5th

132 9 1
                                    

Karena aka sayang sama reader jadi author update ni cerita :)
#maafkanjikaakabanyaktypo

Dama
"Aka gue mau curhat:("

Aka
"Giliran ada butuh aja lo datang ke gue. Coba enggak ada butuh pasti pergi menghilang kek dia."

Dama
"Yang mau curhat itu gue. Kok lo yang malah curhat ke gue_-"

Aka
"Lo gak boleh curhat sebelum cerira lo selesai."

○●○
Gue sayang sama lo. Lo mau gak jadi pacar gue? -dama panji anjana-

Keadaan sekolah masih sepi. Hanya ada beberapa murid yang berkeliaran karena ini masih sangat pagi.
Perempuan itu berlari menuju kelasnya dan dia bertemu dengan seorang adek kelas yang lewat.

"Kak ada titipan untuk kakak." Ucapnya dengan sangat sopan dan dia memberikan setangkai bunga yang sangat indah.
"Makasih dek. Eh btw siapa yang ngasih?"
"Dia gak boleh kakak tau namanya."
Gue hanya melihat ke arah adek itu dan bunga yang diberi secara  bergantian.

Dia melihat sebuah kertas terselip di daun bunga itu. Cukup kecil sih kelihatannya.

Bunga ini indah kan? Seperti yang sedang membaca surat ini. Selalu indah untuk dipandang. Lo mau ngelanjutin misi ini enggak? Kalo lo mau. Lo harus cari clue keduanya di tempat yang paling malas lo kunjungi dulu.

Perempuan itu berfikir "tempat yang dulu sangat malas gue kunjungin itu kantin." Ucapnya dalam hati.

Perempuan itu berlari menuju kantin mencari lanjutan dari kertas itu. Dia menemukan sebuah balon berbentuk hati yang terikat dengan batu yang terselip sebuah kertas diantaranya.

Perempuan itu mengambil kertas itu dan membacanya dengan seksama.

Sepertinya cluenya tinggal satu lagi lah. Lo cuma perlu ketaman sekolah sekarang dan gak pake lama. Untuk menemukan kata-kata yang gue maksud. Oh iya balonnya dibawa ya jangan sampai peca jika masih ingin lanjut misinya.

Perempuan itu memiringkan kepalanya dan membawa kertas itu dan sebuah balon yang dimaksudnya tadi.

Sesampainya di taman dia tidak menemukan apapun dia harus mencari tahu apa misi selanjutnya agar dia bisa membacanya dengan jelas.

Dia menemukan sebuah surat yang sengaja ditempel kedinding putih polos di dekat taman itu.

Sebenarnya misi kali ini lo cuma perlu pecahin balon yang tadi gue suruh jaga jika masih ingin tahu kelanjutan ceritanya.

  Perempuan itu langsung mengambil jarum yang terletak. Di dekat surat tadi ditemukan, dan langsung memecahkan balon itu. Berhamburan  kertas yang keluar dari balon itu. Perempuan itu mendengus kesal karena hanya menemukan potongan kertas.

Dia pun langsung memungut kertas-kertad tersebut dan membuangnya ke tempat sampah di sisi taman. Dia berjalan ke tempat sampah itu dan menemukan sebuah kertas terselip.

aku kira kamu enggak akan buang sampah itu kesini dan kamu enggak akan nemuin surar ini. Tapi kalo kamu udah nemuin surat ini kamu bisa temuin aku kok di kelas kamu. Sekarang, aku sudah ada di kelas kamu. Menunggu kehadiran kamu.

Perempuan itu pun berjalan menuju kelasnya. Dia enggak tau dengan semua ini. Sampai-sampai dia menemukan punggung seorang lelaki yang menghadap ke belakang. Dia tidak bisa melihat wajahnya karena semua orang berada di dekatnya. Sampai ada seseorang yang memanggilnya.

"Anatasya putri."
Perempuan itu hanya terdiam karena ada seseorang yang memanggil namanya. Dia berbalik perlahan-lahan untuk melihat ke arah suara tersebut.
"Ana." Nama itu kembali disebut ketika perempuan itu telah menghadap ke arah sumber suara.
"Ana sebenarnya, sejak gue lihat lo, sejak gue kenal sama lo, dan sejak gue bisa dekat banget sama lo. Gue ngerasa gue sayang sama lo. Sayang gue ke elo lebih dari pada sekedar teman. Na lo mau gak jadi pacar gue?" Ucap lelaki itu tepat sasaran.

Wajah perempuan itu bersemu. Dia menatap lelaki itu sambil tersenyum malu. "Iya dam, gue juga mau jadi pacar lo." Ucap perempuan itu sambil tersenyum.

Dama mungkin sudah cukup lama menaruh hati ke ana. Dari pandangan pertama, cuma dia terlalu malu untuk mengungkapkannya pada saat itu.

○●○

Pelajaran sudah selesai.
Dama bilang dia mau mengantarkan ana pulang bukan karena ini hari pertama mereka pacaran. Tapi, karena itu sudah kebiasaan dama untuk mengantar ana pulang dengan motor kesayangan dama. Dama pun membawa helm khusus yang dia belikan untuk ana jika ingin menumpang motornya.

Mereka sangat serasih. Walaupun ana adalah perempuan dingin. Tetapi, dama berhasil mencairkan bongkahan es  yang ada di dalam dirinya. Ya... hanya dama. Hanya ke dama lah dia menjadi sangat rama. Sebelum dengan dama, dia hanya terdiam di kelas dan benar-benar anak anti sosial. Dia pun hanya mengenal beberapa orang.

"Na lo pake dulu ya helm nya." Sambil memasangkan helm itu ke kepala ana.

"Makasih dam."

Dama pun, mengeluarkan motornya dari parkiran yang sangat padat dan sempit itu. Awalnya dama menyuruh ana untuk menunggunya di depan pagar saja, tidak perlu ikut dama berdesak-desakan untuk mengambil motor. Tapi karena ana adalah orang yang sangat keras kepala, dia lebih memilih untuk mengikuti dama sampai ke tempat parkiran dari pada  di suruh menunggu di dekat pagar sekolah.

○●○
 
Follow
@multiaeka
Dan
@akakoayuka

Selamat membaca para readerku:)
salam manis dari aka:)

[MSS]:1 My Ice GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang