C L U E

33 5 2
                                    

Petunjuk yang mengantarku untuk melepaskan

"Semesta terlalu kejam. Ia menyiksaku dengan puluhan teka-teki yang jawabannya terletak dihadapanku sendiri,"

Avyora Angelica

"Pada suatu hari bulan meninggalkan bumi agar bumi dapat bersatu dengan bintang,"

Surya Guntur Angkasa

-Clue-

Kejadian 1

"Aku memang tidak bisa menjadi matahari yang membuat bulan terus bersinar, tapi biarkan aku menjadi bumi yang tidak pernah meninggalkan bulan sendirian. Apa kamu mau jadi pacar aku?"

Avyora tertegun mendengar kata demi kata yang terlontar dari bibir Surya barusan. Ia memandang Surya yang tengah berlutut didepannya. Cowok itu menggenggam tangannya, menyalurkan rasa hangat pada Avyora. Avyora tidak mampu berbohong seberapa bahagianya ia sekarang. Memang Surya tidak se romantis cowok yang ada pada novel yang sering Avyora baca, dimana cowok itu akan mengungkapkan perasaannya dengan disaksikan oleh orang banyak. Cukup bulan, bintang serta langit malam yang menyaksikannya sudah membuat hati Avyora berdesir. Tanpa ia sadari, perlahan airmata keluar dari kedua sudut matanya.

Melihat Avyora meneteskan airmata, Surya segera bangkit lalu mengusap pipi gadis itu guna menanggalkan jejak air mata yang tersisa. Tidak dapat dipungkiri, tindakan Surya malah membuat Avyora semakin ingin menangis. Ia terisak, badannya bergetar hebat. Avyora menangis sejadi-jadinya.

"Heii," kata Surya. Surya sendiri bingung dengan sikap Avyora. Ia menautkan kedua alisnya.

"Vyo, kamu kenapa? Kamu marah karena aku bilang kalau aku suka sama kamu? Atau kamu nggak enak mau nolak aku makanya kamu nangis?"

Avyora menggelengkan kepalanya. Ia mengangkat kepalanya menatap Surya lurus.

"Enggak kak, aku aku nggak nyangka kalau kakak ternyata suka sama aku,"

Surya mengulum senyumnya lantas menarik Avyora kedalam dekapannya.

-Clue-

Kejadian 2

"Kakak cuma tau kalau dia itu sekolah disana dan dia 2 tahun lebih muda dari kita," ungkap Rosa.

Avyora mengulas senyumnya sebagai bentuk penghormatan. "Makasih kak, ini udah sangat membantu kok,"

"Sama-sama, semoga yang terbaik ya," harap Rosa. Cewek itu menepuk bahu Avyora memberikan semangat.

"Hmm, semoga ya kak," ujar Avyora mengamini. Ia tersenyum getir setelahnya.

-Clue-

Kejadian 3

"Ma, perlengkapan kemah Avyora ada dimana?" Tanya Avyora dengan intonasi agak tinggi supaya mamanya mendengar. Ia berjalan menuruni tangga sambil menenteng sebuah tas berukuran besar.

"Ada digudang mungkin. Kamu cari aja disana," jawab mama Avyora tanpa mengalihkan sedikitpun pandangannya dari penggorengan.

Avyora berdecak, "Ck, iyadeh Avyora yang cari," ungkapnya dengan ekspresi memberengut.

'Ih mama nggak peka banget, bukannya bantuin nyari,' batin Avyora.

Setelah Avyora berada pada lantai dasar rumahnya, ia meletakkan tas besar yang ia bawa pada sebuah meja yang ada di ruang keluarga. Rencananya, tas tersebut akan ia bawa sewaktu kemah besok lusa, mengingat perlengkapan yang dibutuhkan terlampau banyak jadi tas yang digunakan pun harus cukup besar agar bisa menampung semua perlengkapannya. Avyora tersenyum sekilas pada tasnya yang tergeletak manis diatas meja, ia kemudian berlalu menuju gudang yang berada di halaman belakang rumahnya.

plu·ral·ismTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang