PART 3

4.2K 425 54
                                        

Jungkook masih menatap lekat orang yang berdiri di depannya, dari atas hingga ke bawah, lalu kembali ke atas lagi. Pakaiannya cukup rapi, rambutnya pirang, matanya sangat kecil dan kakinya pendek. Kaki itu yang menjadi masalah Jungkook saat ini. Apa kaki itu bisa menginjak pedal gas dan rem? Bagaimana kalau tidak sampai? Dia akan mati!

Jungkook memberikan isyarat tangan agar Hoseok yang berdiri tidak jauh darinya untuk mendekat. Hoseok sedikit membungkuk pada Jungkook yang sedang duduk di kursi kerjanya.
"Kau yakin dia bisa menjadi supirku?" Jungkook berbisik.

Hoseok bingung. Tapi ia mengangguk saja, menjawab pertanyaan bosnya.

"Tapi coba kau lihat kakinya. Aku meragukan kakinya."

Hoseok melirik kaki Jimin, yang sebenarnya pria mungil itu diam-diam berusaha memasang telinga. "Aku pikir itu bukan masalah, bos." sahutnya.

Jungkook terlihat ragu, tapi ia kemudian mengangguk. "Baiklah."

Hoseok tersenyum puas.

"Aku akan memotong gajimu kalau dia membuat kesalahan."

Senyum cerah Hoseok mendadak musnah saat mendengar ucapan dari Jungkook. Ia mengepalkan tangannya.

"Aku mengerti." kata Hoseok.

Kemudian Jungkook berdiri dan berkata, "Aku akan keluar sekarang."

👣👣👣

Pagi itu Jimin dipersilahkan duduk oleh seorang wanita cantik. Ia duduk di sofa, tidak jauh dari meja kerja wanita itu berada. Sebenarnya, Jimin merasa sangat gugup. Ini adalah pekerjaan yang sangat penting baginya. Ia tidak boleh membuat kesalahan, ia tidak boleh ceroboh. Kim Namjoon bilang Jeon Jungkook seseorang yang memperhatikan penampilan juga. Jadi, ia harus memperbaiki cara berpakaiannya. Maka, dengan menggunakan uang simpanannya yang hampir habis, Jimin membeli kemeja putih dan celana baru. Sebenarnya, saat itu Kim Namjoon yang menawarkan diri untuk membelikan kebutuhannya, tapi Jimin menolak. Ia masih punya harga diri, tentu saja.

Jimin berdiri ketika namanya dipanggil. Ia dipersilahkan masuk ke pintu berwarna coklat disana oleh wanita itu. Jimin membasahi bibirnya yang mengering ketika wanita itu membuka pintunya. Ada dua orang pria disana. Satu pria berdiri dengan senyum lebarnya yang ramah, satunya lagi sedang duduk dan menatap Jimin dengan marah. Entahlah, menurut Jimin tatapan pria itu tidak begitu menyenangkan. Dan Jimin yakin bahwa pria itu adalah Jeon Jungkook. Tentu saja, di mejanya tertulis tanda nama 'Presdir Jeon Jungkook' disana. Rasanya Jimin ingin sekali menghajar pria itu, tapi ia tidak ingin mengecewakan Kim Namjoon.

Jimin merasa sedikit tidak nyaman ketika Jungkook menatapnya. Dari atas rambut sampai ke bawah kakinya, lalu kembali ke atas lagi. Jimin bisa melihat Jungkook memberikan isyarat pada pria yang satunya. Mereka kelihatan sedang berbisik-bisik. Jimin berusaha mendengarkan, namun sia-sia, ia tidak dapat mendengarkan apapun. Sampai akhirnya Jimin mendengar suara Jungkook.

"Aku akan keluar sekarang." perintahnya.

Jimin heran. Ia bahkan belum memperkenalkan dirinya.

👣👣👣

Mobil yang ia bawa berjalan dengan mulus. Sejak pagi, bahkan sampai sekarang menjelang siang, Jimin tidak bersuara sama sekali. Ia hanya menyetir mobil, berhenti ketika Jungkook memerintahkan, menunggu Jungkook dan Hoseok ketika mereka menyelesaikan sesuatu yang tidak Jimin ketahui di salah satu gedung perusahaan yang mereka singgahi, lalu menyetir kembali ketika kedua orang itu tiba.

Menggunakan bantuan kaca spion tengah, Jimin melirik kedua orang dibelakangngnya. Ia melihat pria satunya sedang menjelaskan sesuatu dan Jungkook mendengarkan sambil melihat ponselnya. Jimin mengangkat bahu, itu bukan urusannya. Saat ini, ia hanya perlu mengantarkan kedua orang itu ke sungai Han, seperti yang diperintahkan Jungkook. Tapi, memangnya ada apa di sungai Han?

FF JiKook/KookMin "RUN"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang