PART 6

2.7K 271 50
                                    

"Kim Taehyung adalah pemilik dari V's Collection. Kau pernah mendengar V's Collection?"

Jimin menggeleng sambil menatap Namjoon yang sedang mengemudikan mobilnya, pria berlesung pipit yang ingin mengantarkannya pulang saat ini setelah mereka bertiga menghabiskan kopi bersama di cafe sebelumnya.

"V's Collection memang hanya terkenal dibeberapa kalangan saja di Korea. Kebanyakan hanya artis, pejabat atau petinggi-petinggi saja yang membeli koleksi pakaian yang didesain oleh Kim Taehyung. Karena harganya bisa terbilang sangat mahal."

Jimin meneguk ludahnya dengan bersusah payah. Ia menatap kedepan, melihat jalanan namun pikirannya entah kemana saat mendengar penjelasan dari Namjoon.

"Ternyata dia sehebat itu. Lalu kenapa dia memilihku?" Jimin bergumam, dan Namjoon dapat mendengarnya dengan sangat jelas.

Pria berlesung pipit itu tersenyum, lalu ia berkata "Kim Taehyung adalah orang yang bisa melihat potensi dari diri orang lain. Dia memang suka bermain-main , tapi dia tidak akan main-main jika itu menyangkut V's Collection." Namjoon melirik Jimin sekilas, "Jadi Jimin-sshi, jangan terlalu merendahkan dirimu. Aku menyarankanmu untuk mengambil tawaran Kim Taehyung. Segera."

👣👣👣

Sudah dua hari sejak saat itu, saat Taehyung menawarkannya untuk menjadi modelnya dan Namjoon yang mengantarkannya pulang. Saat ini Jimin sedang berbaring di atas kasurnya sambil menatap langit-langit kamarnya, merenung. Lalu beberapa detik selanjutnya ia bangkit dari sana dan menatap dirinya di depan cermin yang memperlihatkan keseluruhan tubuhnya. Terlihat kaku, Jimin perlahan mulai bergaya di depan cermin, lalu tersenyum menjijikan dengan kedua tangan ia letakkan dipinggang.

"Aiisshhh, mengerikan!!!" ucapnya sambil mengacak-acak rambutnya sendiri.
"Apa yang dilihat Kim Taehyung itu dariku?" tanyanya heran. "Kakiku?" Jimin melirik kaki pendeknya yang berbulu. "Ah, tidak, tidak... Mungkin, mungkin wajahku?" katanya lagi sambil memasang ekspresi seksi yang berujung wajah mesum di depan cermin dengan lubang hidung yang membesar.
"AKH, SIAL! KIM TAEHYUNG ITU PASTI SEDANG MENGOLOK-OLOKKU!"

Jimin tidak percaya pada Taehyung, atau mungkin ia tidak percaya pada dirinya sendiri. Tapi ia percaya pada Kim Namjoon. Ia menghormati pria itu. Jadi apa yang harus ia lakukan sekarang?

👣👣👣

Sudah dua hari sejak Jungkook memecat Jimin. Sudah dua hari pula pria itu tidak nyenyak saat tidur. Sejujurnya, Jungkook merasa bersalah. Ia menyesal karena telah memecat Jimin. Bagaimana pun juga, Jimin adalah orang yang membantunya untuk mendekati Jieun. Apalagi ia mendengar dari Hoseok bahwa Jimin mengalami kecelakaan waktu itu, tepat saat Jimin terlambat menjemputnya. Kenapa ia tidak mendengarkan penjelasan Jimin dulu? Tentu saja karena Jungkook adalah orang yang keras kepala, ia tidak peduli dan tidak percaya pada orang lain. Baginya, alasan adalah alasan. Alasan adalah kata dimana seseorang bisa merangkai kalimat agar seseorang itu dapat dimaafkan, dan Jungkook benci itu. Ia tidak ingin mendengarkan alasan apapun.
Tapi kali ini berbeda, nyatanya Jimin benar-benar mengalami kecelakaan. Dan Jungkook ingin membawa Jimin kembali, kembali bekerja padanya. Tapi ia lebih mementingkan harga dirinya. Jungkook bukanlah orang yang akan mengambil kembali apa yang sudah ia buang. Harga dirinya sangat tinggi. Tapi ia tetap merasa bersalah. Jadi, dengan wajah yang lesu Jungkook menaiki lift. Ia ingin mencari angin segar sekarang. Jungkook menekan tombol lantai satu dan lift pun membawanya turun.

Suara lift berdenting dan segera terbuka. Jungkook keluar dari sana, masih dengan wajah yang sama. Ia tidak peduli dengan tatapan para pegawainya yang keheranan. Saat ini yang ia butuhkan adalah angin sore yang segar. Tapi saat Jungkook ingin keluar, ia menangkap sosok yang saat ini sedang ia pikirkan. Sosok mungil yang membuatnya merasa bersalah. Ada Park Jimin yang sedang duduk di sofa lobi perusahaannya.

Jungkook langsung memasang wajah datar. Ia sengaja berjalan lambat melewati sofa disana sambil melirik Jimin. Tetapi karena kepala pria mungil itu menunduk, alhasil Jungkook tidak terlihat olehnya. Dan Jungkook kesal. Ia kembali berbalik dan jalan di area sekitar sofa yang diduduki Jimin. Mondar-mandir disana seperti anak kecil yang butuh perhatian. Karyawan disana sampai kebingungan dibuatnya.

Jungkook geram. Kenapa harus ia yang melihat Jimin lebih dulu? Seharusnya Jungkook tinggal pergi saja dari sana, tapi ia juga ingin bicara pada Jimin, tapi ia juga gengsi. Ditambah lagi para pegawainya yang mulai melihatnya dengan tatapan aneh. Jadi apa yang harus ia lakukan sekarang?

"APA YANG KAU LIHAT?!" Bentak Jungkook pada salah seorang pegawainya. Ia benar-benar emosi sekarang. Dan suara besarnya itu akhirnya menyadarkan Jimin dari lamunannya.

"Ju..Jungkook-sshi..."

Jungkook langsung menoleh pada Jimin. Pria mungil itu sudah berdiri dari duduknya.

Jungkook berdehem, kembali memasang wajah datar. "Mau apa kau kesini?" tanyanya sok acuh.

Jimin salah tingkah. "Itu..aku sebenarnya-"

"Sudahlah. Aku sudah memaafkanmu. Kau bisa bekerja lagi padaku."

Jimin tercengang saat Jungkook memotong ucapannya. Dan apa kata pria itu? Bekerja lagi?

"Sekarang ambil mobil di parkiran. Aku ingin cari angin segar."

Jimin bingung, tentu saja. Tapi ia tetap mengerjakan apa yang Jungkook perintahkan padanya. Entah kenapa.

👣👣👣

Mereka berdua duduk di atas kap mobil. Menikmati kopi hangat yang mereka beli sebelumnya sambil menatap matahari sore di sungai Han. Keduanya tidak ada yang bicara selama beberapa menit. Masing-masing terdiam canggung.

"Itu..."

Jimin langsung menoleh saat mendengar suara Jungkook.
"Ya?"

"Itu.. aku.. aku minta..."

Jimin masih menunggu. Ia tidak tau kenapa Jungkook terlihat gugup.

"...aku.. aku mint-"

"Minta maaf, maksudmu?" potong Jimin. Jungkook langsung memutar kepalanya cepat. Ia mengangguk semangat.

Awalnya Jimin tersenyum, lalu tertawa karena melihat tingkah gugup Jungkook. Tertawa hingga matanya menghilang. Dan entah kenapa Jungkook suka melihatnya. Lucu, pikirnya.

Tapi ini aneh. Kenapa Jungkook tidak marah saat Jimin mentertawakannya?

"Haha.. maaf. Maaf aku tidak bermaksud mentertawakanmu." kata Jimin sambil berusaha menahan tawanya.

Tapi Jungkook justru menggeleng dan berkata, "Tidak masalah. Lagi pula aku suka."

"Apa?"

"Apa?" Heran Jungkook.

"Tadi kau bilang apa?"

"Memangnya aku bilang apa?" Tanya Jungkook. Ia juga tidak sadar apa yang ia katakan sebelumnya.

Jimin mengangkat bahunya. Anggap saja ia salah dengar.

"Jadi, apa yang kau lakukan selama dua hari ini? Kau belum bekerja di tempat lain, bukan?" Jungkook penasaran.

Jimin menggeleng. "Belum." katanya.
Sebenarnya Jimin ingin menemui Kim Namjoon saat itu. Ia sudah memutuskan akan menerima tawaran Kim Taehyung. Tapi, Jungkook justru mengajaknya untuk bekerja kembali.

"Kau mau bekerja padaku lagi, kan?" Jungkook bertanya. Nadanya terdengar seperti meminta.

Jimin terdiam. Ia bingung. Dan mau tidak mau ia harus memutuskannya sekarang.







>>>>>>>>

FF JiKook/KookMin "RUN"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang