihadapannya.
“Ayo, keruanganku.” jungkook melangkahkan kakinya bersama dengan gadis itu.
Setelah sampai di ruangannya jungkook. Gadis itu duduk di sofa sambil memperhatikan setiap sudut yang berada di ruangan itu.
“Kau pulang kapan?” Jungkook membenarkan posisi dasinya lalu ikut duduk disamping gadis itu.
“Dua hari yang lalu,” gadis itu menatap jungkook gemas, saat melihat wajah jungkook.
“Kau sudah dua hari disini, tapi kau tidak memberitahu ku? Kau sangat jahat, eunha-ya.” jungkook menggembungkan pipinya sambil memalingkan wajahnya.
Ah, betapa menggemaskan pria disampingnya ini.
“Kalau aku jahat, lalu kau apa?” eunha menatap jungkook sambil menggerakkan tangannya menyentuh wajah yang sangat amat ia rindukan.
Jungkook memejamkan matanya saat merasakan sentuhan dari eunha. Kembali membuka matanya dan menatap eunha lembut.
“Eunha, aku sangat merindukanmu. Aku hanya ingin kau memberitahuku.” jungkook menyentuh pipi eunha dengan lembut.
“Walaupun aku memberitahumu, kau juga tidak bisa memperhatikanku, bukan?” Eunha menundukkan wajahnya.
“Apa maksudmu? Aku tidak seperti itu.” jungkook mengelak ucapan eunha.
“Kau terlalu sibuk dengan pekerjaanmu itu, kook. Kau bahkan tidak tahu kalau aku sangat mencintaimu. Kau hanya menganggapku sebagai pelampiasan, hanya itu saja. Tidak lebih.” eunha menitikkan air matanya.
Jungkook melebarkan matanya, menatap eunha yang menangis dalam diam.
“Aku sama sekali tidak menjadikanmu pelampiasan, sungguh.” jungkook mengucapkan dengan nada tegas sambil berusaha menghapus air mata eunha.
Eunha menepis tangan jungkook lalu mendongakkan kepalanya untuk menatap jungkook.
“Semua ucapan mu hanya kebohongan, kook. Aku tidak percaya.” eunha menghapus air matanya.
“Mengapa kau berkata begitu?” lirih jungkook dengan tatapan kecewa.
“Katakan padaku jungkook,” eunha menjeda ucapannya lalu menatap jungkook dengan tatapan tersakiti. “Sampai kapan mau bermain tarik ulur begini? Perasaanku bukan sekedar permainan, kau tahu?” eunha melanjutkan ucapannya, membuat jungkook melebarkan matanya.
“Kalau kau memang tidak bisa menepati janjimu, maka jangan membuat janji, kook.” Eunha bangun dari sofa dan pergi dari ruangan jungkook itu.
⏮️⏭️
KAMU SEDANG MEMBACA
25 Days of Flash Fiction [Challange]
FanfictionPertama kali ikutan challange kayak gini..