PART 4

3.7K 340 43
                                    

       Alis Jung Hoseok berkerut. Ia melirik Jungkook yang duduk di sampingnya, sedang membaca lembaran-lembaran kertas yang baru saja diberikannya tadi. Lalu, melihat Jimin yang sedang menyetir di depan sana. Ia merasa heran. Sudah hampir dua minggu Jimin menjadi supir Jungkook dan sekitar dua kali pula pria mungil itu membuat bosnya menunggu. Tapi apa yang dilakukan Jungkook?
Bosnya itu tidak memecat Park Jimin!
Tidak ada satu pun supir Jungkook yang bekerja selama hampir dua minggu. Hanya Jimin. Untuk pertama kalinya. Dan Jungkook tidak memecat pria mungil itu ketika terlambat datang beberapa menit.

     Ketika Jimin memberhentikan mobilnya di parkiran gedung perusahaan milik Jungkook, ketiga orang itu segera turun dan memasuki lift menuju lantai lima belas, dimana ruangan Jungkook berada disana. Mereka berhenti di depan pintu coklat itu. Jungkook berbalik melihat Hoseok di belakangnya, lalu berkata "Hyung, kau menunggu di mejamu saja, ada yang ingin kubicarakan dengan Jimin-sshi."

"Ye?" Hoseok heran. Ia melirik Jimin, lalu kembali melihat bosnya. "Tapi, ada beberapa hal yang belum kujelaskan tentang laporan yang kau pegang itu."

"Kau bisa menjelaskannya nanti. Jadi kau bisa duduk di kursimu dan mengerjakan hal lainnya disana." sahut Jungkook sambil melirik meja kerja Hoseok yang tidak jauh dari sana. Lalu, tanpa menunggu tanggapan dari asistennya, Jungkook segera membuka pintu dan menyuruh Jimin untuk menyusul.

Hoseok heran. Ia bingung. Ada yang aneh dengan Jungkook, pikirnya.

👣👣👣

"Jadi... Apa yang kau dapatkan?" Jungkook terlihat lebih bersemangat duduk di kursi besarnya. Di depannya ada Jimin dengan wajah malasnya, mengeluarkan buku kecil dari balik saku jas hitam yang ia kenakan.

"IU-sshi makan cukup banyak hari ini-"

"Apa yang dia makan?" Jungkook menyela.

"Aku baru akan mengatakannya, jadi tolong kau santai saja, Jungkook-sshi." Jimin, sekali lagi dengan wajah malasnya berusaha untuk tetap sabar menghadapi bocah yang sedang kasmaran di depannya itu.
"IU-sshi makan udon dan tonkatsu. Dia juga meminum jus jeruk. Lalu memakan dua potong apel."

Jungkook tersenyum, mendengarkan setiap perkataan Jimin dengan rasa senang. "Syukurlah noona makan banyak. Aku takut dia sakit karena terlalu memikirkan tubuhnya akan gemuk."

Jimin hanya memaksakan senyuman sebagai tanggapan.

"Lalu... Apa dia terlihat bahagia hari ini?"

"Kenapa kau tidak menanyakannya langsung, Jungkook-sshi?! Coba kau hubungi saja dia, lalu tanyakan kabarnya."

Raut wajah Jungkook berubah marah saat mendengar perkataan Jimin, "Yah, kalau aku bisa, aku tidak akan membayarmu untuk mengikutinya."

Jimin memutar matanya. Ia lupa kalau bosnya adalah bocah pengecut yang menaruh perasaan pada artis bernama IU itu. Ia juga lupa kalau Jungkook bersedia mempekerjakannya sebagai supir dengan syarat ia harus mengikuti, lalu melaporkan kegiatan yang dilakukan oleh IU dan tidak boleh membocorkan rahasia bosnya itu yang menyukai IU secara diam-diam.
Jadi, saat Jimin tidak sedang mengantarkan atau saat sedang menunggu Jungkook menyelesaikan pekerjaannya, Jimin akan pergi mengikuti IU. Sama seperti saat makan siang tadi, ia harus rela makan siang di dalam mobil hanya karena menguntit IU.
Oh astaga, dia jadi penguntit sekarang?

Jungkook berdehem, menyadarkan Jimin dari lamunannya.

"Jadi... Menurutmu..." Jungkook terdengar ragu. "Menurutmu... Apa aku harus menghubunginya sekarang? Apa tidak apa-apa? Aku takut dia menjauh. Aku tidak ingin mengambil resiko."

Sekali lagi, Jimin memutar matanya. Ia benar-benar muak sekarang, namun Jimin berusaha bersikap sabar.
"Begini..." kata Jimin, dan Jungkook bersiap-siap fokus untuk mendengarkan. "Kalau kau khawatir dia akan menjauhimu, kenapa kau tidak memulainya secara perlahan. Maksudku, mengajaknya makan siang atau makan malam, tapi kau membicarakan masalah kerja sama yang kalian lakukan.. Yang seperti itu. Bagaimana menurutmu?"

FF JiKook/KookMin "RUN"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang