3rd

219 12 3
                                    

Aku sih maunya kita temanan aja. Gak lebih itu aja sih, karena yang namanya sahabat jadi pacar. Kalau PUTUS belum tentu jadi sahabat lagi~anatasya putri~

Perempuan itu berjalan melewati koridor beberapa kelas untuk menuju kelasnya. Entah ini yang disebut buru-buru atau apa segalanya. Perempuan ini berjalan dengan sangat cepat seperti sedang ada yang mengejarnya dari jauh sana.

Perempuan itu meletakkan tasnya diatas meja dan langsung duduk di kursinya. Dia melirik kesampingnya dan ternyata teman sebangkunya belum datang. Dia menghela nafas dengan berat. Dia menatap langit-langit yang tidak begitu indah karena hanya ada cat putih dan beberapa lampu yg hidup dan ada juga lampu yang dimatikan.

Perempuan itu meraih benda persegi itu dari aras meja dan melihat pesan yang baru saja membuat notifnya berbunyi.

Dama panji
H

ey na, lo sudah ada di kelas ya?

Anatasya p.
Udah, emang kenapa?

Dama panji
Gak apa sih, cuma kalo misalnya lo masih di rumah mau gue jemput. Heheheh :D

Anatasya p.
Lain kali kalo mau pergi sekolah bareng bilang aja.

Dama panji
Yaudah, nanti gue lanjut di sekolah lagi ngomongnya, gue mau bawa motor dulu ya.

Anatasya p.
Oke:)

Perempuan itu mematikan ponselnya. Dia melihat ke arah pintu sudah cukup banyak murid yang datang. Tapi, temannya belum juga datang. Dia mengambil sebuah buku yang dia letakkan di dalam tasnya.

Buku itu bukan buku pelajaran melainkan hanya sebuah novel yang bisa membuat hari-hari sepinya menjadi bahagia.

Dia membaca lembar demi lembar cerita yang dia baca.

Seorang lelaki berdiri di depan pintu itu. Sangat jarang sekali dia datang sepagi ini. Biasanya, dia selalu datang ketika 2 menit bel sekolah berbunyi tapi kali ini. Lelaki itu sudah berdiri tepat di depan pintu.

"Hai ana."
Perempuan yang sedang membaca novel itu hanya melirik sebentar dan kembali membaca novelnya.
"Gue nyapa lo, tapi lo gak bales sapaan gue. Mau lo apa sih."
"Gue gak perlu lo sapa atau apapun itu. Lebih baik lo duduk aja di tempat duduk lo dan jangan ganggu gue."
"Galak amat."

Lelaki bertubuh tinggi itu dengan rambut yang selalu berantakan itu. Atau bisa disebut bad boy di kelas gue. Dia selalu bolos, selalu keluar masuk bk. Tapi, dia memiliki nilai yang bagus. Ya jelas saja nilai bagus, setiap ujian dia selalu minta contekan ke teman yang berada di sebelahnya. Sebut saja namanya ziandra abysta alzorif. Lelaki yang memiliki nama yang 180° berbalik sifatnya dari nama indah itu.

●○●

Seperti biasa, dama selalu duduk sebelah ana. Mereka hanya sebatas teman tapi kedekatan dan keakraban mereka sudah seperti pacaran. Apalagi seorang ana perempuan yang sangat susah untuk diajak bergaul. Apalagi untuj memecahkan bongkahan es yang ada di hatinya. Mungkin hanya dama yang berhasil melakukan itu. Sedangkan, lelaki lain hanya bisa menatap ana secara iri. Begitu juga perempuan lain. Melihat kedekatan ana dengan dama membuat perempuan yang melihat ingin mencabik-cabik muka ana.

Bel masuk kelas berbunyi. Tanda bahwa jam pelajaran akan dimulai. Mereka semua menunggu guru yang sudah lama sekali cuti karena harus pulang kampung tapi, guru itu sudah kembali lagi untuk mengajar para muridnya.

Suasana kelas tiba-tiba sunyi karena guru itu diikuti oleh satu perempuan cantik. Sepertnya dia murid pindahan.

"Hari ini kita kedatangan murid baru dia pindahan dari luar daerah namanya amanda wulan velisya. Ibu harap kalian bisa menerima teman baru kalian ini dengan senang hati."
"Manda kamu boleh duduk di sebelah ziandra." Ibu itu menunjuk ke arah meja ziandra dan kebetulan meja sebelahnya kosong. Perempuan itu pun mengikuti perintah ibu itu dan mulai duduk di sebelah ziandra.

Ziandra hanya melirik sebentar dan kembali fokus ke papan tulis. Zian emang tipe cowok bad boy tapi dia tahu ketika dikelas dia tidak boleh membuat keributan lagi pula dia salah satu tipe cowok yang tidak pernah memainkan perasaan cewek. Bukan berarti dia tidak memiliki pacar. Tapi nyatanya pacarnya sudah menjadi mantan 3 bulan yang lalu. Sampai sekarang, lelaki itu masih belum bisa move on dari mantannya baginya. Move on bukan berarti harus mendapatkan peralihan. Tapi baginya move on hanyalah satu hal dia harus ikhlas jika orang yang dia suka sudah bersama orang lain.

●○●

Mereka berdua selalu cocok dan tidak ada kata tidak cocok diantara mereka berdua. Mereka sama-sama baik yang lelaki ganteng dan yang perempuan cantik. Hal itu yang membuat lelaki ini masih betah sama perempuan itu walaupun hanya sebatas sahabat.

"Dama." Panggil seorang lelaki.
Dama pun melirik dan langsung mengangkat satu alisnya.
"Sini dulu." Ucap lelaki itu membuat dama mendekat. Kebetulan ana lagi pergi bersama nahla untuk ke kantin beberapa menit yang lalu.

"Ada apa zian?"
"Gue cuma mau nanya."
"Nanya apa?"
"Lo suka ya sama ana?" Ucapnya to the poin
"Kalau gue jawab iya kenapa kalo gue jawab enggak kenapa?"
"Enggak apa sih. Cuma gue saranin sama lo Jangan kasih harapan palsu ke dia kalo ujung-ujungnya lo jauhi dia. Hati cewek itu lembut jadi sekali lo sakitin dia bisa ingat itu sampe kapan pun."
Dama hanya menganguk tanda jika dia mengerti.

Dama berjalan menuju luar kelas dan berjalan ke arah kantin. Dia hanya merenungkan apakah yang dilakukannya kepada ana sudah terlalu berlebihan? Sampai-sampai temannya sendiri menuduhnya memberi harapan palsu ke ana. Mungkin benar dama suka sama ana tapi, dama tidak ingin berpacaran dulu. Dia ingin mengenal ana lebih jauh, sifat ana terlalu misterius dan ana bukan tipe cewek yang ingin berpacaran.

Sesampainya dikantin lamunan lelaki itu hilang dan lelaki itu kembali mencari perempuan bernama ana itu. Pada akhirnya iya menemukan perempuan itu sedang duduk berdua dengan sahabatnya dan mungkin bisa dibilang satu-satunya kawan dekat ana.

"Heii." Ucap dama sambil melambaikan tangan ke arah ana.
Ana mengangkat kepalanya dan melihat ke arah sumber suara dia tersenyum dan memanggil dama agar mendekat. 
"Lo udah lama ya nungguin gue na?"
"Enggak lama kok baru beberapa menit yang lalu santai aja."
"Gue boleh duduk disini." Sambil menunjuk kursi yang ada di depan ana dan kebetulan nahla duduk di samping ana jadi dama bisa memilih duduk di depan ana.
"Boleh." Dan tanpa perlu di beri kode atau apapun itu nahla pun sudah pergi dengan sendirinya dengan alasan ingin mencari rakha.
"Na gue duluan dulu ya. Gue mau cari rakha dulu."
Ana pun hanya bisa mengangguk dengan ucapan nahla. Yang hanya menyisakan ana, dama dan segelas jus buah naga di atas meja. Atau lebih jelasnya lagi jus milik ana.
"Na gue boleh nanya gak?"
"Nanya aja dama enggak apa. Emangnya lo mau nanya apa?"
"Gue mau nanya. Misalnya lo punya sahabat cowok ni Selain gue, terus tu cowok suka sama lo dan jika dia nembak lo bakal lo terima atau enggak?"
"Pertanyaan lo aneh ya dama. Tapi yaudah lh akan gue jawab. Aku sih maunya temanan aja. Gak lebih itu aja sih. Karena  yang namanya sahabat jadi pacar itu. Kalau PUTUS belum tentu bisa jadi sahabat lagi." Ucapnya sambil menekankan kata-kata putus.

Dan pada saat bersamaan dama hanya terdiam dia harus memikirkan kata-kata selanjutnya yang harus dia lontarkan ke perempuan ini. Karena perempuan ini bukan tipe perempuan pada umumnya yang suka  dengan cowok ganteng atau cowok keren tapi perempuan ini hanya menyukai lelaki yang benar-benar bisa menemaninya disaat dia lagi ada masalah maupun tidak ada masalah.

●○●

Hello pembaca DamAna semoga suka ya sama cerita ini. Oh iya ziandra itu baru muncul karena awalnya author mau buat cerita sendiri untuk ziandra tapi author pikir kenapa gak author gabung aja cerita DamAna dengan ZiandrAmanda lagi pula nama ZiandrAmanda itu author dapat dari teman author dan jika author harus buat baru cerita untuk ziandra itu terlalu memenuhi word author jadi karena author malas setengah mati oleh sebab itu kisah DamAna dan ZiandrAmanda author gabung

Jangan lupa follow ig
1st @multiaeka

2nd @akakoayuka

Just call me aka or don't call me my real name because in wp i want my name aka or ako not multia but in real my name is multia.

Author mau belajar bahasa inggris jadi biarkan aja.
-salam dari aka untuk DamAna-

[MSS]:1 My Ice GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang